Amy Sky menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri saat ayahnya dibunuh tepat di luar pintu rumahnya ketika pembantaian tengah malam dilakukan oleh Jack Langton di Mansion keluarga Sky.
Derek Langton, sang pemimpin Klan keluarga Langton hanya butuh satu kali tatapan untuk memutuskan bahwa Amy harus jadi miliknya.
Tiada perasaan yg lebih besar selain kebencian yang dirasakan Amy pada musuh yang telah menghabisi keluarganya, namun harga diri dan perlawanan yang terus ia pertahankan apakah harus patah karna gairah yang tak bisa ia lawan?
Follow ig dianaz3348 & fB Dianaz ya. Thanks.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DIANAZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
** Facing danger **
Amy memandang minuman yang disiapkan bartender. Tidak berani menyesap lagi setelah tegukan pertama, takut dirinya mabuk dan tidak menyadari situasi sekitar.
Hentakan musik di ruangan itu berbaur dengan gerakan orang orang yang bergoyang menikmati dunia malam. Amy memegang gelas minumannya, mengedarkan pandangan tanpa ketara, sekali lagi mencoba menilai situasi.
Tidak ada yang memperhatikannya di meja bartender, segala sesuatunya terlihat wajar. Amy mendesah ... susah payah ia mengendap-endap keluar dari mansion, berpura pura sakit kepala dan mengurung diri di dalam kamar . Entah berapa lama waktu yang ia punya sebelum Derek menyadari Amy menghilang, lalu mengecek keberadaannya di layar monitor dari pelacak di lengannya.
Dua pasangan yang tengah minum tak jauh darinya di meja bartender terlihat berpelukan, dengan agresif sang wanita dengan dada yang seolah akan melompat dari gaun ketatnya itu memanggut bibir pria yang memeluknya. Ciuman itu semakin panas , mereka saling memagut dan menjil*t, membuat Amy jengah dan berpaling ke arah lain.
Sang wanita terlihat limbung ketika ciuman itu berakhir. Lalu dengan manja wanita itu berbisik di telinga pasangannya sambil menggesekkan dadanya di dada pria itu. Amy termenung, pikirannya kembali pada Derek , pada ciumannya yang mampu menyulut bara gairah dalam tubuhnya, tak menyadari wanita sexy tadi meninggalkan pasangannya dan berjalan dengan langkah goyah ke arah Amy dengan tangan yang masih memegang minuman.
Wanita itu limbung ketika melewati Amy, langkahnya goyah dan menabrak sisi tubuh Amy , hingga minuman yang ia bawa tertumpah ke pangkuannya.
" Ohh ... ya ampun! Astaga ... maafkan aku Nona, aku merasa sedikit pusing!" ujar wanita itu sambil memegang kepala. Tubuhnya terlihat goyah seolah akan jatuh. Takut wanita itu akan kembali menabraknya, Ami segera berdiri, mengambil tas kecilnya dan tersenyum pada wanita itu,
" Tidak apa-apa. Aku perlu ke toilet ... permisi."
Amy meninggalkan wanita yang mengernyit sambil memijit kepalanya itu, keningnya berkerut memandang roknya yang basah dan lengket.
Toilet wanita terlihat kosong, Amy memutar kran dan mencuci tangan, lalu mengambil tisu dan mulai menyeka roknya yang basah dengan membungkuk. "Untunglah hanya minuman, bukan muntahan orang mabuk," desah Amy.
Menyadari gerakan di belakangnya, Amy mendongak memandang cermin lebar di dinding toilet. Melihat wanita sexy yang menabraknya tadi memasuki toilet dengan langkah cepat. Terkejut melihat gerakan wanita itu mantap tanpa kesan mabuk sedikitpun. Bau chloroform yang menyengat ketika wanita itu secepat kilat membekapnya membuat Amy menyadari ... ia berhasil tertangkap!
Sekarang semuanya tergantung Derek. Amy membatin sebelum kesadarannya hanyut terbawa kegelapan yang menyelimutinya.
**********
Hentakan langkah kaki tergesa gesa memasuki ruang pusat kontrol di lantai bawah mansion. Dengan napas terengah Mike memandang Derek dan kru terbaik mereka yang tengah sibuk bekerja. Situasi terasa tegang, aura kemarahan dan wajah dingin Derek membuat ruangan itu terasa mencekam.
"Kapan kau menyadari dia pergi." Mike memandang layar monitor, melihat pergerakan titik merah tanda lokasi terkini dari Amy.
"Satu jam setelah dia naik ke kamarnya! Aku datang untuk melihat karna sebelumnya ia mengeluh sakit kepala, tapi ...." Derek mengeretakkan gigi tanpa melanjutkan kalimatnya.
"Sir ... lihat ini." Suara kru menghentikan percakapan kedua pria itu.
"Mereka berhenti! Tidak ada pergerakan lagi, Ini koordinat mereka."
Kedua pria itu memandang titik lokasi yang di tunjukkan kru mereka. Derek menoleh memicing memandang Mike ... menunggu tanda dari pria itu.
Mike mengangguk. "Semuanya sudah siap di posisi mereka!"
"Lakukan sehati-hati mungkin ... Ayo!" Derek mengambil mantel, menutup ransel senjata yang melekat di bahunya dengan jas itu . Melangkah bersama Mike menuju mobil dengan persenjataan lengkap dan anggota pasukan yang menunggu mereka.
"Apa yang di fikirkan gadis itu ... pergi sendirian memancing bahaya." Mike melirik ke arah Derek yang terlihat tegang.
"Kurasa ia sudah tahu kalau kita mengubah rencana."
"Bagaimana bisa!? Reggie tidak akan menceritakan hal itu padanya."
Derek mengernyit.
"Kurasa ia mendengar ucapanku saat menelponmu dan mengatakan tentang perubahan rencana."
"Bukankah saat itu sudah sangat larut? Kau menelpon tengah malam buta, membangunkan tidurku!"
Derek terdiam, tersadar situasi yang ia gambarkan sedikit aneh .
"Bagaimana ia bisa mendengar percakapan kita? Kecuali gadis itu juga ada di sekitarmu saat itu!"
Kebisuan Derek membuat Mike kembali menebak, membuat kejengkelan mulai merebak di wajah Derek.
"Tapi apa yang dilakukan gadis itu tengah malam bersamamu? Memangnya saat itu kau dimana?"
Derek perlahan berputar ke arah Mike, nada jengkel mewarnai suaranya.
"Mike ... sebaiknya kau tutup mulutmu! Kau seperti wanita nyinyir! Tak ada yang perlu kujelaskan padamu!"
Mike mengangkat kedua tangannya.
"Whoaaaaa ... easy! Aku hanya bertanya."
Senyum geli tersungging di bibir Mike. Tapi tidak sampai di kedua matanya. Mata dingin abu abu itu menatap Derek dengan serius.
"Jack akan membayar jika sesuatu terjadi pada gadis itu!"
Derek mengangguk. Kembali mereka melangkah, membuang semua keraguan dan meyakinkan diri semuanya akan berjalan sesuai rencana.
**********
