NovelToon NovelToon
Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Kontrak Cinta Di Bangku SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Nikah Kontrak
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

Alya, siswi SMA berusia 17 tahun dari keluarga miskin, tak pernah menyangka niat baik menolong pria tak dikenal justru membuatnya dituduh berzina oleh warga. Pria itu ternyata kepala sekolahnya sendiri. Reihan, 30 tahun, tampan dan terpandang. Untuk menyelamatkan reputasi, mereka dipaksa menikah dalam kontrak.
Kini, Alya menjalani hidup ganda: murid biasa di siang hari, istri kepala sekolah di balik pintu rumah.
Tapi mungkinkah cinta lahir dari pernikahan yang tak pernah diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 22

Mobil hitam itu melaju tanpa suara berarti, hanya dentuman halus ban menghantam aspal yang terdengar. Sejak insiden rem mendadak tadi, Alya memilih menatap lurus keluar jendela, meski sebenarnya hatinya masih bergemuruh.

Rehan melirik sekilas, menyadari wajah istrinya yang dingin seperti batu. Rahang Alya sedikit mengeras, bibirnya terkatup rapat. Dia tahu, perempuan itu sedang menahan sesuatu.

Beberapa menit kemudian, mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah.

Rehan mematikan mesin, namun tidak langsung melepas sabuk pengamannya.

“Alya.” panggilnya pelan.

Alya tidak menoleh.

Rehan menghela napas, lalu meraih dagu istrinya dengan satu tangan, memutar wajah itu agar menatap ke arahnya. Mata mereka akhirnya bertemu, mata Alya yang penuh amarah dan mata Rehan yang mencoba menahan ego.

“Maafkan aku…” suaranya terdengar tulus, meski masih ada nada posesif di baliknya.

“Aku nggak berniat mengancam mu. Aku cuma mau kamu tahu, aku benci melihatmu dekat dengan laki-laki lain.” Jemarinya masih menahan lembut dagu Alya.

“Kamu istriku, Alya.”

Alya menarik napas dalam, menahan diri untuk tidak membalas ucapan itu. Ia hanya diam, membiarkan tatapan Rehan menelusuri wajahnya.

Melihat tidak ada reaksi, Rehan tiba-tiba memajukan wajahnya. Ciuman sekilas mendarat di kening Alya. Sebelum gadis itu sempat mengelak, bibirnya berpindah ke pipi, lalu berhenti di bibirnya, singkat, tapi cukup membuat Alya terdiam membeku.

Rehan menarik diri, matanya menatap dalam-dalam.

“Aku harap kamu mengerti perasaanku,” ucapnya lirih namun tegas.

Alya menelan ludah. Ada sesuatu di dadanya yang bergejolak, antara marah, kesal, dan, entah kenapa sedikit goyah. Ia membuka pintu mobil tanpa menoleh lagi, lalu berjalan cepat menuju gerbang.

Begitu pintu mobil di sebelahnya tertutup, Rehan menarik napas panjang, menatap sebentar ke arah gerbang tempat Alya menghilang di balik dinding sekolah. Ada desir halus di dadanya, rasa sesak yang sulit dijelaskan.

Ia menyalakan mesin dan menjalankan mobilnya pelan. Jalanan pagi itu ramai, namun pikirannya justru penuh oleh bayangan wajah Alya. Wajah itu, yang selalu terlihat dingin saat menatapnya.

Senyum tipis terbit di bibirnya, bukan karena bahagia, tapi sebagai tameng. Ia sudah terbiasa menutupi segala rasa sakit dengan senyum, apalagi di depan orang lain. Hanya saja, saat sendirian seperti ini, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri.

Rehan tahu, dulu ia melakukan banyak kesalahan. Kata-kata tajam, sikap egois, bahkan tindakan yang melukai hati Alya. Semua itu membentuk dinding tebal di antara mereka. Dinding yang kini terasa hampir mustahil ditembus.

Tangannya mengetuk setir perlahan, seolah sedang berpikir keras.

"Alya…" gumamnya lirih.

"Aku tahu kamu belum bisa buka hati untukku. Tapi aku nggak akan nyerah."

Mobil itu melaju ke arah sekolah elit tempat ia bekerja sebagai kepala sekolah, namun Rehan tetap larut dalam pikirannya. Setiap kali mengingat senyum Alya yang jarang sekali muncul untuknya, ada dorongan kuat di hatinya untuk terus mencoba. Ia tahu, cinta tidak bisa dipaksa, tapi ia juga percaya, hati yang tertutup bisa luluh, jika terus dijaga dan diperjuangkan.

Sampai di perempatan, Rehan kembali tersenyum tipis. Kali ini bukan sekadar menutupi rasa sesak, tapi senyum kecil penuh tekad.

