Ariana gadis berusia 18 tahun meninggal dengan tragis, namun Tuhan memberinya kesempatan hidup sekali lagi.
Tapi saat Ariana bangun dia telah jadi orang lain, Sherina seorang polisi rahasia berusia 28 tahun.
"Sher, Sherina?" panggil Sean.
Tapi Ariana yang belum terbiasa dengan nama itu hanya melengos. Membuat pria itu mengerutkan dahi.
"Sher?" panggilnya sekali lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Begitu Frustasi
Hiburan malam di club itu masih terus berlangsung, semua orang hanyut dalam kenikmatan mereka masing-masing.
Sekarang waktu menunjukkan jam 12 malam tepat. Waktu yang tepat untuk memulai pesta yang sesungguhnya.
Ariana dan Sean sudah berada di dalam mobil mereka. Ariana meminta Sean memarkirkan mobilnya tak jauh dari rumah Mario. Dari sana mereka bisa melihat rumah itu dengan banyak preman yang keluar masuk.
"Apa yang kamu dapatkan?" tanya Sean, dia hanya tau perintah, tidak tahu pasti apa yang di cari oleh Sherina.
"Kak Sean tidak boleh tau, ini rahasia," jawab Ariana, lalu tersenyum kecil.
Kini senyum yang terukir di wajah cantik itu sudah seperti pemandangan yang sering sekali Sean lihat.
"Jadi malam ini kita tidur disini?" tanya Sean lagi dan Ariana mengangguk.
Dia sudah tidak sabar pagi datang dan rumah ayahnya itu kebanjiran. Semua air itu jelas akan dikeluarkan melalui rumah itu.
"Hem, karena besok pagi akan ada pertunjukan yang bagus disana," balas Ariana, seraya menunjuk rumah itu menggunakan dagunya.
Hening sesaat, disaat Sean memperhatikan rumah itu, Ariana mulai memejamkan kedua matanya hendak tertidur.
Tak akan ada orang yang menganggu mereka disini, jika ada yang bertanya tinggal jawab saja jika mereka adalah sepasang kekasih yang sedang menghabiskan waktu bersama.
Sean dan Ariana juga sudah mengganti baju mereka jadi baju biasa. Semua perlengkapan yang mereka gunakan dalam misi tersebut sudah disimpan di kursi belakang.
Saat Sean menoleh ke arah Sherina, dia sudah melihat gadis itu terlelap.
Sean menatap intens, sangat intens, secara naluri dia mengangkat tangan kirinya dan membelai lembut wajah itu.
Wajah yang begitu teduh, namun memiliki hati yang begitu kuat.
"Semoga ini semua cepat berakhir, dan saat itu tiba giliran kamu yang harus dengar sama ucapan ku," gumam Sean. Meski dia sangat takjub dengan Sherina yang jadi seorang polisi rahasia, namun sungguh di dalam hati Sean dia selalu merasa cemas.
Ada di satu titik dia begitu ingin meminta Sherina berhenti. Tapi Sean sadar, dia tidak boleh bersikap egois. Jadi yang bisa dia lakukan hanyalah menuruti keinginan wanita ini dan melakukan kesepakatan seperti kemarin.
Setelah Mario tertangkap dan tim satu bubar, mereka akan menikah.
Sean tidak tahu apa yang dia rasa pada Sherina itu cinta atau bukan, karena selama ini mereka sudah terbiasa bersama. Yang Sean yakini adalah hanya Sherina wanita satu-satunya yang ada di hidup dia.
Jadi disaat dia menikah, maka Sherina adalah pasangannya.
Malam bergulir.
Jam 4 dini hari Sean dan Ariana mulai terjaga.
Ponsel Ariana berulang kali berdering panggilan masuk dari Lucas, namun Ariana mengabaikannya.
Kedua matanya fokus menatap ke arah rumah sang ayah, Sean pun melakukan hal yang sama.
Sampai akhirnya apa yang mereka tunggu-tunggu tiba juga.
Ariana langsung tersenyum, saat melihat dengan jelas rumah itu mulai dihantui keributan.
"Ahk!! Shiit!! siapa yang berani merusak barang berharga ku!!" pekik Mario, dia memekik pada semua anak buahnya. Begitu frustasi.
Mario bahkan sesekali menendang anak buahnya meluapkan amarah.
Ini semua jelas karena ulah seseorang, bukan hanya kesalahan biasa.
Meski hanya bubuk, namun bubuk itu memiliki harga yang sangat mahal, namun sekarang semuanya telah larut dalam air yang menggenang hingga mengotori ruang bawah tanah.
Semuanya rusak dan hilang.
Ariana tersenyum lebar melihat pria tua itu marah-marah sampai matanya nyaris keluar.
Puas, tapi ini masih kurang. Hatinya masih diselimuti dendam.
"Ayo Kak, sekarang waktunya kita pulang," ucap Ariana.