NovelToon NovelToon
HIGANBANA NO FUKUSHU

HIGANBANA NO FUKUSHU

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Dokter / Bullying dan Balas Dendam / Sugar daddy
Popularitas:190
Nilai: 5
Nama Author: IΠD

Setelah orang tuanya bunuh diri akibat penipuan kejam Agate, pemimpin mafia, hidup siswi SMA dan atlet kendo, Akari Otsuki, hancur. Merasa keadilan tak mungkin, Akari bersumpah membalas dendam. Ia mengambil Katana ayahnya dan meninggalkan shinai-nya. Akari mulai memburu setiap mafia dan yakuza di kota, mengupas jaringan kejahatan selapis demi selapis, demi menemukan Agate. Dendam ini adalah bunga Higanbana yang mematikan, menariknya menjauh dari dirinya yang dulu dan menuju kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IΠD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

First Target

Malam telah tiba, dan kota metropolitan diselimuti oleh lampu neon dan hiruk pikuk.

​Mobil BMW M8 Competition hitam milik Indra berhenti di depan sebuah klub malam yang selalu ramai. Musik bass berdentum kencang, dan antrian panjang terbentuk di depan pintu, dipenuhi orang-orang yang ingin melupakan masalah mereka dalam kegelapan.

​"Ini target pertama kita, Akari," kata Indra, mematikan mesin. "Tempat ini dimiliki oleh salah satu capo kecil AgateX. Tempat dia sering bersenang-senang, dan menyimpan ledger kotornya."

​Indra menoleh ke Akari. Meskipun Akari mengenakan pakaian gelap untuk menyamarkan diri, ia tetap terlihat muda.

​"Kau yakin kau masuk?" tanya Indra, nada suaranya terdengar profesional. "Meskipun kau sudah setahun berlatih, kau masih gadis muda. Tempat ini penuh dengan predator yang mencari kelemahan."

​Akari memegang tas kecil di pangkuannya—tas yang berisi katana ayahnya. Ia menatap ke pintu masuk yang berkilauan. Ekspresinya tenang, tanpa rasa takut.

​"Saya lebih dari yakin, Goto-san," jawab Akari dengan percaya diri. "Mereka melihat saya sebagai gadis muda yang lemah. Itu adalah kesalahan pertama mereka. Kelemahan adalah apa yang mereka lihat, tapi itu adalah kekuatan saya."

​Akari membuka pintu mobil, siap melangkah ke dalam kekacauan. Ia tidak lagi mencari perlindungan; ia mencari balas dendam.

Melihat tekad Akari, Indra menghela napas, senyum sinisnya kembali.

​"Baiklah, Higanbana," gumam Indra. "Jangan salahkan aku jika kau terlihat seperti cosplayer yang hilang."

​Indra tidak menyangka dirinya menjadi babysitter. Ia keluar dari mobil, tetapi menjaga jarak, memberikan Akari ruang untuk bergerak. Ia berjalan masuk, mengikuti Akari dengan jarak agak jauh, mengamati setiap sudut klub itu.

​Akari, dengan Katana ayahnya yang tersembunyi di dalam tas ransel di punggungnya, mendekati pintu masuk. Penampilannya yang sangat muda dan kaku di tengah keramaian segera menarik perhatian.

​Akari digoda oleh beberapa preman yang menjaga pintu masuk.

​"Hei, cantik," sapa salah satu preman dengan senyum menjijikkan. "Kamu sendirian? Mau bermain dengan kami?"

​Akari hanya diam, matanya yang tajam memindai mereka. Ia langsung bertanya pada targetnya.

​"Aku mau bertemu Haruna," ujar Akari dingin.

​Para preman itu tertawa terbahak-bahak.

​"Bos cantik kita tidak ada di sini, Nak! Dia tidak ada di sini! Hei, apakah gadis muda ini pegawai baru yang direkrut Haruna? Terlalu muda untuk klub ini!"

​Indra, yang mendengar percakapan itu dari kejauhan, segera bergerak. Ekspresinya yang tadinya dingin berubah menjadi ramah dan santai—sebuah penyamaran yang sempurna.

​Mendengar itu, Indra bisa menyimpulkan jika Haruna memperkerjakan gadis muda di klub malam ini, mungkin sebagai umpan atau operator. Indra segera mengikuti alur mereka.

​"Maaf, kawan-kawan! Aku terlambat," sela Indra dengan senyum lebar, seolah-olah dia adalah pelanggan VIP. "Aku datang bersama gadis ini (menunjuk Akari) dan ingin menikmati klub kalian. Aku dengar tempat ini yang terbaik!"

