kisah cinta di dalam sebuah persahabatan yang terdiri atas empat orang yaitu Ayu , Rifa'i, Ardi dan Linda. di kisah ini Ayu mencintai Rifa'i dan Rifa'i menjalin hubungan dengan Linda sedangkan Ardi mencintai Ayu. gimana ending kisah mereka penasaran kaaan mari baca jangan lupa komen, like nya iya 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Husnul rismawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 9 perkenalan
Rifa'i pun masuk kamar dan mulai meraih benda pipih yang tergeletak di atas kasur berwarna hijau muda tanpa motif itu. Lalu ia menekan tombol pesan dan mencari nama Linda di riwayat pesan nya .Setelah ketemu, ia pun mulai mengetik pesan untuk Linda, "Hai sayang, lagi apa ?" tulis pesan Rifa'i untuk Linda
"Lagi tiduran aja sayang .." Jawab Linda
Rifa'i pun mulai mengutarakan niat nya yang iya dan ibunya tadi obrolkan.
"Yang tadi ibu aku nanyain kamu! Katanya kapan kamu mau main sini? " kata Rifa'i
" haaaa serius yang... " jawab linda kaget
" iya sayang... "
"Iya sayang, serius! Ibu aku penasaran sama kamu, katanya kapan kamu mau datang ke rumah. Mungkin bisa kita atur waktunya?"
"eemmm kapan iya sayang ...? " jawab Linda
"Besok aja gimana, sayang Aku senggang, kamu?" eehh tapi gimana kondisi kamu udah kuat belum misal ke sini ? " tanya nya lagi dengan antusias
"Udah kuat, sayang. Aku siap besok," jawab Linda.
"Okay, sayang. Aku senang banget. Besok aku jemput kamu, ya?" tanya Rifa'i.
" iya sayang " jawab Linda lagi dan tetap dengan kebiasaan nya tak pernah tertinggal emot love nya
Mereka pun terus bertukar pesan hingga jam menunjukkan pukul 22.00 Rifa'i pun menyuruh Linda untuk beristirahat agar cepet pulih .
"Sayang, udah malam banget, kamu harus istirahat. Besok aku jemput kamu, ya? Tidur yang nyenyak, jangan lupa obat yang di minum sebelum tidur nya di minum dulu ! aku jemput besok." kata Rifa'i mengingat kan Linda lagi
"Oke, sayang. Aku juga capek. Aku tidur dulu, ya. Love you."
Rifa'i: "Love you too, sayang. Tidur yang nyenyak."
percakapan mereka pun berakhir, mereka pun memutuskan untuk tidur dengan penuh cinta dan harapan .
...****************...
Ke esokan harinya, Rifa'i memulai aktivitasnya seperti biasa, mengajar di sebuah sekolah menengah pertama dengan sangat semangat. Wajahnya terlihat lebih ceria dari biasanya, karena sepulang sekolah ia berencana untuk pergi menjemput Linda.
Bahkan, mungkin pikirannya sudah melayang ke Linda saat mengajar, membuat ia sedikit lebih bersemangat dalam menyampaikan materi pelajaran kepada murid-muridnya.
Sedangkan Linda memulai aktivitas paginya dengan rasa deg-degan karena hari ini adalah hari di mana pertama kali bertemu dengan calon mertua. Ia merasa sedikit gugup, memikirkan bagaimana kesan yang akan ia berikan kepada keluarga Rifa'i.
Linda pun berusaha untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, memilih pakaian yang sopan dan rapi, serta memikirkan topik-topik pembicaraan yang bisa ia bicarakan dengan calon mertuanya.
Linda pun bertanya kepada ibunya, untuk meminta pendapat supaya gimana nanti dia saat bertemu dengan orang tua Rifa'i "Ibu, gimana ya caranya aku nanti saat bertemu dengan orang tua Rifa'i? Aku takut salah tingkah atau kurang sopan."
Ibunya memberikan saran bijak, "Anakku, yang penting kamu jadi diri sendiri, jujur, dan sopan. Jangan terlalu dipikirin, nanti juga biasa saja."
