Anak yang semula dipinta untuk diaborsi saat mengetahui menderita penyakit bawaan, ternyata tumbuh dengan baik. Dengan kejeniusan si kembar membalas dendam perlakuan ayah mereka dengan mengambil alih perusahaan ayahnya diusianya 10 tahun.
"Gugurkan mereka....! Aku tidak sudi membesarkan anak penyakitan!" titah Rama.
"Tidak. Mereka darah daging kita. Jika kamu tidak menginginkan mereka. Aku sanggup membesarkan mereka!" tegas Alea.
"Ayo kita cerai!"
Saat mengetahui istrinya berhasil hamil, Rama begitu bahagia. Namun sayang, ketika kehamilannya mencapai lima bulan, kandungan Alea yang hamil kembar ini mengalami masalah.
"Maaf nona! sepertinya calon bayi kembar anda memiliki kelainan. Sebaiknya anda melakukan aborsi sebelum mereka berhasil dilahirkan. Jika bertahan, mereka akan tumbuh dengan penyakit bawaan," ucap dokter membuat langit seakan runtuh seketika.
Rama tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dan langsung beranjak meninggalkan Alea yang masih mematung di tempatn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Mulai menjatuhkan Mangsa
Di dalam kamar hotel itu sudah ada suara-suara yang membangkitkan gairah bagi orang yang mendengar lenguhan erotis dari pasangan pengantin baru itu.
Tubuh indah sang istri yang sudah seperti ayam panggang dibolak-balik oleh Mark yang sudah menginginkan tubuh Alea sejak lama namun baru bisa didapatkan dengan cara yang terhormat.
Kisah cinta yang begitu manis yang membuat mereka sudah bersatu bahkan menyatu dalam memuaskan birahi. Alea yang sudah lama tidak pernah mendapatkan sentuhan pria, kini seperti ayam lepas yang bebas mencari kesenangan saat ini.
"Mark...! Akkhh!" Alea merasakan miliknya terasa sangat sesak saat ini karena ukuran milik Mark yang sudah menjadi standar internasional, beda dengan milik Rama yang masih SNI.
Entah sudah berapa kali keduanya melakukan pelepasan. Setiap sudut kamar menjadi tempat sasaran mereka. Bahkan Alea yang sedari tadi segar bugar menerima gempuran sang suami dengan penuh semangat, kini sudah terlihat lelah dan menuruti permintaan suaminya yang masih menginginkan dirinya.
"Mark. Sudah...! Aku sudah tidak kuat," rengek Alea dengan kaki yang sudah gemetar saat suaminya menggempurnya dari belakang.
"Kau terlalu nikmat, baby. Aku malah belum apa-apa," desis Mark membisikkan kata-kata fulgar yang membuat Alea menahan ledakan gairah yang kembali menggelitik miliknya untuk terus diaduk pusaka kokoh sang suami.
"Cih ...! Kau bukan saja pandai membawaku ke tingkat surga yang tinggi. Kau bahkan membuai aku dengan rayuan maut mu," batin berdecih.
Jika kedua orangtuanya saat ini sedang menikmati bulan madu mereka di Austria, kini si kembar sedang asyik berselancar di internet untuk melakukan peretasan pada tabungan ayah mereka sendiri yang mereka pindahkan ke dana pendidikan untuk membantu anak-anak yang berkebutuhan khusus yang tidak mampu.
Bahkan beberapa saham perusahaan cabang milik Rama di beberapa kota besar di Indonesia sudah mulai jatuh dan turun merosot harga sahamnya saat ini.
Lagi-lagi Rama dibuat kalang kabut oleh ulah anaknya sendiri yang sudah membuat darahnya setiap hari mendidih.
"Apakah kalian tidak bisa bekerja, hah?! Kalau keadaan perusahaan seperti ini, bukan tidak mungkin akan terjadi PHK besar-besaran dan aku terus terang tidak bisa membayar pesangon setiap karyawan yang di PHK," hardik Rama pada setiap manajer perusahaan miliknya.
"Maaf tuan. Banyak investor yang menarik saham mereka tanpa ada penjelasan. Mereka lebih tergiur dengan tawaran perusahaan baru yang menjanjikan keuntungan yang lebih besar daripada perusahaan kita," ucap staffnya Rama.
"Berengsek. Rupanya diam-diam mereka mengkhianati ku. Mereka lupa kalau aku yang membuat perusahaan mereka menjadi besar dan sukses sampai saat ini. Setelah perusahaan mereka sudah besar dan sukses, mereka tidak lagi mengingat jasa baikku. Kurangajar...! Sialan...akhhhh...!" Rama mengacak-acak rambutnya sendiri.
"Apa yang harus kami lakukan sekarang bos?" tanya salah satu staffnya.
"Pecat semua karyawan yang mungkin bekerja sama dengan para pengkhianat itu!" titah Rama tanpa melakukan penyelidikan langsung.
"Baik tuan!" beberapa staffnya meninggalkan ruang kerja Rama dengan perasaan ketar-ketir saat ini.
