Tawanan Cinta Sang Mafia

Evans

Ketika Ricardo menempatkanku sebagai penanggung jawab para pelayan, aku merasa seperti orang penting.

— Hidup kalian akan bergantung padaku sekarang.

Ucapku dengan nada mengejek, para wanita konyol itu menganggap ide itu mengerikan, bahkan hampir tidak menatap wajahku.

— Ayo, cepat bergerak, bereskan meja ini.

Aku merasa hampir seperti pemilik rumah ini sekarang karena aku menjalin hubungan dengan Ricardo. Kupikir dia akan tetap kasar meskipun kami bersama, tetapi aku menyadari bahwa itu tidak benar. Sebaliknya, dia sangat manis.

Aku sangat terkejut dipanggil sayang sehingga aku merasa seperti sedang bermimpi di siang bolong. Hal-hal kecil bagiku membuatku sangat bahagia, ingin menjalani hidup yang kujalani sekarang lebih lama lagi.

Di ponselku, aku menambahkan kontak Ricardo dengan tiga emoji hati di depannya. Perasaan menyukai seseorang ini menyenangkan, terutama jika itu adalah seseorang yang bersedia melindungiku dan menjagaku.

Mungkin aku hampir tertipu, tetapi bukan tanpa alasan dia adalah orang pertama yang membuatku begitu jatuh cinta.

Percakapan yang mengganggu muncul dari luar, karena penasaran aku bertanya kepada Felipe apa itu tetapi dia tidak tahu jawabannya. Bersama denganku, kami pergi ke pintu gerbang rumah besar.

— Biarkan aku masuk!

Seorang wanita berambut pirang berbicara dengan gelisah dan stres. Aku bertanya-tanya siapa jalang ini.

— Siapa kamu?

Felipe bertanya tanpa mengenalnya.

— Aku Gaby, nama lengkapnya Gabriela, wanita yang dijanjikan oleh para penasihat untuk menikah dengan Ricardo Gusman. Jadi, di mana sayangku?

— Sayangku? Kamu sudah gila memanggilnya begitu?!

Protesku dengan marah.

— Ya, dasar tuli, apa masalahnya? Ricardo bahkan tidak menyukai pria, untuk informasi saja.

Dia tersenyum dengan sangat sinis, sehingga darahku naik ke ubun-ubun. Aku merasa ingin mencekiknya sampai mati. Aku hanya tetap tenang menyusun kata-kata yang tepat untuk mengatakan sesuatu. Ricardo tidak memberitahuku tentang wanita mana pun yang dijanjikan untuk menikah dengannya.

Seseorang harus menjelaskannya kepadaku dengan benar begitu dia kembali dari kerja. Aku menghela napas dalam-dalam.

— Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, tetapi kamu tidak bisa masuk tanpa izin.

Akhirnya aku berkata.

Dia tersenyum dan mengambil ponselnya menunjukkan pesan dari Ricardo yang mengonfirmasi kedatangannya. Kenapa sialan dia tidak mengatakan apa-apa kepadaku sementara dia belum pergi?

Aku merasakan amarahku meningkat saat itu, terlebih lagi ketika wanita ini masuk ke dalam rumah besar dan menjatuhkan dirinya di sofa seolah-olah itu miliknya.

— Bawakan aku air, pelayan.

Dia menyebutku dengan wajah mengejek.

— Aku bukan pelayan sialan, para pelayan ada di sana. Semoga harimu menyenangkan.

Aku pergi ke kamarku, setelah beberapa waktu aku mengunjungi kamar Ricardo. Ketika aku hendak masuk, jalang itu sudah berbaring di tempat tidurnya.

— Apa yang kamu lakukan di sana, hama?

Dia menatapku dengan benci.

— Siapa kamu memanggilku hama? Akulah yang dijanjikan kepada Ricardo oleh para penasihat. Urus saja taman, itu lebih baik untuk hidupmu.

Siapa yang dipikirkan wanita sialan ini?

— Untuk informasimu, "Tuan Ricardo" bercinta denganku tadi malam menunjukkan semua cintanya kepadaku. Dan pagi ini dia mengatakan bahwa aku yang memegang kendali sampai dia kembali. Suka atau tidak suka, dasar tunangan terkutuk.

Dia bangkit dari tempat tidur, sepertinya ingin memukulku. Aku memegang lengan rampingnya, menunjukkan siapa di antara kami yang memiliki kekuatan di sana.

— Lepaskan aku, dasar brengsek, kamu tidak bisa melakukan apa pun padaku. Meskipun kamu kuat, Ricardo akan memilihku untuk menikah dengannya. Selain itu, apa untungnya dia memiliki tubuh pria selain meniduri pantat dan mulut?

Ketika dia mengucapkan kata-kata itu, kepalaku meledak. Semua sisa kesabaran yang kumiliki hilang. Aku mencengkeram rambutnya dengan kuat.

— Dengar sini, jalang, meskipun aku tidak memiliki apa yang kamu miliki, tiga lubang, Ricardo masih suka meniduriku. Berhentilah dengan ilusi bodohmu. Dia akan memilihku, berani bertaruh 100 juta.

Matanya dipenuhi dengan kebencian, bahkan sampai menggertakkan giginya. Kami bertengkar sengit, saling menatap seperti dua anjing yang terpojok.

Aku melepaskan anjing betina yang sudah mencemari tanganku. Baiklah, jika dia ingin tinggal di kamar, aku membiarkannya. Tetapi setelah Ricardo tiba, aku akan menyuruhnya membersihkan semua jejak yang ditinggalkan oleh wanita jalang ini di kamar masa depan kami.

Aku menunggu kembalinya dia dari luar, sudah lama sekali. Aku kehilangan kesabaran setiap menitnya. Salah satu hal yang paling kubenci adalah menunggu. Bayangkan sesuatu yang sangat menjengkelkan selain wanita jalang ini.

