( Musim Ke 2 : Perjalanan Menjadi Dewa Terkuat )
Setelah menepati janjinya yang tersisa pada Sekte Langit Baru dan Tetua Huo, Tian Feng tidak lagi bersembunyi. Didorong oleh sumpah pembalasannya, ia memulai perburuan sistematis terhadap Aula Jiwa Bayangan. Bersama Han Xue dan Ying sebagai mata-mata utamanya, mereka membongkar satu per satu markas rahasia Aula Jiwa Bayangan, bergerak seperti dua hantu pembalas dendam melintasi Benua Tengah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 311
Satu bulan telah berlalu sejak Tian Feng memasuki pengasingan tertutup di Puncak Yin-Yang.
Bagi Akademi Qing Yun, ini adalah bulan terpanjang dalam sejarah mereka. Di bawah perintah rahasia Lin Hao, seluruh akademi berada dalam kondisi siaga tertinggi. Feng Xuan, Jian Wuchen, dan Han Xue mengubah Paviliun Naga Tersembunyi menjadi benteng militer, mengawasi setiap bayangan, mengantisipasi serangan balasan dari Aula Jiwa Bayangan yang tidak kunjung datang.
Mereka tidak tahu bahwa musuh mereka juga sedang menunggu. Menunggu gema dari kematian Tetua Pertama mereka. Menunggu perintah dari Master Aula mereka yang tersegel.
Di dalam Kolam Roh Yin-Yang yang sunyi, Tian Feng melayang di tengah magma emas (Kolam Yang). Di hadapannya, Inti Dou Sheng Puncak yang telah dimurnikan berputar perlahan, memancarkan energi murni yang luar biasa.
Selama sebulan penuh, ia tidak langsung menyerapnya. Ia menggunakan energi murni dari kolam untuk menstabilkan dan memoles ranah Ban Sheng Puncak-nya, mempersiapkan meridiannya untuk guncangan yang akan datang.
Kini, ia siap.
"Ini gila, Tuan Muda," suara Xu Zhao bergema dari luar gua, di mana ia berjaga bersama Lin Hao. "Menyerap inti Dou Sheng Puncak secara langsung... ini akan membunuhmu atau menjadikanmu dewa."
"Aku sudah mati sebelumnya," jawab Tian Feng dalam hati.
Ia membuka matanya. Api Naga Surgawi merah keemasan menyala di telapaknya. Ia tidak menarik energi inti itu. Ia menelannya.
Ia menarik Inti Dou Sheng Puncak itu ke dalam Dantian samudra-nya.
BOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOM!
Sebuah matahari meledak di dalam tubuh Tian Feng. Energi yang cukup untuk menghancurkan sebuah benua kecil kini mengamuk di dalam meridiannya. Meridian Naga Surgawi-nya, yang ditempa dari esensi Dou Sheng, menjerit di bawah tekanan itu.
"Kendalikan,! Gunakan fisikmu!" raung Xu Zhao, merasakan fluktuasi yang mengerikan.
Tian Feng mengertakkan gigi. Ia tidak membiarkan energi itu mengalir begitu saja. Ia mengaktifkan Wujud Sejati Naga Abadi (Fisik Tingkat 10). Tubuh Dou Di-nya bertindak sebagai tungku.
Energi Dou Sheng Puncak yang liar itu dipaksa masuk ke dalam Jantung Naga Abadi-nya. Di sana, energi itu dihancurkan, dimurnikan, dan ditempa ulang oleh kekuatan fisik Dou Di.
Proses itu adalah siksaan. Tapi kemudian, sesuatu yang ajaib terjadi.
Energi Dou Sheng Puncak yang telah dimurnikan itu mulai menyatu dengan lautan Dou Qi Ban Sheng Puncak miliknya. Dua kekuatan yang tadinya terpisah kekuatan fisik Dou Di murni dan kekuatan spiritual Ban Sheng murni kini dipaksa menyatu oleh katalis Inti Dou Sheng Puncak.
Dua sungai yang berbeda bertemu, menciptakan tsunami.
KRAKKKK!
Sebuah belenggu yang tak terlihat, belenggu terakhir yang memisahkannya dari alam dewa fana, hancur berkeping-keping.
Pada saat itu, seluruh Akademi Qing Yun bergetar.
Langit di atas Puncak Yin-Yang robek. Awan-awan emas yang tak terhitung jumlahnya berkumpul, membentuk pusaran raksasa. Raungan naga yang agung terdengar dari sembilan surga. Kelopak-kelopak bunga emas mulai turun dari langit, dan musik surgawi yang samar terdengar.
"Fenomena... Fenomena Surgawi!" seru seorang Tetua Agung, menatap ke langit dengan ngeri. "Seseorang... seseorang sedang menerobos ke ranah Dou Di!"
Di dalam Kolam Yin-Yang, Tian Feng meraung. Rambut hitamnya kembali berubah, kini menjadi merah darah yang menyala-nyala, memancarkan aura agung yang tak terlukiskan. Auranya tidak lagi terpisah. Fisik dan Jiwa kini telah menjadi satu.
Ia membuka matanya. Di dalamnya, bukan lagi api merah keemasan, melainkan galaksi emas murni yang berputar.
Ia telah berhasil. Ia telah melangkah melewati ambang batas. Ia bukan lagi Ban Sheng Puncak. Ia adalah Dou Di, Bintang Satu sejati.
Di luar gua, Lin Hao dan Xu Zhao menatap pilar cahaya keemasan yang menembus langit itu dengan campuran kekaguman dan kengerian.
"Dia berhasil," bisik Xu Zhao, gemetar.
"Ya," kata Lin Hao, wajahnya pucat. "Dan dia baru saja menyalakan suar terbesar di seluruh Dunia Fana."
Di Penjara Nether Abadi, Master Aula yang tersegel membuka matanya yang merah menyala. Di Alam Abadi, Patriark Xue Yuan dan Zu Han menoleh ke arah Dunia Rendahan. Di Alam Naga, Tao Ti merasakan tahta di belakangnya bergetar hebat.
Seluruh dunia kini tahu. Seorang Kaisar baru telah lahir. Dan dia berada di Akademi Qing Yun.