Mereka juga bingung melakukan pemecatan secara sepihak tanpa ada pesangon sama sekali untuk staff yang akan mereka pecat.
"Apakah tuan Rama itu tidak takut di demo oleh para karyawan jika PHK dilakukan tanpa pesangon?"
"Biarkan saja! Toh, dia yang minta. Mungkin dia yang dihajar. Bukan kita. Sebaiknya, kita harus mencari pekerjaan di perusahaan lain sebelum kita di depak oleh tuan Rama."
"Benar juga. Dia marah sama kita masih bisa makan, bagaimana dengan nasib kelurga kita kalau kita menganggur. Belum lagi masih banyak cicilan yaitu cicilan rumah dan mobil yang belum di lunas lagi," keluh karyawan yang lain.
"Kalian merasa aneh nggak sih sama tuan Rama?" tanya Dadang.
"Emangnya kenapa, Dadang?" tanya Roni.
"Dulu, saat dia belum bercerai dengan istrinya nyonya Alea itu, perusahaannya itu selalu saja mengalami income yang sangat besar bahkan bertambah dari tahun ke tahun hingga bisa menembus pasar dunia. Tapi, beberapa bulan ini, perusahaan cepat sekali mulai goyah entah apa penyebabnya. Jadi, bingung," ucap Dadang.
"Itulah bedanya. Doa isteri itu selalu mengantarkan rejeki buat kita. Kalau kita zholim pada istri, bersiaplah..! dia bisa menciptakan neraka di rumah kita. Jadi, jangan sekali-kali nyakitin isteri," ujar pak Roni.
"Benar sekali. Jika istri kita ngambek, rumah yang kita huni seperti hantu. Sepi...! Apalagi uang belanjanya kurang, itu bibir maju semeter," ujar pak Dadang.
"Itu bibir atau ikan koi?" ledek yang lainnya mengundang tawa diantara mereka sekedar melepaskan setress.
...----------------...
Rama nampak frustasi memikirkan rencananya yang ingin mengambil anak kembarnya dari Alea.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Di saat aku ingin merebut hak asuh anak kembarku, masalah tiba-tiba meniban diriku bagai hujan di siang bolong. Merebut si kembar dari Alea harus menyewa pengacara kondang dan bayarannya tentu saja tidak sedikit," gumam Rama makin kacau.
Ia memutuskan untuk pulang lebih cepat karena kepalanya seakan mau pecah. Baru saja ingin membuka pintu ruang kerjanya, Ria datang dengan membawa beberapa kue untuknya.
"Sayang. Kamu mau ke mana?" tanya Ria saat berpapasan dengan Rama di depan pintu.
Rama nampak jengah melihat Ria. Ia harus memutar otak untuk menghindari wanita ini.
"Sorry. Aku harus ketemu klien dan ini sangat penting," ucap Rama.
"Ok. Kalau begitu, kamu harus cobain kue buatan aku sendiri!" pinta Ria manja pada Rama yang terlihat sudah muak dengan janda satu itu.
"Bawa pulang lagi kue itu karena aku tidak mungkin balik ke perusahaan lagi," ujar Rama langsung ngeloyor pergi.
"Kamu bisa memakannya di mobil, sayang!" Ria mengejar Rama yang hendak masuk ke lift.
"Kau mau bawa pulang lagi kue itu? Atau akan aku buang ke sampah?!" ancam Rama yang terlihat sudah tidak mempan lagi dirayu oleh Ria.
"Ba..baik Rama. Aku akan membawa pulangnya lagi," ucap Ria ketakutan.
*
*
Setibanya di mansion, Rama tidak peduli pada ibunya yang saat ini sedang menonton Azira yang sedang bermain piano karena gadis itu sudah di undang oleh beberapa stasiun televisi di Amerika karena kejeniusannya yang telah menciptakan sebuah komponis musik yang terdengar sangat ajaib di anak seusianya.
"Rama. Sini sebentar sayang! Ada yang ingin mama perlihatkan kepadamu!" titah nyonya Tini.
"Maaf mama. Aku lagi capek. Aku ingin istirahat," tolak Rama dengan raut wajah sendu.
"Sini sebentar Rama! Apakah kamu sudah pintar melawan mama?" bentak nyonya Tini membuat Rama harus menghampiri ibunya.
"Rama. Kamu lihat deh gadis kecil ini!" Pinta nyonya Tini seraya menyerahkan ponselnya pada Rama yang langsung tercekat.
"Astaga. Mengapa putriku sekarang di undang oleh presenter TV yang terkenal di Amerika itu?" tanya Rama membatin.
"Tuh..! Hebatkan gadis kecil itu! Seandainya dia itu adalah cucuku, aku mungkin menjadi seorang nenek yang paling bahagia di muka bumi ini," ucap nyonya Tini sumringah.
"Azira adalah cucu kandungmu mama. Putriku dari Alea," ujar Rama membuat nyonya Tini tersentak.
"Apaaa...?"
👍❤❤❤❤
👍❤