Pernikahan Yang Di Takdirkan

“Tapi bagaimana kamu tahu?”

Tanya Jenna tentu merasa terkejut dengan pernyataan Zavey, Zavey kemudian menjelaskan ketika Lysandra di periksa oleh dokter lalu saat Lysandra meminta penjaga untuk membelikan test pack.

Jenna terdiam mendengar penjelasan Zavey, tapi kenapa kakaknya tidak memberitahunya? Apa mungkin kakaknya takut?

“Lebih baik kakakmu pulang saja.”

Ucap Zavey, lagi lagi Jenna tak menjawab, ia masih memikirkan tentang kakaknya, melihat itu Zavey pun segera mengangkat tubuh Jenna membawanya ke dalam kamar.

Sedangkan Lysandra saat ini tengah khawatir begitu melihat hasil test pack nya, garis dua yang menyatakan bahwa ia positif hamil, tentu saja ia khawatir lantaran ia belum menikah, terlebih lagi ia mengandung anak Kevin.

“Jika mama dan papa tahu aku pasti akan di usir.”

Gumam Lysandra benar benar tidak bisa berhenti memikirkan hal ini, itulah sebabnya ia tidak ingin dibawa ke rumah sakit lantaran ia sudah memiliki firasat bahwa kemungkinan ia hamil, dan ia juga beluk berani untuk memberitahu Jenna tentang kehamilan nya.

Pagi pun tiba, Jenna tengah merapikan dasi Zavey sebelum pria itu berangkat bekerja.

“Akan ku usahakan pulang cepat.”

Ucap Zavey sebelum akhirnya memasuki mobilnya, Jenna hanya mengangguk lalu melambaikan tangannya, sedangkan Lysandra yang baru saja mendaratkan bokongnya di kursi hanya menatap Jenna dan Zavey.

“Jenna.”

Ucap Lysandra, Jenna menoleh lalu segera menghampiri kakaknya, ia berusaha untuk terlihat biasa saja dan tak ingin menanyakan apapun pada kakaknya sebelum kakaknya memberitahunya tentang kehamilan nya.

“Zavey akan pulang terlambat?”

Tanya Lysandra, sedikit banyaknya ia mendengar percakapan Jenna dan Zavey sebelumnya, Jenna menganggukkan kepalanya lalu mengambil roti di depan nya.

“Kenapa? Kakak ingin mengatakan sesuatu?”

Tanya Jenna, Lysandra diam sejenak lalu menggelengkan kepalanya, ia masih belum siap memberitahu Jenna tentang kehamilan nya, sedangkan Zavey yang baru tiba di kantor sudah di suguhkan dengan begitu banyak pekerjaan yang tertunda hingga membuatnya tak memiliki waktu untuk menatap ponsel.

Sedangkan Jenna yang baru saja masuk ke dalam kamarnya tiba tiba mendapat telepon dari mama mertuanya yang ingin berkunjung ke rumah nya, hal itu tentu saja membuat Jenna panik mengingat kakaknya masih ada di rumah mereka.

“Jenna saja yang ke rumah mama, lagi pula Jenna sudah lama tidak mampir.”

Ucap Jenna, hal itu tentu saja tidak membuat Zoya curiga sedikitpun, karena memang Jenna sudah lama tidak ke rumah nya, Jenna segera bersiap siap menuju rumah mertuanya, tak lupa ia pamit pada Lysandra sebelum pergi.

“Kalau butuh apapun kakak bisa minta bantuan ke bik Surti atau bik Inah ya.”

Ucap Jenna lalu segera pergi menggunakan taksi, sedangkan Lysandra hanya melambaikan tangannya pada Jenna lalu kembali ke dalam kamarnya, namun tatapan nya tertuju pada kamar Zavey dan Jenna, kakinya mulai melangkah menuju kamar Zavey dan Jenna.

Ia kemudian membuka pintu lalu masuk ke dalam, Lysandra menatap sekeliling, tak ada yang istimewa bahkan tak ada foto pernikahan mereka, hingga tatapan nya tertuju pada sebuah foto yang ia kenali.

“Ini fotoku dan Zavey, tapi kenapa ia memajang foto ini?”

Gumam Lysandra, ia menatap foto itu tanpa ia sadari, bibir nya tersenyum tipis entah mengapa ia merasa senang melihat foto itu di pajang di sana, ia kemudian berjalan menuju walk-in closet, ia menatap pakaian milik Jenna dan Zavey di sana.

Ia kemudian mengambil dress mini milik Jenna, lalu mencoba nya tanpa seizin Jenna.

“Dress ini lebih cocok denganku.”

Lysandra membatin, entah sadar atau tidak dengan ucapan nya namun tentu saja ia tidak pantas mengatakan hal itu, sedangkan Jenna yang baru saja tiba di rumah mertua nya di sambut dengan hangat oleh Zoya.

