seandainya...
waktu bisa ku ulang mungkin aku tidak akan mengajakmu pergi hari itu...
seandainya...
waktu itu kita tetap di kamar masing-masing hanya menelfon mungkin smua itu tidak akan terjadi ..
kini hanya penyesalan yg menggerogoti ku ..
hidupku terasa sunyi tanpa mu...
arga.... aku merindukan mu...
hanya air mata dan doa yg selalu menjadi temanku untuk mengenang mu ...
***********
"Aku tidak mau Regan..!!!" jawab ku dengan lantang dan berurai airmata, aku menatap Regan nanar, bagaimana bisa hal gila itu terlintas di benaknya. aku adalah mantan calon kakak ipar nya walau pada akhirnya Arga ku meninggal. tetapi cinta ku seutuhnya hanya untuk dia.. mungkin seumur hidup aku akan tetap sendiri.
Regan menatap ku dalam seraya berkata rendah dan tampa mau di bantah.
"Gue tidak perlu persetujuan lho ..tidak ada pilihan lain, selain kita menikah Nirina!!"
Akankah pernikahan itu langgeng sementara cinta Nirina hanya untuk Arga seorang..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofie Fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. pernikahan...
Regan tersenyum sangat tipis sehingga Nirina tidak menyadari nya, dia sudah merencanakan semua ini, dia tau walaupun wanita di depannya ini sangat keras kepala tapi hatinya lembut, maka dia perlu siasat untuk memuluskan rencana nya.
Waktu Nirina pingsan dia shok dan kaget sehingga kalang kabut berlari keluar untuk memanggil dokter dan ternyata trauma kehilangan pada Nirina tidak bisa di sepelekan. penjelasan dokter. tidak boleh ada tekanan berlebihan sehingga membuat trauma nya kambuh. sehingga regan harus memutar otak agar Nirina bisa menyetujui pernikahan ini tampa ada ketegangan, dia harus bisa menyentuh sisi lembut Nirina, dan akhirnya berhasil, Nirina menyerahkan diri tanpa di minta.
"Mau apa tidak..??" tanya nirina dengan galak.
"Gue gak mau maksa lho.. Takutnya tambah tertekan." jawab regan dengan acuh tak acuh, Padahal di dalam hati nya risau takut rencana keduanya gagal.
"Ini kemauan ku. Tidak ada paksaan di dalam nya, tadi aku udah sholat dan ijin kepada Arga. Betul kata kamu aku harus melanjutkan hidup, mencari kebahagiaan walaupun dengan cara yang berbeda."
Hampir saja Regan memecahkan tawanya tapi dia berusaha meredamnya. Dia terbangun waktu Nirina sadar. Dan mengigau itu adalah siasatnya untuk membuat Nirina tersentuh, dan tepat sasaran target menyerah kan diri dengan suka rela. Dia mendengar kan semua doa dan curahan hati Nirina kepada Arga tapi dia tetap diam memantau dari jauh, Dan pada saat yang tepat dia muncul. rencananya sangat mulus nirina menyerah.
Nirina menunduk merasa malu kepada Regan, karena Regan tetap diam tidak memberikan jawaban dia fikir Regan berubah fikiran. "kalau tidak mau ya.." Belum selesai Nirina berbicara Regan sudah menyela dengan cepat.
"Kapan gue bilang tidak mau.?? " Regan berlutut di depan Nirina dia memegang kedua tangan Nirina.
"Ayo kita menikah Nirina. Kita bisa saling mengobati luka masing-masing dan keluar dari neraka ini.gue tidak akan pernah mengusik rasa lho kepada Abang, tetapi beri tempat sedikit saja untuk gua. Sehingga kita bisa melangkah bersama untuk mencari kebahagiaan ".
Nirina tersenyum dan air mata nya menetes, dia hanya bisa mengangguk kan kepalanya. Dengan susah payahnya dia bersuara
" Tapi .. beri aku waktu untuk menerima keadaan ini."
Regan berdiri dan merengkuh Nirina "ya.. Gua akan beri waktu tidak terbatas untuk lho.kita sama-sama butuh waktu."
Regan urai pelukan nya dan menghapus air mata Nirina." Ayo istrahat sekarang.." Regan dengan sigap mendorong infus dan memapah Nirina menuju ke kamar untuk istirahat.
*****
Keesokan harinya jam 10 pagi visit dokter. Ternyata efek yang semalam, badan Nirina panas sehingga tidak di perbolehkan kan pulang, dokter juga mewanti-wanti agar Nirina tidak boleh stres agar cepat pulih.
Sekarang hari Minggu sehingga semua orang libur ayah dan bunda juga sudah ada di ruang rawat Nirina. Ini Waktu yang tepat untuk membicarakan masalah pernikahan karena Regan ingin setelah pulang dari rumah sakit Nirina sudah harus tinggal di rumah.
Regan menghampiri ayah dan bunda setelah memastikan posisi Nirina di tempat tidur nyaman setelah sarapan bubur. Ayah, bunda duduk di sofa. Regan duduk di depan mereka.dia menatap kedua nya dengan serius seraya berkata.
"Ayah bun. Kita sudah bahas semuanya dan kita akan segera menikah."bunda langsung menoleh ke arah Nirina, "apakah kamu yakin sayang? Regan tidak memaksa mu?"
"Rina yakin bun, ini tidak ada paksaan dari siapapun"
"Tapi kalian masih kuliah, kenapa tidak nunggu lulus??" tanya ayah.
