NovelToon NovelToon
A Mafia'S Last Love

A Mafia'S Last Love

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Cintamanis / Mafia / Keluarga / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:324.6k
Nilai: 4.7
Nama Author: Four

Membunuh istri seorang Mafia???

Begitulah yang terjadi pada Disha si reporter Indonesia saat berada di kapal pesiar. Dia terjebak dalam situasi sulit ketika dia terpergok memegang sebuah pistol dengan jasad wanita di depannya yang merupakan istri tercinta dari seorang mafia bernama Noir Mortelev.

Mafia Rusia yang terkenal akan hati dingin, dan kejam. Mortelev adalah salah satu diantara para Mafia yang berdarah dingin, dan Noir merupakan keturunan dari Mortelev sendiri.

Kejadian di kapal pesiar sungguh membuat Disha hampir mati di tangan Noir saat pria itu ingin membunuhnya setelah mengetahui kematian istrinya, namun dia bersumpah akan membunuhnya secara perlahan lewat siksaan batin dan jeratan pernikahan.

“Akan aku berikan neraka untukmu sebagai balasan kematian istri dan anakku yang belum lahir. You understand!”

°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon dukungannya ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AM'sLL — BAB 22

PEMBUNUH TEODORA??!

Beberapa menit Noir merokok di bawah bersama pria tua penjaga bartender. Kini pria dengan lilitan selimut di tubuhnya itu meneguk vodka nya.

“Tuan, jika Anda ingin. Anda bisa memakai mobil ku.” Tawar pria tua yang melayani Noir tadi.

Sementara anak buah Capo sendiri entahlah pergi kemana yang pasti PUB menjadi sepi, hanya ada Noir, Capo dan pria tua bernama Rey.

“Berapa dia membayar mu?” tanya Noir menunjuk ke arah Capo yang hanya diam menunduk sembari membersihkan darah di kepalanya meski terasa pusing. Namun apalah dayanya karena kuasanya kalah besar dibandingkan milik Mortelev.

“Satu pekan 2 juta.” Jawab pria bernama paman Rey tadi dengan jujur.

Tentu saja Capo terdiam karena tidak berani memarahi atau menyela.

“Datanglah ke PUB ku, akan ku gaji dua kali lipat dari gajimu.” Ucap Noir dengan santai lalu beranjak pergi.

Tentu, Rey sudah menawarinya mobil untuk perjalanan pulang dan Noir masih tahu akan balas budi meski dia sedikit sialan!

Terlihat wajah sumringah dari paman Rey tadi. Itu adalah kesempatan besar bukan, tentu saja dia menerimanya dengan senang hati. “Terima kasih Tuan!” Ucapnya yang hanya didengarkan saja oleh Noir yang kini dia melangkah ke arah tangga.

Saat pria itu masuk ke ruangan yang sama. Oh, betapa terkejutnya dia hingga berkerut alis ketika melihat istrinya terbaring di atas meja dengan kepala sedikit menggantung sehingga rambut panjangnya yang indah tergerai hingga menyentuh lantai.

Disha tersenyum lebar melihat sosok pria tampan bermata biru dan rambut hitam yang melangkah mendekatinya.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Aku salah karena terlalu menikmati minuman mahalnya!” ucap Disha sehingga Noir melirik ke arah botol wine yang sudah kosong. Disha menghabiskannya satu botol dalam waktu singkat.

Dan kini, entahlah mungkin dia sudah lepas kendali.

“Bukankah kamu ingin menyiksaku? Aku meminta mu untuk membunuhku. Ayo lakukan sekarang, aku sudah siap!” ucapnya melantur hingga mendongak menunjukkan leher jenjangnya tepat saat Noir berdiri di ujung kepalanya.

Pria itu menatapnya lekat dengan tatapan tegas.

“Ayo lakukan!” pinta Disha yang masih mendongak menutup matanya.

Dirasa tidak ada jawaban dari suaminya yang angkuh itu, Disha membuka matanya dan meraih tangan kiri Noir, mengarahkannya untuk menyentuh lehernya. “Sekarang tekan seperti kamu mencengkram ku setiap kali marah!” Ujarnya benar-benar sudah gila.

Tangan Noir yang menyentuh leher wanita itu pun seketika menekannya pelan. “Jangan memancingku.” Ucap Noir dingin lalu berpaling pergi sehingga Disha berkerut alis dan mencibirkan bibirnya.

Wanita cantik dengan dress putih itu terduduk, lalu berdiri mengikuti Noir sehingga kini dia berdiri tepat di belakang suaminya.