​Indra mengeluarkan beberapa lembar uang dari dompetnya dan menyisipkannya ke tangan preman itu. Seketika para preman bangga karena mengira mereka adalah pelanggan penting yang direkomendasikan, atau bahkan pasangan baru yang ingin bersenang-senang.

​"Tentu saja, Tuan! Silakan masuk! Nikmati malam Anda!"

​Mereka mempersilahkan mereka masuk tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Akari dan Indra kini telah menyusup ke jantung sarang Agate yang pertama. Perburuan telah dimulai.

Di dalam klub malam yang bising, Akari dan Indra berjalan menyusuri kerumunan yang menari dan tawa yang memabukkan. Indra mengamati setiap detail: kamera keamanan, pintu keluar, dan pria-pria berjas yang bertindak sebagai keamanan.

​Sambil berjalan bersama, Akari berbisik di tengah dentuman musik.

​"Saya tahu Haruna tidak ada di klub ini, Goto-san. Mereka mengatakannya di luar."

​"Tentu saja dia tidak ada. Dia terlalu berharga untuk nongkrong di sini," balas Indra, matanya menyipit saat mengamati tangga menuju area VIP. "Jadi, apa rencanamu? Ingin mengamuk di sini agar membuat Agate menyadari jika ada ancaman dan mereka bergerak?"

​Akari menoleh, ekspresinya dingin.

​"Mengamuk itu tidak efisien, Goto-san," jawab Akari dengan dingin. "Itu membuat kita terlihat bodoh dan mudah dilacak. Saya datang untuk ledger mereka, buku catatan yang berisi nama-nama penting dan alamat mereka."

​Akari menjelaskan bahwa capo kecil Agate yang bertanggung jawab atas pinjaman di distrik ini pasti ada di area VIP, dan dia pasti memiliki catatan transaksi penting.

​"Baiklah, kita butuh gangguan besar untuk membuat capo itu panik dan mencari tempat aman," kata Indra, mengangguk. Ia meraih segelas minuman di meja yang dilewati dan meminumnya hingga tandas.

​"Karena mengamuk itu tidak efisien, aku punya ide yang jauh lebih baik," ujar Indra, kini dengan senyum nakal yang ia tunjukkan saat masih menjadi detektif.

​"Aku akan mengambil alih. Aku akan berpura-pura mabuk dan membuat kekacauan."

​Indra menyeringai, "Aku akan menjadi gangguan yang tidak efisien, dan kau akan menjadi pembalas dendam yang efisien. Kau pergi ke area VIP dan cari ledger itu. Jangan bunuh siapa pun. Cukup lukai agar mereka diam."

​Indra kemudian mulai terhuyung-huyung, melangkah ke tengah kerumunan dengan ekspresi bodoh. Akari hanya memandang partner barunya itu dengan ekspresi bingung, tetapi ia tahu, ia harus memanfaatkan kekacauan yang akan Indra ciptakan.

Sesuai rencana, Indra dan Akari berpencar. Akari bergerak menuju tangga menuju area VIP yang lebih tenang, sementara Indra berjalan menuju area bar yang ramai.

​Indra mulai beraksi. Ia berjalan terhuyung-huyung, mulai menyenggol preman yang berjaga di dekat bar, menjatuhkan gelas dan botol.

​"Hei! Aku ini teman baik bos kalian! Aku mau minum gratis! Kenapa musiknya jelek sekali?!" Indra berbicara ngelantur, pura-pura marah dan mabuk berat.

​Preman yang disenggol Indra tentu saja marah, tetapi Indra, dengan kemampuan fisik mantan detektifnya, berhasil menghindar dan membuat segalanya terlihat seperti kecelakaan bodoh akibat alkohol.

​Akari melihat ke belakang, menyaksikan ulah Indra. Ia terheran melihat betapa mudahnya pria yang baru saja melamarnya itu berubah menjadi pemabuk idiot. Akari menggelengkan kepala, memanfaatkan gangguan itu, dan segera naik ke tangga VIP.

​Begitu Akari mencapai lantai dua, Indra memulai dengan kegilaannya.

​"Klub macam apa ini?!" teriak Indra. Ia meraih sebuah kursi dari meja terdekat dan melemparkannya ke arah bar. Selanjutnya, ia mengambil beberapa botol minuman keras dan melemparkannya ke lantai, menciptakan suara pecah yang keras dan memicu histeria.

​Seketika, pengunjung panik dan berhamburan keluar dari lantai dansa, mencoba mencari pintu darurat. Pesta telah berakhir, digantikan oleh kekacauan total. Para penjaga klub dan preman segera mengerumuni Indra, yang dengan sengaja membiarkan dirinya ditangkap—memastikan fokus semua keamanan tertuju padanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!