Regan menghela nafas panjang setelah itu menatap ayah serius seraya berkata "Ayah bukankah kita ingin Rina tinggal di rumah. Ini adalah solusi terbaik dan kita hanya menikah sederhana saja, kalau bisa besok akad dan setelah Rina sehat kita bisa urus ke KUA, soal resepsi kita bisa menunggu ketika kita sudah bisa berdamai dengan keadaan. Kita sama-sama butuh waktu dan belajar untuk bisa menerima satu sama lain."
Suasana di ruang rawat inap hening. Mereka sama-sama menunggu jawaban ayah dan bunda. Bunda menoleh ke arah Rina sesaat, dia tersenyum, " terima kasih sayang, Akhirnya kamu menjadi menantu bunda. Bunda dan ayah mendukung keputusan kalian, soal ibu dan bapak biar ayah dan bunda yang mengurus besok kalian bisa menikah, iya kan yah.??" Ayah tersenyum "Ya.. Besok siang kita bisa langsung akad di sini"
\*\*\*\*\*\*\*\*
Keesokan harinya ruang rawat inap ramai dengan orang-orang mendekor ruangan itu. Kata bunda harus perfect walaupun cuma akad, Nirina sudah ada MUA yang merias, memakai kebaya warna putih sederhana, di balut krudung warna putih, diatas nya di beri mahkota kecil, sangat cantik dan elegan walaupun tidak ada lagi pipi cabi kayak bakpao itu. yang tersisa hanya muka tirus dan kuyu, Tubuh ringkih seolah-olah akan lebur jika terlalu erat memeluk.
MUA sangat pintar merias Nirina sehingga tidak terlihat kalau dia sedang sakit. Regan tertegun sesaat melihat Nirina sangat cantik tetapi dia segera memalingkan wajah, semua nya sudah siap penghulu dan saksi sudah datang tinggal menunggu ayah, bunda, bapak, ibuk yang belum datang.
Lima menit kemudian mereka datang. ibu, bapak langsung menuju brangka tempat ku berbaring. Ibu menangis
"Kenapa tidak bilang kalau sakit nak?? Jangan buat ibu merasa tidak berguna karena tidak tau keadaan mu."
"Rina hanya tidak ingin bapak dan ibu khawatir, toh Rina hanya sakit maag buk."
Sedangkan bapak hanya diam dan membelai jilbab ku. bapak menoleh ke arah ibuk seraya berkata.
"Sudah toh buk .. Tidak usah di bahas lagi, kita sudah mendengar semuanya dari besan, toh kita ke sini untuk sesuatu yang membahagiakan. Anak kita akan menikah."
" Tetap saja ibu khawatir."
"Maaf. Lain kali Rina tidak begitu janji"
Regan menghampiri bapak dan ibuk. Dia menyalami mereka dengan takdhim.
"Bapak, ibuk maaf saya tidak bisa kesana langsung untuk meminang Nirina kepada panjenengan ber dua, rasanya kurang sopan saya meminang anak kesayangan panjenengan di tempat seperti ini. Saya janji suatu saat akan meminang Nirina dengan layak. Tetapi.. Untuk saat ini izin kan saya Regan el gafri meminang Nirina untuk menjadi pendamping hidup saya, menjadi ibu dari calon anak-anak kita kelak, dan izin kan saya mengambil alih segala tanggung jawab panjenengan untuk saya pikul sebagai imamnya "
Semua orang sangat terharu mendengar perkataan Regan, ibuk sudah sesenggukan. bapak sesekali menghapus air matanya. Ayah bunda tidak menyangka anak bungsu nya yang dianggap belum dewasa. Ternyata sudah punya pemikiran sedewasa itu.bapak menepuk pundak Regan beberapa kali seraya berkata.
"Sayangilah Rina seperti bapak dan ibuk menyanyi nya, tegur lah ketika dia berbuat salah, dan ketika kamu sudah tidak mencintai anak bapak lagi kembalikan lah kepada kami dengan baik-baik, seperti halnya kamu waktu meminta "
"Insyaallah. Kita akan tetap bersama pak, buk sampai maut memisahkan."
"Amin.. "Jawab mereka serentak
" Bisa mulai akadnya. Karena sebentar lagi saya harus berpindah tempat "
mampir juga ya..
Rangkaian kosakata kamu juga banyak.
Mulai baca2 lagi buat nambah kosakata.
Untuk gaya bahasa, udah sesuai karena kamu ambil genre teenlit.
Hai! Namaku Nirina. Aku tinggal di desa yang berada di pinggiran kota kecil. Aku hanya anak remaja yang baru beranjak kelas dua SMA. Tidak ada yang spesial dalam diriku, kecuali cantik.
jangan lupa baca karyaku juga ya..
boleh saran? kalau bisa nama orang awali pake kapital ya, Rina Ifa Dewi heheh
Setiap awal kalimat sebaiknya gunakan huruf kapital, termasuk untuk nama orang ya, Kak.
Tanda titik di akhir kalimat cukup satu aja, atau kalau dirasa kalimat terlalu panjang, bisa pakai tanda koma untuk memberi jeda.
▪Aku menoleh ke arah Nafi. Aku langsung menjerit melihat hewan berbulu coklat itu sedang melata di tangannya. "Apa tidak gatal? itu ulat ... hewan yang paling kutakuti."
Dewi refleks menutup mulutku, namun bu Fika terlanjur mendengar.
Untuk alur ceritanya udah bagus, Kak. Kita sama-sama belajar ya, semangat terus nulisnya. Bikin cerita apalagi sampai cerita panjang itu nggak gampang, lho. Kamu bisa memulai dan tetap bertahan itu hebat!! 🤗😉