orang gadis yang berusia 20 tahun harus terpaksa menikah dengan seorang CEO muda yang berusia 26 tahun.
Natasha bukannya bahagia dengan pernikahannya. tapi nyatanya malah selalu disiksa secara fisik serta batin oleh sang CEO karena dia merasa gadis itu adalah penghancur masa depannya dengan hubungan asmara pacarnya.
apakah Natasha bisa bertahan dengan sikap kasar CEO atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi Nila purwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ana pergi kegiatan kampus
"Aaaa", jerit Anna saat Dani memiting kepala tepat di ketiak Dani.
Bugh..Bugh...bugh
" Hei, sudah- sudah, aku hanya bermain-main"
kata Dani cepat saat saat Anda memukuli tubuhnya.
"Jahat!huek , ketiakmu kakak sangat bau", kesal anak yang berpura-pura muntah
Dani mencium ketiaknya sendiri dan wangi tidak bau seperti yang dikatakan oleh Ana.
"Ketiak suami, Kata siapa bau", kata dani yang hendak kembali memiting kepala Ana kembali
" Kak!"namun Ana dengan gesit mampuh menghindar dari kakaknya dan mendengus kesal
"Ahahah...", Dani hanya tertawa melihat ekspresi Ana yang lucu
"Sudahlah kakak aku akan masuk kesel ",Ana sambil melangkah yang hendak memasuki rumah.
"Tunggu", ujar Dani
Ana membalikan tubuhnya dan mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya.
CUP....
"Aku menyayangimu, ana. semoga kau selalu
baik-baik saja di rumah itu", kata dani setelah mencium dahi Ana.
Ana tersenyum tipis lalu membalas dan mencium kedua pipi Dani. kegiatan yang dulu
selalu mereka lakukan ,tapi sekarang jarang mereka lakukan.
Tin.....Tin....
Anna dan Dani mengalihkan pandangannya pada mobil Alvaro. yang merasa dihalangi oleh mereka berdua.
Dani menarik Ana dan menepi lalu mencium pipinya dan berani pergi.
"Aku pulang, kabari aku jika terjadi sesuatu", kata dani
Ana tersenyum sambil melambaikan tangannya ke arah Dani. Ana masih berdiri di situ sambil melihat mobil kakaknya yang semakin jauh.
"Cih! lebay! drama!", ujar Alvaro saat melintas di depan Ana
Ana hanya diam dan menggelengkan kepalanya, dia harus bersabar dengan sikap suaminya yang pemarah.
"Apa Kamu nggak nyadar, kamu juga lebay!", ucap Ana yang emosi
"Semangat, Ana!", gumam Ana yang menyemangati dirinya
Dia bertekad untuk lebih sabar terhadap semua perlakuan Alvaro padanya yang selalu menyakitinya.
Ana berjalan masuk ke dalam rumah.
Bagaimanapun juga dia tidak ingin ada kata perceraian di antara mereka berdua. Karena baginya menikah itu, hanya sekali seumur hidup. Dan Ana yakin jika dirinya bisa meluluhkan hati Alvaro dan merubah sikapnya.
.
.
.
"Alvaro !", panggil Ana sambil mengguncangkan tubuhnya tubuh Alvaro yang masih tertidur
"CK! Apa!"kesal Alvaro sambil membuka matanya males
"Aku hanya ingin berpamitan padamu"
"Berpamitan untuk apa?", tanya Alvaro dengan raut wajah terkejut, namun setelahnya dia langsung menormalkan ekspresinya.
"Emm.... aku ada kegiatan kampus untuk beberapa hari, jadi mungkin aku tidak akan pulang"
"Hm", balas Alvaro lalu kembali menutup matanya
Ana menghela nafas pelan lalu bangkit Dari ranjang dan kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap.
Selesai bersiap-siap Ana berjalan keluar rumah dan menuju kampus.
.
.
.
Alvaro bangun Dedi tidurnya Dia berjalan menuju kamar mandi. setelah selesai dia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang dililit . dia mengambil pakaian di dalam lemari. setelah selesai, Dia berjalan keluar menuju ruang makan. Alvaro memanggil Ana.
"Ana--ck! aku lupa Jika dia sudah berangkat pergi", dengus Alvaro
Ana sudah pergi setengah jam yang lalu dan sekarang Alvaro hendak berangkat ke kantor. sebelum berangkat ke kantor dia merasa perutnya lapar.
Alvaro berjalan ke ruang makan berharap jika Ana membuatkannya serapan. Benar saja di atas meja makan ada sepiring nasi goreng tapi sudah dingin. Alvaro langsung duduk di tempat meja makan. Ia mau makan nasi goreng itu dengan lahap hingga tidak tidak tersisa lalu meminum air putih.
Setelah itu dia berjalan keluar dari rumah dan pergi ke kantor.
Sesampainya di kantor Alvaro berjalan menuju ruangannya. Dia langsung duduk di tempat meja kerjanya lalu mengerjakan berkas-berkasnya. Saat Alvaro mengerjakan bekas-bekasnya tiba-tiba suara wanita yang dia kenal.
"Sayang, Aku sangat merindukanmu", kata Tiara yang baru saja masuk ke dalam ruangan Alvaro.