Dengan saran ibunya, Linda merasa sedikit lebih tenang dan siap menghadapi pertemuan itu.
Linda pun meminta pertimbangan ibunya untuk membantu memilih baju yang cocok untuk bertemu dengan calon mertua. "Ibu, baju apa yang cocok aku pakai hari ini? Aku pengen bikin kesan baik di depan orang tua Rifa'i," tanya Linda.
Ibunya memperhatikan lemari pakaian Linda dan kemudian menyarankan, "Bagaimana kalau kamu pakai baju gamis putih itu? Pasti sopan dan cantik."
Linda menyukai saran ibunya dan akhirnya memutuskan untuk memakai baju gamis putih tersebut. Dengan penampilan yang rapi dan sopan, Linda merasa lebih percaya diri untuk bertemu dengan calon mertua.
Siang itu pukul 11.30, Rifa'i sudah selesai jam mengajarnya. Ia pun langsung menuju ke ruangannya untuk mengambil tas dan laptopnya, lalu bergegas untuk pulang. Rifa'i merasa tidak sabar untuk menjemput Linda dan kemudian memperkenalkannya kepada orang tuanya. Dengan senyum di wajahnya, ia melangkah cepat menuju ke ruangan nya. setelah sampai di ruangan nya ada beberapa guru yang menatap nya heran karena tidak biasanya Rifa'i seperti itu.
" mau kemana pak fai? buru-buru banget " ... tanya salah satu guru.
"Oo, enggak apa-apa, Bu. Aku cuma ada urusan sedikit. Aku mau jemput seseorang," jawab Rifa'i dengan senyum.
Guru tersebut memperhatikan Rifa'i dengan tatapan penasaran. "Oh, jemput siapa? Pacar, ya?" tebaknya dengan nada menggoda.
Rifa'i tersenyum malu-malu. "Mungkin bisa dibilang begitu, Bu," jawabnya singkat sambil bergegas keluar ruangan.
Guru-guru lainnya yang mendengar percakapan itu langsung bersorak dan memberikan komentar yang membuat Rifa'i semakin malu. "Wah, Pak Fai punya pacar, nih! Selamat, Pak!" seru salah satu guru.
Rifa'i hanya tertawa dan melambaikan tangan sambil bergegas pergi. Ia tidak sabar untuk menjemput Linda dan melanjutkan rencana hari ini.
Rifa'i bergegas menuju mobilnya. Saat dia tiba di rumah Linda, ia memberhentikan mobilnya di depan rumah dan menekan klakson beberapa kali sebagai tanda kedatangannya.
Linda yang sudah siap dan menunggu di dalam rumah, langsung keluar dengan senyum cerah di wajahnya. Ia melambaikan tangan kepada Rifa'i dan berjalan menuju mobilnya.
Linda yang sudah siap dan menanti langsung keluar dengan senyum cerah di wajahnya. "Hai, sayang!" sapanya dengan gembira saat melihat Rifa'i.
Rifa'i tersenyum dan membuka pintu mobil untuk Linda. "Hai, cantik! Kamu terlihat sangat cantik hari ini," pujinya sambil membantu Linda masuk ke dalam mobil.
Linda merasa sedikit gugup karena akan bertemu dengan orang tua Rifa'i, tapi dengan kehadiran Rifa'i di sampingnya, ia merasa lebih tenang. "Terima kasih, sayang. Aku sedikit gugup," akunya.
Rifa'i memegang tangan Linda dan memberikan semangat. "Jangan khawatir, aku ada di sini. Semuanya akan baik-baik saja," katanya dengan lembut.
Rifa'i dan Linda berangkat menuju rumah Rifa'i, . Selama perjalanan, Linda merasa sedikit gugup dan takut tidak bisa membuat kesan yang baik di depan orang tua Rifa'i.
Rifa'i menyadari kegugupan Linda dan memegang tangannya dengan lembut. "Jangan khawatir, sayang. Orang tuaku pasti akan menyukaimu," katanya dengan suara yang menenangkan.
Linda tersenyum dan merasa sedikit lebih tenang dengan kehadiran Rifa'i di sampingnya. Mereka berdua terus berbicara dan bercanda selama perjalanan, membuat suasana menjadi lebih santai.