“Suatu hari… kamu akan sadar, Alya. Kalau cuma aku yang akan bertahan di sisimu, apa pun yang terjadi.”

...

Rehan duduk di kursi kulit hitamnya, di balik meja besar yang dipenuhi tumpukan berkas. Ruang kepala sekolah itu sunyi, hanya suara halus gesekan pena dan detik jam dinding yang terdengar. Matanya fokus pada lembar persetujuan program sekolah, namun pikirannya masih sempat melayang ke Alya.

Tiba-tiba, getaran ponsel di sudut meja memecah kesunyian. Layarnya menyala, menampilkan nama Bayu. Rehan mengerutkan kening, Bayu tidak akan menelepon kecuali ada urusan penting.

Ia mengangkat ponsel, suaranya datar.

“Hallo.”

“Hallo, Tuan…” suara Bayu terdengar tergesa, bahkan sedikit gemetar.

“Gawat, Tuan.”

Alis Rehan terangkat, tapi nadanya tetap dingin.

“Ada apa?”

Bayu menarik napas seperti sedang menyiapkan diri.

“Nyonya besar, akan datang ke apartemen sore nanti.”

Rehan terdiam sesaat. Hanya suara napasnya yang terdengar di ujung sana. Matanya menatap kosong pada berkas di depannya, namun pikirannya langsung berputar cepat.

Ia menghela napas panjang, berat, seolah mencoba mengusir beban yang tiba-tiba menindih dadanya. Kedatangan ibunya bukan sekadar kunjungan biasa, itu selalu berarti serangkaian pertanyaan, tekanan, dan tatapan tajam yang mampu membuat siapa pun merasa kecil.

Dan yang membuatnya semakin tertekan… ia belum siap. Belum siap mengatakan yang sebenarnya tentang pernikahannya dengan Alya.

“Baiklah.” Suaranya tetap datar, tapi matanya mengeras.

“Nanti sore sebelum Mama datang, aku pastikan sudah ada di apartemen.”

“Siap, Tuan,” jawab Bayu cepat, sebelum panggilan terputus.

Rehan meletakkan ponsel pelan di meja, lalu menyandarkan tubuh ke kursinya. Ia memejamkan mata sebentar, mencoba meredam gejolak di dadanya.

“Ini akan jadi sore yang panjang.” gumamnya lirih.

Tangannya meraih pena kembali, namun fokusnya sudah buyar. Tumpukan berkas di depannya kini terasa seperti benteng tinggi yang menghalangi pikirannya dari satu hal yang paling ia takuti. reaksi ibunya saat tahu kebenaran tentang Alya.

1
partini
ehhh laki laki ga tegas cuma di ancam di tarik dah loyo melempem,,jangan mempermainkan hubungan itu ga bagus NGAB
Maret x Kakashi
Semangat updatenya , menarik ceritanya 👍
Mamah dini
kayaknya c Reihan agak sakit jiwa deeehhh, tadinya benci Alya e..,.h sekarang jth cinta, TPI.... wajar kali ya , sebab TDI nya menghina duluan sekarang kayak bucin
Mamah dini
aduh yg LGI ke bakar cemburu , sudah mulai jatuh cinta pak Reihan , Alya cantik kan , GK mungkin seorang kepala sekolah sebegitu cemburu nya kalau isrtinya GK menggemaskan
Mamah dini
itu pak Reihan mengakuinya , TPI kenapa bilang Alya jelek berjerawat hitam LGI mungkin selera bp ada di diri Alya ya pak makanya jgn menghina duluan tuh makan omongan sendiri.
Mamah dini
ooh ternyata kepala sekolah Alya telah jatuh cinta kali,, katanya GK selepel ko bisa sekacau itu atau..... ke tagihan ya mau lagi dgn muridmu eh istrimu he he GK salah ni....
Mamah dini
sekolah apa coba , liat murid yg di kerjain gitu masa gurunya GK respon,, ah bener2 sekolah GK punya etika, kalau begitu pindah aja Alya , maksain sekolah di situ juga bikin hatimu GK tenang selalu di pandang rendah ayo Al pindah aja
Mamah dini
katanya GK cinta TPI gampang banget ada desiran aneh nya , gimana sih pa
Mamah dini
kenapa Alya GK pulang aja biar hari itu MH bolos dulu, ya pantes temen2mu bilang ,, TPI benerkan apa yg mereka bilang , ko kmu maksa aja ke kelas walaupun kmu orang miskin katanya kan harus punya harga diri juga al , mampir thor
yumi chan
thor bt aja aliya pergi jauh thor..biarlh aliya mndpt kbbasn...seandsiya slita hlim..pertkn alira di saat dia sukes dn punyk ank2 kmbr..dn bt wnita yg di jdhkn sm reyhan gk bisa hml thor hhh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!