NovelToon NovelToon
Suamiku Ternyata Seorang Presdir

Suamiku Ternyata Seorang Presdir

Status: tamat
Genre:Romantis / Perjodohan / CEO / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Peningkatan diri-peningkatan identitas/sifat protagonis / Tamat
Popularitas:164.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: picisan imut

(follow Instagram ku: @Picisan_Imut94)

rasanya seperti mimpi, melakoni suatu pernikahan dadakan hanya karena salah paham warga yang mengira keduanya telah melakukan mesum di sebuah kedai kopi sederhana.

Kinara gadis penjual kopi ini entah ketiban sial atau sebuah keberuntungan, Tiba-tiba harus merubah statusnya menjadi seorang istri pria asing.

selama ini Kinara hanya mengenal Tara sebagai seorang supir taxi online, dan di luar dugaan Tara ternyata adalah Leonard Dewantara.
seorang pemimpin perusahaan Dewantara Grup.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon picisan imut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bukan kriteria mas Tara

Malam yang tenang itu membuat Tara semakin larut dengan obrolan mereka. Membahas hal-hal yang mungkin tidak penting untuk di bahas.

Namun di antara mereka berdua, hanya Kinara yang lebih banyak mengoceh sedangkan Leon lebih asik mendengarkan ocehan Kinara dengan sesekali tersenyum.

Mereka justru tidak fokus pada acara televisi didepan. Dengan posisi duduk saling berhadapan, kedua kaki masing-masing di atas sofa tersebut.

Tara bertopang dagu. kau ceria sekali sih Kinar. Banyak bicara, banyak tertawa. Jika suatu saat kita tidak bisa bersama karena aku yang tak kunjung mencintaimu, ataupun sebaliknya? aku harap kau bisa terus seperti ini.

Tara tersenyum. Ketenangan itu pun masih berlanjut hingga sebuah ketukan pintu terdengar di telinga meraka.

"Iiiissshhh, siapa lagi itu?" gerutunya, "Sebentar ya mas." Kinara beranjak setelah mendapat anggukan kepala dari Tara.

––

Di depan pintu...

Kinara sudah menatap sebal seorang wanita yang hendak nyelonong masuk itu.

"Hei, sopan, ya? Main masuk saja!"

"Sopan lah aku kan calon istri ke duanya," celetuk Monik.

"Dasar wanita tidak waras!" Kinara masih menahan tubu Monik.

"Mas tampan!! Mas Tampaaaaaan—" seru Monik dari luar.

Sedangkan di dalam Tara hanya diam saja. Pria itu malah justru bergidik mendengar suaranya dan memutuskan untuk masuk ke kamar bersembunyi dari wanita itu.

"Mas tampan—" Monik masih berusaha memanggil Tara.

"Ckckck benar-benar, ya, plakor satu ini. Tidak tahu diri dan tidak tahu malu."

"Kenapa sih Kinar, kau benar-benar takut kalah saing ya dengan ku? Secara aku lebih cantik dan lebih seksi." Memindahkan rambut panjangnya kebelakang lalu memamerkan dada besarnya itu.

Kinara memandangi bagian dada Monik lalu menurunkan kepalanya menatap bagian dadanya sendiri. Yang bahkan tak terlihat dari luar. Gleeeeeekkk menelan saliva-nya.

"Hahaha, kau yakin bisa memuaskan suami mu dengan itu?" Tertawa mengejek.

Kinara terkekeh sinis. "Hei nona seksi?Memangnya Mas Tara ku melihat dari ukuran dada istrinya, apa? Dasar! Lagi pula kau itu seharusnya sadar Monik, suami ku tidak seperti suami-suami orang lain yang akan tergoda dengan tubuh seksi mu itu. Jadi menyerah saja sebelum kau kecewa."

"Oh iya? Kita lihat saja sepuas apa dirinya dengan mu. Aku yakin sih, selera pria itu bukan kau. Paling sebentar lagi pria itu juga akan meninggalkan mu. Karena kau yang membosankan, habis itu berpaling kepada ku."

"Hei, sudah cukup bicara mu? Sebaiknya kau pulang ya, sudah malam! Ini malam Minggu, aku mau bermesraan dengan suami ku. Syuuuuhhh ... Syuuuuhhhh."

"Tidak! Aku mau bertemu mas tampan ku lebih dulu."

"Gila ya ini orang, pergi, tidak? Atau mau ku siram kau pakai air panas! Dasar cacing tanah!" Kinara mendorong tubuh Monik kasar.

Lalu menutup pintu rumahnya dan menguncinya rapat-rapat.

"Hei Kinara!!! Aku mau bertemu Mas tampan ku!!! Buka pintunya sialan!!!" Seru Monik masih terus menggedor pintunya.