Saat malam tiba, saat itulah aku melihat mobil Ricardo tiba. Aku berlari untuk menunggunya di depan pintu mobil, begitu dia turun aku langsung memeluknya.

— Apakah kamu sangat merindukanku hanya karena aku pergi sebentar?

— Ya.

Aku menyandarkan kepalaku di dadanya. Tangannya yang menutupi tubuhku membuat tubuhku nyaman dan menginginkan lebih banyak sentuhannya. Rasanya aku seperti kucing yang membutuhkan perhatian. Aku takut dengan sisi diriku ini yang sedikit demi sedikit kutemukan ketika aku bersama Ricardo.

— Ricardinho!

Suara wanita iblis itu mengakhiri momen kami.

— Mengapa kamu memeluk beban mati ini ketika tunanganmu ada di sini? Cantik dan berseri?

Aku menatap wajah Ricardo yang mengerutkan kening dan segera berekspresi marah.

— Siapa yang menyuruhmu datang ke sini? — Dia menatap para penjaga dengan dingin — Dan siapa yang mengizinkanmu masuk?

Jalang itu mendekat dan menarikku dari dekat Ricardo-ku. Oh, amarah yang kurasakan ketika dia melakukan itu.

— Ini — Dia menunjukkan pesan yang sama kepadaku — Kamu mengizinkannya, tidak ingat? Tunanganmu oleh penasihat. Bukan tanpa alasan seorang mafia membutuhkan seseorang untuk memberikan lebih banyak kekuatan kepada mafia.

— Untuk itu aku punya Miguel, tidak ada yang lebih bisa dipercaya darinya.

Ricardo menjawab dengan sangat datar, sehingga beberapa senyum internal lolos dariku.

— Ayo masuk, dan kemudian kita berbicara lebih baik.

Jalang itu berkata sambil memegang lengan Ricardo-ku, dan untuk sesaat dia menarik lengannya dengan kasar sementara yang lain menarikku ke dekat tubuhnya.

— Jangan berani-berani meletakkan tanganmu padaku tanpa izin lagi.

Ketika kami berjalan di depannya, aku memutar kepalaku ke belakang membuat wajah jelek padanya, Ricardo akan memilihku ribuan kali. Tetapi aku masih marah karena dia tidak mengatakan apa-apa tentang ini.

Kami duduk di sofa ruang tamu, aku duduk di samping Ricardo, sangat dekat dengannya sementara dia duduk di depan kami. Dia menatapku seolah ingin memenggal kepalaku, sementara aku membuat ekspresi puas.

— Sekarang ingat pesannya?

Pelacur itu bertanya kepada Ricardo yang sedang melihat pesan di ponsel. Bukan tanpa alasan aku memiringkan kepalaku mencoba untuk mengintip.

— Aku menyuruhmu datang — Dia tersenyum — Tetapi aku tidak mengatakan bahwa itu akan hari ini dan apalagi masuk ke rumahku.

Segera senyumnya menghilang.

— Tapi...

— Cukup — Ricardo berbicara dengan kasar — Keluar dari rumahku, jika kita harus berbicara, kita akan melakukannya di tempat lain.

Dia menatap Felipe.

— Temani dia ke luar dan jangan biarkan dia menginjakkan kaki di sini lagi. Katakan kepada penasihat bahwa aku akan menikah dengan orang yang aku inginkan terlepas dari jenis kelamin.

Ricardo menatapku, menarik wajahku dan mencium bibirku di sana di depan pelacur itu. Kami berciuman lidah dengan sangat panas.

— Pergi kalian berdua!

Ucapnya dengan marah.

— Itulah yang akan kita lakukan.

Ucapku di antara ciuman melihatnya marah saat naik untuk mengambil barang-barang yang ditinggalkan di kamar.

Aku melepaskan diri dari Ricardo.

— Sekarang kamu akan menjelaskan kepadaku dengan benar apa yang terjadi. Kenapa kamu tidak memberitahuku tentang jalang ini?

Dia menghela napas.

— Pertama, tenanglah...Ahw...

Dia mengerang kesakitan.

— Ricardo?

— Tidak apa-apa, pertama apa yang ingin kamu ketahui?

Sesuatu mengatakan kepadaku bahwa Ricardo tidak baik-baik saja karena erangan yang dia buat. Aku mengangkat bajunya dan menyadari bahwa daerah perutnya telah ditembus oleh peluru. Aku menjadi sangat gugup.

— Bagaimana ini bisa terjadi?! Apa kamu baik-baik saja? Kita harus pergi ke rumah sakit!

Aku bangkit dengan tergesa-gesa, sangat khawatir tentang dia.

— Tenang, Evans — Dia menarikku ke pangkuannya — Itu hanya goresan kecil. Aku baik-baik saja.

— Tetap saja Ricardo, aku khawatir!

— Jangan khawatir. Wanita yang ada di sini adalah bagian dari pilihan penasihat terkait seorang istri untuk mafia. Tetapi tidak wajib bagi kami untuk menikah dengan siapa yang dia pilih, dan jika ya, aku akan melanggar aturan, aku bahkan telah menyuruh wanita itu pergi karena orang yang aku inginkan di sisiku adalah kamu. Aku tidak memberitahumu karena aku tidak punya waktu, hanya itu.

Sekarang semuanya lebih dari jelas. Jika dia mengatakan bahwa dia hanya menginginkanku, amarahku bahkan menghilang. Aku mencium Ricardo dengan tepat, merasa lebih baik.

Catatan: Saya mohon maaf jika ada kesalahan ejaan, meskipun saya membaca ulang bab ini 3 kali, beberapa kesalahan masih muncul.