Setelah beberapa lama, mereka akhirnya tiba di rumah Rifa'i. Linda mengambil napas dalam-dalam dan mempersiapkan dirinya untuk bertemu dengan orang tua Rifa'i.
Orang tua Rifa'i menyambut Linda dengan sangat senang.
"Assalamualaikum," seru Linda dan Rifa'i bersamaan.
"Wa'alaikumsalam," jawab seseorang dari dalam rumah.
"Ehhh, ayo masuk!" kata Ibu Rifa'i sambil menyambut mereka dengan hangat. "Waduh, maaf ya, ndok, rumahnya belum diberesin," lanjutnya sambil meraih mainan cucu-cucunya yang berserakan di lantai.
Linda pun tersenyum dan membantu ibunya Rifa'i membereskan mainan. "Tidak apa-apa, Bu. Kami tidak keberatan," katanya sambil membantu ibunya Rifa'i
Rifa'i juga membantu membereskan mainan keponakan nya itu .
Setelah selesai membereskan mainan, mereka pun duduk bersama di ruang tamu sambil ngobrol-ngobrol santai dengan penuh gurauan. Ibu Rifa'i langsung membuka percakapan dengan pertanyaan yang membuat Linda merasa nyaman. "Linda, bagaimana keadaan kamu ?"
"Alhamdulillah, Bu, baik-baik saja," jawab Linda dengan senyum. "Saya senang bisa bertemu dengan Bapak dan Ibu hari ini."
Ibu Rifa'i tersenyum dan mengangguk. "Kami juga senang sekali, Linda. Rifa'i sudah banyak bercerita tentang kamu," katanya sambil memandang Rifa'i dengan mata yang penuh kasih.
Rifa'i tersenyum malu-malu dan memandang Linda dengan mata yang penuh kasih juga. Linda merasa nyaman dengan suasana yang hangat dan penuh kasih ini.
Ayah Rifa'i juga ikut bergabung dalam percakapan, membahas tentang berbagai topik yang membuat Linda merasa diterima dengan baik.
Ayah Rifa'i mulai membahas tentang pekerjaan dan cita-cita Linda. "Linda, apa yang kamu lakukan sekarang? Apakah kamu bekerja atau masih kuliah?" tanyanya dengan rasa penasaran.
Linda menjelaskan tentang pekerjaannya dan cita-citanya, dan Ayah Rifa'i mendengarkan dengan penuh perhatian. Ibu Rifa'i juga ikut bergabung dalam percakapan, memberikan komentar dan saran yang membuat Linda merasa dihargai.
Rifa'i tersenyum melihat Linda dan orang tuanya berinteraksi dengan baik. Ia merasa lega dan bahagia melihat Linda diterima dengan baik oleh orang tuanya.
Suasana semakin hangat dan penuh kasih, membuat Linda merasa seperti sudah menjadi bagian dari keluarga Rifa'i.
Ibu Rifa'i kemudian mengajak mereka untuk makan siang bersama. "Bagaimana kalau kita makan siang bersama? Aku sudah memasak sayur sop dan tempe goreng tadi " katanya sambil tersenyum.
Rifa'i langsung menyambut ajakan ibunya dengan gembira. "Wah, enak sekali! Aku sangat suka itu, Bu," katanya sambil memeluk ibunya.
Linda juga merasa senang dengan ajakan itu. "Saya juga ingin membantu, Bu. Apa yang bisa saya lakukan?" tanyanya dengan sopan.
Ibu Rifa'i tersenyum dan memberikan tugas kepada Linda untuk membantu menyiapkan meja makan.
Suasana makan siang itu cukup tenang dengan hati yang senang. Mereka semua duduk bersama di meja makan, menikmati hidangan yang lezat dan hangat. Lindapun juga merasa sangat menikmati setiap suapannya
ibu Rifa'i dan Linda saling bertukar cerita dan tawa, sementara Ayah dan Rifa'i mendengarkan dengan penuh seksama . Suasana makan siang itu dipenuhi dengan kehangatan dan kebersamaan, membuat Linda merasa semakin dekat dengan keluarga Rifa'i.