Zoya memeluk erat Jenna karena memang sudah sangat merindukan menantunya itu, Zoya dan Jenna kemudian menghabiskan waktu bersama dengan memasak lalu mengobrol tentang Zavey.

“Kamu tahu? Mama sangat senang ketika kalian pergi ke tempat favorite kami.”

Gumam Zoya, Jenna tersenyum begitu menyadari yang mama nya maksud adalah rumah pondok yang pernah ia dan Zavey datangi.

“Zavey pernah bilang akan mengajak wanita yang dia cintai ke tempat itu, jadi ketika Zavey bilang membawamu kesana, mama sangat senang.”

Jelas Zoya, Jenna tentu saja terkejut mendengar penjelasan mama mertuanya itu, jadi itu artinya Jenna adalah wanita yang Zavey cintai?

“Tapi, Zavey belum pernah mengatakan jika dia mencintai Jenna, apa Jenna paksa saja ma?”

Ucap Jenna tentu saja diiringi gelak tawa, Zoya pun ikut tertawa mendengar ucapan Jenna.

“Kamu tahu Zavey bukan tipe pria yang banyak bicara, namun ia akan membuktikan nya dengan perbuatan nya.”

Jelas Zoya, Jenna menganggukkan kepalanya memang benar Zavey tidak begitu banyak bicara namun selama menikah dengan Zavey, Jenna selalu diperlakukan dengan sangat baik oleh pria itu.

“Kamu tahu? Sebenarnya Zavey sudah menyukaimu sejak lama.”

Bisik Zoya membuat Jenna terkejut, ia juga sempat meragukan perkataan mertuanya jika saja Zoya tidak memperlihat kan beberapa bukti foto Jenna yang diam diam Zavey simpan.

“Lihat foto pohon ini, kamu lihat ada kamu di sana, lalu lihat ke belakang foto ada namamu dan juga tanggal foto itu di ambil.”

Jelas Zoya lagi lagi membuat Jenna terkejut, ia benar benar tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya begitu mengetahui jika cinta nya tidak bertepuk sebelah tangan selama ini.

“Dia memang sangat handal dalam menyembunyikan perasaan.”

Jenna membatin, ingin sekali ia memarahi Zavey karena sudah menyembunyikan hal ini darinya, hingga sore pun tiba, Jenna kemudian memilih untuk segera pulang dari rumah mama mertuanya lantaran tak ingin Zavey pulang lebih dulu lalu tak menemukan keberadaan nya dirumah meskipun ia sudah memberitahu Zavey jika ia kerumah mamanya.

“Aku akan segera pulang.”

Jenna mengirim pesan singkat pada Zavey yang tengah sibuk di kantor, namun tak lama kemudian ponselnya berdering, Jenna mengerutkan keningnya ketika melihat nomor telepon rumah nya.

“Jenna? Kau sudah pulang?”

Tanya Lysandra yang menghubungi Jenna menggunakan telepon rumah.

“Aku sedang di perjalanan kak.”

Ucap Jenna.

“Apa kakak boleh minta bantuanmu? Kakak baru saja menghubungi telepon di rumah, mereka bilang mama dan papa sedang tidak dirumah, apa kau bisa ke rumah lalu mengambil beberapa pakaian kakak?”

Ucap Lysandra, mendengar itu tentu Jenna sedikit ragu namun ia tidak bisa menolak lalu menyetujuinya, namun sialnya ia tak sempat memberitahu Zavey lantaran ponselnya kehabisan daya.

“Aku hanya harus mengambil beberapa pakaian kak Lysandra lalu segera pulang.”

Jenna membatin sepertinya itu tidak butuh waktu lama, selagi ia tidak bertemu dengan mama atau papa nya.

Sedangkan Zavey yang baru saja membaca pesan Jenna memilih untuk segera pulang, beruntung ia tak terlalu lama menyelesaikan pekerjaan nya jadi ia bisa pulang lebih cepat.

Tak butuh waktu lama baginya untuk tiba di rumah, ia segera masuk ke dalam kamarnya yang gelap namun ia bisa melihat Jenna yang berdiri di depan Jendela seraya menatap ke luar.

Dengan langkah pelan, Zavey menghampiri Jenna lalu memeluknya dari belakang untuk mengejutkan nya.

“Aku merindukanmu.”

Bisik Zavey seraya menyandarkan dagunya di bahu Jenna namun seketika keningnya berkerut kala menyadari jika tubuh Jenna sedikit lebih berisi dari biasanya, ia kemudian melepaskan pelukannya lalu menarik tangan wanita itu.

“Lysandra? Apa yang kau lakukan disini?!! Di mana Jenna?!”