"Ada apa?", tanya Alvaro
"Apakah aku tidak boleh mengunjungi kekasihku sendiri?", ujar Tiara yang cemberut
"Maksudku bukan seperti itu"
Tiara berjalan menghampiri Alvaro lalu dia duduk di pangkuan Alvaro dan mencium bibirnya sekilas.
"Udah, jangan ganggu aku dulu.Aku lagi banyak kerjaan sebentar lagi selesai!", ucap Alvaro
Akhirnya Tiara turun dari pangkuan Alvaro dan dia berjalan ke tempat sofa yang ada di ruangan itu sambil cemberut dan menghentakkan kaki sambil berjalan, lalu dia duduk.
Alvaro menghela nafas pasrah. bagaimana lagi pekerjaannya nomor satu.
"Sayang, bolehkah aku bermain ke rumahmu malam ini ,boleh kan?"
Alvaro tampak berpikir, ia mengingat bahwa Ana tidak ada di rumah, jadi tidak ada salahnya mengizinkan Tiara datang ke rumahnya.
"Tentu saja boleh", jawab Alvaro
"Terima kasih Sayang ,aku sangat senang. aku juga sudah menyiapkan sesuatu untukmu nanti malam"
"Oh, benarkah? aku tunggu kejutan untukmu", sahut Alvaro
Sambil menunggu Alvaro selesai mengerjakan berkas-berkasnya .Tiara tiduran di sofa sambil memainkan ponselnya. Setelah beberapa jam Alvaro mengerjakan berkas-berkasnya kini ia sudah selesai. Alvaro merentangkan tangannya karena merasa lelah.
"Sudah selesai ,Sayang"
"Hm"
Tiara bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Alvaro.
"Ayo sayang ,kita pulang", ucap Tiara yang sangat senang sambil tersenyum-senyum.
Alvaro melihatnya mengerutkan dahinya. dia bertanya-tanya Apa alasan dari senyuman itu dalam pikiran Alvaro.
Kini mereka berjalan keluar kantor menuju parkiran mobil.
Di dalam perjalanan pulang bersama dengan Tiara. ia tidak henti-hentinya senyum di bibirnya.
Setelah beberapa menit Alvaro sampai ke rumahnya. Alvaro turun terlebih dahulu lalu membukakan pintunya buat Tiara.
"Ayo turunlah", kata Alvaro
"Ya sayang", sambil menganggukkan kepalanya dan tersenyum lebar
"Ini rumahmu sayang",
"Hm"
Tiara berjalan mengikuti Alvaro memasuki rumahnya.
"Sayang, kau tinggal di rumah ini sendiri?", tanya Tiara
"Iy--ya", jawab Alvaro dengan gugup
Tentu saja ia tidak ingin Tiara mengetahui jika dirinya sudah menikah.
"Lalu siapa yang biasa memasak untukmu!"
Alvaro berpikir dengan keras untuk menjawab pertanyaan itu.
"Aku biasanya makan di luar atau memanggil pembantu Mom untuk memasak, setelah memasak ia langsung pulang kembali ke rumah Mom"jawab Alvaro yang berbohong
Tiara mengangguk percaya"kali ini aku yang akan memasak untukmu"
Alvaro mengangguk lalu berjalan pergi menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lelah dan lengket karena keringat.
Berapa menit kemudian Alvaro selesai mandi dan berpakaian. ia turun kembali ke lantai bawah dan menuju ke meja makan.
"KAu datang di waktu yang tepat, Aku baru saja selesai memasak. Maaf hanya roti bakar, aku tidak menemukan bahan-bahan masakan yang ada di kulkas seharusnya tadi mampir dulu ke supermarket untuk membelinya"
"Tidak apa-apa ,besok aku akan membeli bahan-bahan sayuran dan yang lainnya di supermarket"
Tiara mengangguk lalu memberikan Alvaro roti untuk segera dimakan. dan mereka memakan roti itu dengan lahap.
Meskipun ini hanya roti bakar.Tapi menurut Alvaro rasanya sangat berbeda dengan buatan ana. Entahlah, tapi menurutnya roti buatan Tiara tidak sesuai di lidahnya, tidak seperti buatan Ana yang ia rasakan sangat enak.
Tiara sudah menghabisi makanannya Dan sekarang sedang menatap Alvaro sambil tersenyum-senyum.
Alvaro lalu meminum jus miliknya setelah menghabiskan makanannya. ia menatap Tiara yang sedang tersenyum dengan tatapan aneh .
"Kenapa kau senyum-senyum? kulihat sejak tadi kau terus saja tersenyum?", tanya Alvaro heran
Tiara tersenyum sambil berjalan mendekat ke arah Alvaro.
"Apa yang kau rasakan sekarang?", tanya Tiara dengan senyuman yang mengembang. lalu ia mendudukkan dirinya di atas pangkuan Alvaro . Lalu mencium bibir Alvaro sekilas sambil mengelus dada bidang Alvaro. lalu dia menghentikan kegiatannya.
Alvaro nampak kebingungan, tapi setelahnya ia merasakan ada sesuatu yang aneh di dalam tubuhnya.
"Apa yang telah kau lakukan?", tanya Alvaro kesal
"Aku tidak melakukan apapun, sayang ", bisik Tiara
" Sial ", umpat Alvaro
Apa yang akan terjadi kepada mereka berdua yuk ikutin terus cerita ini.