Gigolo Tapi Perjaka

Arsya tentu bingung dengan permintaan Arin, sehingga dia pun meminta penjelasan dari cewek itu.

"Karena aku ingin bekerja sepertimu. Kau jadi gigolo, aku sugar baby. Aku bisa membantumu mencari uang. Lagi pula, kita membutuhkannya untuk membantu Deva kan?" ujar Arin panjang lebar.

"Iya, aku tahu. Tapi kau sekarang sedang bersembunyi. Bagaimana kalau Kakek Damar menemukanmu? Atau komplotannya gitu, kau bisa dibawa lagi ke tempatnya bukan?" balas Arsya.

Arin tampak terdiam sejenak. Menghela nafasnya cukup panjang. Ia jelas khawatir dengan hal yang disebutkan Arsya.

"Untuk sekarang, kau sebaiknya sembunyi saja. Tentang hipnotis, aku akan mengajarimu pelan-pelan," tutur Arsya. Berusaha menenangkan Arin.

Senyuman lantas terukir di wajah Arin. Ia merasa lega mendengarnya.

"Aku sebenarnya terlintas sebuah ide gila, Sya. Tapi aku tak yakin kau akan setuju," cetus Arin.

"Apa? Katakan saja." Arsya penasaran.

Arin tersenyum miring. Dia segera mengatakan ide yang dirinya maksud pada Arsya.

...***...

Terjadi kekacauan di sebuah mansion mewah milik keluarga Alamsyah. Sosok lelaki tua bernama Damar merasa sangat gelisah selama beberapa bulan ini. Dia kehilangan salah satu istri favoritnya.

Istri itu tidak lain adalah Arin. Namun Damar mengenalnya dengan nama Riani. Dia sangat menyukai Riani karena cewek itu tangguh dan selalu mampu memuaskan Damar.

Damar mengerahkan segala cara untuk mencari Arin. Termasuk bekerjasama dengan kepala kepolisian yang dirinya kenal. Namun sampai sekarang, dia masih belum menemukan dimana keberadaan Arin.

Kini Damar berada di balkon. Ia duduk dengan raut wajah cemberut. Dua wanita yang juga merupakan bagian istrinya, tampak menemani. Akan tetapi itu tak cukup bagi Damar, karena yang ada dipikirannya sekarang hanyalah Arin.

"Kemana dia pergi?..." gumam Damar sambil menatap lurus ke hamparan cakrawala yang sedang bersinar cerah.

"Tuanku... Kenapa kau sangat mencemaskan Riani? Di sini masih ada kami loh. Kami juga bisa melakukan tugas Riani," imbuh Lilly, salah satu istri Damar.

Damar hanya diam saja. Ia bahkan tak melirik Lilly yang terus mengipasinya dengan kipas manual berbulu ayam.

"Lilly benar, Tuan. Ada kami di sini. Kami nggak akan melakukan hal yang dilakukan Riani." Safira yang juga merupakan istri Damar lainnya, ikut angkat bicara. Ia bertukar pandang dengan Lilly. Keduanya tentu tidak bersungguh-sungguh, mengingat semua wanita yang dinikahi Damar dilakukan karena paksaan.

Hampir semua istri Damar mencoba melakukan pelarian. Namun tak ada yang berhasil. Jadi bisa dibilang pelarian Arin adalah satu-satunya pelarian yang berhasil. Maka dari itu, semua istri Damar sangat senang akan hal tersebut, terlebih mereka dijanjikan kalau Arin akan melakukan sesuatu untuk membantu.

Semua istri Damar yang tersisa, lantas bekerjasama untuk membuat Damar lupa dengan Arin. Tetapi sepertinya itu tak mudah, Damar nampaknya sangat menyukai Arin.

"Tuan... Bilang apa saja hal yang kau suka dari Riani. Kami akan melakukannya untukmu," bujuk Lilly sambil memegangi tangan Damar.

Damar menarik tangannya. Ia menatap tajam Lilly dan Safira secara bergantian.

"Kalian tidak akan pernah bisa menggantikan Riani. Karena dia satu-satunya istri yang aku cintai. Pokoknya aku akan menemukannya!" ucap Damar. Dia lalu beranjak pergi meninggalkan Lilly dan Safira.

Damar mengangkat ponsel yang kebetulan berbunyi. Ia mendapatkan telepon dari salah satu polisi kenalannya.

"Apa ada kabar tentang Riani?" kata Damar.

"Ya. Aku melihatnya pergi bersama seorang pria muda," ujar Roni dari seberang telepon.