Mawar seorang gadis yatim piatu yang membuat seorang Alex CEO dari perusahaan terbesar di negaranya jatuh cinta pada pandangan pertama.Namun sayang kisah cinta mereka harus melewati jalan yang berliku oleh orang-orang disekelilingnya yang tak menyukai hubungan keduanya.Dapatkah mereka bersatu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
01
Mentari pagi membangunkan seorang gadis dengan disambut sahut-sahutan ayam jantan berkokok.Perlahan dia menggeliat dan merentangkan kedua tangannya.
"Hoaaaamm" mawar menguap dengan mengucek matanya pelan,Dilihatnya jam dinding yang menempel disamping kasurnya.
"Gawat,! sudah jam tujuh" Dia beranjak dari kasur empuknya berlari kecil menuju kamar mandi.
Setelah hampir 30menit Mawar keluar dari kamar mandi,Ia menuju lemari pakaian mencari seragam kerja yang akan dipakainya.
"Sepertinya gak sempet sarapan lagi nih" Keluhnya ia pun segera keluar rumah tak lupa menyambar tas kerjanya.
Dikeluarkannya motor matic miliknya,Menekan tombol stater serta menarik gas,Motor pun melaju meninggalkan rumah.
Tak butuh waktu lama menuju tempat kerjanya.disebuah cafe yang berada di pinggir kota.Ia memarkirkan motornya dibagian khusus karyawan,Kemudian menuju loker untuk meletakkan tasnya dan memakai celemek yang bertulisan CAFE CINTA, Sebuah tangan menepuk pundaknya dari belakang.
"Astaga!!" kaget mawar menoleh pada seorang wanita yang tenyata temannya Erin
"Iihh,,! Eriiiin ngagetin aja sih kamu." Tambahnya lagi.
"Kamu kok baru dateng sih Maw?" tanya Erin sambil mengambil serbet disampingnya.
"Yaelah kaya gak tau aja kamu,biasa abis maraton drakor baru" jawabnya sambil cengengesan,Keduanya pun memulai aktivitas bekerjanya.
Ditempat yang berbeda seorang pria dewasa berwajah tampan blasteran barat hidung mancung,Bola mata hijau dengan bulu -bulu halus disekitar dagunya semakin menambah ketampanannya.Ia tengah memandangi kaca besar yang menjulang dibelakang meja kerjanya.Gedung-gedung tinggi yang nampak kecil seolah menyuguhkan pemandangan ibukota padanya.
"tok,tok,tok" sebuah ketukan pintu seolah membuyarkan lamunannya,ia pun memutar kursi kebesarannya.
"Masuk" suara baritonnya menggema.
Seorang wanita cantik berpakaian formal namun sexy masuk dengan membawa berkas ditangannya.
"Pak ini berkas-berkas yang harus ditanda tangani" Ucapnya sambil menyerahkan setumpuk berkas ditangannya.
"Taruh saja disitu" Jawab Alex datar
sambil menopang dagu dengan kedua tangannya sorot matanya tajam.
"Kalau begitu saya permisi pak" Ucap wanita itu sekertaris Alex berlalu keluar dari ruangan.
Alex hanya mengangguk matanya,ia beralih menatap setumpuk berkas itu ia pun memijat pelipisnya.
"Kalau begini terus kapan aku bisa menikmati waktu santai ku" Keluhnya
Ia pun lantas mengerjakan berkas-berkas itu walau bagaimanapun dia adalah seorang CEO yang harus memikul beban ribuan karyawan,Nasib karyawan tergantung padanya.Disaat ia sedang menanda tandangi berkas tersebut handphonenya berbunyi.Ia pun mengambil benda pipih itu,Menampilkan sebuah nama MOM dan ditempelkannya benda pipih itu ditelinga.
"Hallo mom" ucapnya
"Sayang gimana kamu pulang kan nanti malam" Suara seorang wanita paruh baya yang ternyata Mommy Alex bertanya dari balik telepon.
"Emm' entahlah Mom aku belum tau" Jawab Alex.
"Pokoknya Mommy gak mau tau,nanti kamu harus pulang makan malam dirumah,temen Mommy dengan putrinya akan datang" Ucap sang Mommy sedikit memaksa sang anak.
Setelah itu terdengar panggilan terputus"tut,tutu,tut" Sang Mommy yang mengakhiri panggilan itu sepihak.Alex melihat layar panggilan telah berakhir hembusan nafas terdengar dari mulutnya.
"Mommy selalu saja memaksa dan memaksa" Ucapnya sambil meletakkan benda pipih itu dimeja dan melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.
Siang itu cafe begitu ramai Mawar terlihat begitu sibuk melayani setiap pembeli yang berdatangan silih berganti.
"Mawar sekarang giliranmu,biar aku gantikan" Terdengar suara Erin memanggil Mawar untuk menggantikan pekerjaannya.Karena sekarang giliran istirahat Mawar,dicafe istirahat harus bergantian.
"Baiklah Erin ini meja nomor 8 ya" ucap Mawar dengan menyerahkan kertas pesanan dari pembeli.
"Oke " Erin menjawab seraya mengambil kertas yang diberikan oleh Mawar.
Mawar menuju tempat istirahat karyawan ia berjalan sambil mengotak-atik handphonenya. Sehingga ketika berjalan ia tak memperhatikan jalan dan saat dari arah yang berlawanan seorang pria berjalan dengan tergesa-gesa.
Brukkk
"Auuwwww" handphone Mawar terlempar dan jatuh hingga benda pipih itupun retak.