"Kinara!!!! Hei!!!" Gadis itu masih saja berseru. Sedangkan Kinara tengah melamun saat ini di balik pintu.

Benar, ada ketakutan di hati Kinara jika sampai Tara meninggalkannya karena bosan. Pria itu bilang hanya menjalankan semua ini sampai benar-benar yakin.

Sampai kapan? didetik ini saja keyakinan itu belum hadir.

Dan jika perhatikan lagi, Tara justru tidak sama sekali melirik ke dirinya. Sudah seminggu lebih berjalan hidup dalam satu rumah, pria itu bahkan tidak ada sekali pun menyentuh tubuhnya selain di kepala Kinara.

Mungkinkah benar kata Monik, jika dirinya itu sangatlah tidak menarik di mata Tara.

"Kinar, dia sudah pergi?" Tanya Tara tiba-tiba. Kontan membuat Kinar sedikit terhenyak.

"Iya sudah mas," jawabnya lesu.

"Kau kenapa?" Pria itu menyadari sikap lesu Kinar.

"Tidak apa-apa mas, sudah malam sebaiknya kita tidur," pungkasnya sembari melenggang masuk kedalam kamar.

Tara menatapnya bingung, entah apa yang terjadi. Biasanya moodnya akan tetap baik walaupun habis bertengkar sekali pun dengan keluarga dari bibinya itu.

Namun untuk malam ini seperti ada hal lain yang terjadi padanya.

Tara memutuskan untuk kembali masuk kedalam kamar. Sejenak kepalanya menoleh kebagian pintu kamar Kinara, lalu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kamar dia sendiri.

Malam itu keduanya melewati malam panjang di kamar mereka masing-masing, Tara menekuk satu lengannya menjadikan itu bantalan kepalanya. Tatapannya tertuju pada langit-langit kamar, melamun entah apa?

Sedangkan di sisi lain Kinara tidur sembari memiringkan tubuhnya memeluk kain selimut yang menutupi tubuhnya. Netra indahnya mengarah lurus kedepan dengan tatapan kosong, melamun.

Aku seharusnya sadar dari awal, aku tidak bisa berharap lebih darinya. Dia adalah orang asing, yang akan tetap menjadi orang asing. Tapi kenapa aku sedih sih mendengar kata-kata Monik tadi. Itu sudah menjadi hal yang harus ku siapkan saat ini. Mas Tara pasti tidak menyukai ku, itu jelas.

Gadis itu memutar tubuh nya menatap ke langit-langit.

Apa sebaiknya aku menyuruhnya pergi saja, ya? Aku tidak ingin menahannya di sini lebih lama lagi. Dia pasti terpaksa sekali hidup satu atap dengan ku, dan lagi adanya mas Tara, membuat ku merasa semakin takut untuk kehilangan. mumpung saat ini belum terlalu dalam.

Sedikit basah mata Kinara. Membuatnya tertawa sendiri.

"Gila ya, kenapa mata ku malah berair, sih?" Mengusap kedua matanya lalu kembali memiringkan tubuhnya.

"Ayo tidur dan kembali terjaga di esok pagi." Tersenyum, hatinya terus menyemangati diri sendiri.

1
Mazree Gati
skip,masih flasback
Mazree Gati
skip,ga baca flasback
Mazree Gati
tolol semua
nikatha
suka
Darni Imma'u
mantap luar biasa
Srisetya Babalu
yg bener tara apa Leon sihhh
taraawwcu
walaupun gue nggak suka Gani, tapi interaksi antara Gani, Tara sama Kinara ini lucu tauuu😭 gemes aja kek ngelihat film komedi😭
Ammar shauqy
cerita ini sangat bagus dulu sekali dah baca
sekarang ingin baca lagi cerita nya bagus
Ammar shauqy
sabar ya Kinar
insyaallah akan manis di akhir nya
Dhika Ahmad
mantab
Shieay_Laa
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
neeha_yha💫
baru baca di mlm lebaran 31 maret 2025. 🙏🙏 semoga seruuu
Agus Prabowo
leonard takut miskin
🔪😸
kak ga ada bonus chapter lagi kah kak, plis kak adain donghh
🔪😸
Luar biasa
juwita
klo udh ky gitu suka kasihan jg. tp klo ingat kejahatan mrk pd Kinar yg g punya belas kasihan jd kesel jg
juwita
jiwa halu ku meronta pingin ky si Kinar🤣🤣🤣
juwita
harusnya tua bangka jg di salahkan akibat ke egoisan dia Kinar sm calon baby nya celaka
Mazree Gati: betul,,,gara gara takut miskin
total 1 replies
juwita
macam sinetron tinggal blg aj tellu bnyk cingcong
juwita
apa bpknya si Leon g tau klo kelakuan si vio udh selingkuh di belakan Leon?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!