“Jika kamu tidak membunuhku, mungkin aku akan mengkhianati mu seperti yang istrimu lakukan.” Ucap Disha dengan berani sehingga Noir langsung menatap dengan sorot tajam dan masih membelakanginya.

Dengan senyuman lebar Disha menunjukannya. “Aku tahu dan yakin setelah kamu mengatakannya Tuan Noir. Istrimu berkhianat, lalu kamu— ” Deg! Disha terdiam ketika dia langsung faham akan ucapannya.

Noir berbalik, menatap istrinya dengan lekat sehingga Disha yang tadinya menunjuk kini menurunkan tangannya saat dia mulai faham akan kematian Teodora.

“Ada apa?” suara dingin Noir hingga selimut yang pria itu mulai buka membuat Disha menelan ludah dan berjalan mundur saat ia tak bisa mengendalikan dirinya dengan kepala sedikit pusing.

Dan Noir terus berjalan maju memojokkan istrinya hingga Disha yang mulai menyadari akan kematian Teodora yang sebenarnya.

Merasa tak bisa kemana-mana lagi, Noir langsung menariknya hingga Disha bersandar di dinding dengan napas memburu. Bagaimana tidak, Noir menahan kedua tangannya ke belakang, mendekat ke telinga Disha yang masih menempel di dinding.

“Kamu benar. Yang kamu pikirkan benar. Aku yang membunuhnya!” bisik Noir membuat kedua mata Disha terbelalak kaget.

Pria itu mengendus rahang kanan Disha sehingga wanita itu mencoba berpaling. Jantungnya berdegup kencang, sungguh! Pengakuan Noir benar-benar mengejutkannya.

“Now what?”

“Ji-jika kamu yang mem-membunuhnya, ke-kenapa— ”

Belum selesai bicara, Noir memutar tubuhnya Disha hingga menghadap ke arahnya. Tentu saja kedua tangan Disha masih ditahan di atas kepalanya menempel ke dinding.

Tangan kanan Noir bergerak menyentuh leher wanita itu dan mendekatkan wajahnya sedekat mungkin dengan wajah istrinya yang terlihat tegang dan takut.

“Ini yang dinamakan permainan mafia.” Ucap Noir hingga kedua mata Disha berkaca-kaca. Emosinya bercampur aduk setelah mendengarkan semuanya.

Tanpa aba-aba atau pemanasan apapun, Noir langsung mencium bibir Disha dengan agresif.

Mencoba berpaling namun tangan kanan Noir mencengkram rahangnya hingga Disha tak bisa menggeleng ketika pria itu melumat bibirnya penuh nafsu. Sedang kedua tangan Disha hanya bisa mengepal.

Cukup lama mereka berciuman paksa hingga akhirnya pria itu melepaskannya. Tentu saja napas Disha memburu hingga hidungnya merah dan kedua matanya masih berkaca-kaca.

“Jika kamu yang membunuhnya, lalu kenapa menyalahkan ku? KENAPA HARUS KAKAK KU YANG KAMU BUNUH!!” sentak Disha mendorong Noir kasar dan menatap marah.

Noir menyeringai licik sampai ketika di pintu membuat kedua orang tadi sama-sama melirik ke arah pintu.

“Tuan, Anda bisa memakainya sekarang!” ucap paman Rey yang ternyata sudah mempersiapkan mobilnya.

Tak menjawab pertanyaan Disha, pria itu hanya menatapnya tajam.

“Jika kamu ingin tahu, maka ikuti saja alurnya.” Ucap Noir lalu pergi begitu saja meninggalkan Disha yang sudah meluap emosi.

Wanita itu tak tinggal diam, setelah semua yang dia ketahui, Disha bergegas mengikuti Noir yang berjalan ke arah pintu, meraih kemeja hitam yang anak buah Capo berikan, lalu memakainya sambil berjalan keluar.

“NOIR!!! AKU BUTUH JAWABANMU!” sentak Disha tak peduli dengan para pria yang menatapnya dengan kaget.

Berada di sebuah mobil tua, Disha menahan tangan kekar suaminya dan menatap tak terima.

“Aku mohon.... Katakan?? Kenapa kamu melakukan semua itu??”

Suara Disha merendah karena dia benar-benar ingin tahu alasan Noir. Kenapa dia yang dijadikan kambing hitam dan kenapa kakaknya harus dibunuh jika Noir tahu pembunuhnya dan jika benar Noir lah yang membunuh Teodora sendiri.

“Kenapa harus aku?” tanya Disha menatap dengan air mata menetes.

Pria bermata biru itu masih diam. “Karena aku membutuhkanmu. Anggap saja seperti itu.” Balas Noir benar-benar membuat kesal Disha ketika pria itu masuk ke dalam mobil.

Sungguh! Bukan jawaban itu yang Disha ingin dengarkan. Rasanya dia benar-benar ingin menyusul kakaknya jika seperti ini.

...***...

Bruakk!! Bruakk!! Bugh!!

Dengan luka di lengannya, Falco berjalan keluar dari gudang yang ada di pelabuhan tempat biasa pengiriman barang milik Mortelev.

Pria itu terlihat marah usai menyiksa para bandit dan satu musuh yang menyerangnya tiba-tiba. Langkah Falco terhenti saat dia melihat keberadaan Alon yang baru saja tiba dan keluar dari mobil.

Ya! Meski langit masih gelap, namun itu sudah pagi. Sangat pagi!

“Di mana Noir?” tanya Alon sengaja bertanya kepada Falco yang pastinya tahu tentang keberadaan bosnya.

Tak bisa mengelak, Falco mengatakan keberadaan dan kondisi bosnya yang baik-baik saja. Meski dia menatap Alon dengan tatapan marah penuh kecurigaan.

“Kami sudah menangkap salah satu dari penyerang itu.” Ucap Falco sehingga Alon sedikit tertegun dan terlihat tenang.

Tapi itu sudah menunjukkan jelas akan gerak-gerik Alon. “Anda baik-baik saja?” tanya Falco.

“Ya. Katakan jika kau membutuhkan bantuan. Katakan kepada Noir bahwa aku siap membantunya.” Ucap Alon, lalu pergi begitu saja.

1
Sri Ariyanti
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Anggi Bia
kaka bisa bantu promosi kan novel aku gak...judulnya Tawanan Tuan Mafia🙏😌
Anggi Bia: okeyy makasih banyak untuk sarannya kakak
Four.: Waduhhhh di promosikan bagaimana nihhh??? coba promosi di FB yang khusus aplikasi noveltoon aja. Aku gak menjamin bisa mempromosikan nya soalnya kan sama-sama sibuk 😅, maaf yaaa 🙏😊 semoga sukses untuk kamu!
total 2 replies
Amrul Haq
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Erni Sasa
seperti biasa mak gak pernah gagal karyamu kih😘😘😘😘
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Dwiindah ayususanti
begitu Disha, harus ditawari 🤭
Four.: betul, betul, betul!
total 1 replies
ilhmid
si noir makin makin/Skull/
ilhmid: makin mengerikan/Cry/
Four.: makin apa /Scare/
total 2 replies
Erni Sasa
sory mak baru mampir lagi😁
kemarin"di seling HOROR🤗
Four.: it's okay 😁
total 1 replies
Dwiindah ayususanti
sukurin tuhh ganev
Dwiindah ayususanti
ucapan Noir benar-benar mendalam kayak di film cuy, makin tegang bacanya
Four.: awas jantungan
total 1 replies
Dwiindah ayususanti
ganev sialan /Smug/
ilhmid
pas baca nama Ty Malah jadi terimakasih mulu 🤣
Four.: emang ada² aja ya namanya orang luar 😅😌
total 1 replies
melianah mgs
Buruk
melianah mgs
wah wah in awal yg asik
Four.: semoga suka 😁👍
total 1 replies
intan sari
KEREN KERENN KEREEENNNNNNNNN
Four.: TANCUUUU 😘
total 1 replies
ilhmid
gokil
Four.: semoga suka yak
total 1 replies
Amelia Harianja
lucu banget disha.. ciuman kali yg di harapkan noir
Four.: iya, GK peka² sih Disha, kasihan kan babang Noirnya 😌
total 1 replies
Amelia Harianja
falco mencontai yohana
kayak nya
Four.: yaaa maybe 😌
total 1 replies
van aurora
ini gmn sih yg cewe lebih yg menantang musuh face to face, aktor utama malah nunggu di pelabuhan, gmn sih
Four.: itu sudah rencana, biar GK lakik Mulu, kan wanita juga bisa 😌
total 1 replies
Amelia Harianja
sofiyah yg membunuhnya
Four.: maybe
total 1 replies
❄️ sin rui ❄️
thorr pas baca bab awal, sempet kesel aku kirain mafia nya galak dn kejam doang tapi bego, eh pas baca smpe bab ini, wowwww aku suka aku suka, author nya cerdas
ilhmid: mafia nya random
Four.: kannn, kalau baca awalan memang nyebelin jadi mohon bersabar 😌
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!