Langkah Bersama Bintang

POV. Maya

Ting!!..

Satu pesan masuk ke handphone nya, ternyata Maya terbangun dan dia merasa gelisah dengan cara nya sendiri, dia sebenarnya tak bisa cuek pada gurunya itu, tapi rasa cemburu yang ada dalam dadanya ini mengalahkan semua rasa cinta nya dan pada akhirnya malam ini aku tetap saja gelisah tak bisa membohongi perasaanku sendiri.

Dan ketika satu pesan masuk aku pun segera membuka nya dan terlihat ada satu pesan suara yang dikirimkan Irwan untuk nya, ya pesan suara itu adalah hasil rekaman percakapan Irwan dengan Sindy yang sangat terobsesi oleh bibinya sendiri karena bisa dekat dengan seorang pria tampan setiap hari nya, makanya dia pindah sekolah ternyata ada udang dibalik batu toh.

Dan tak lama kemudian ada satu pesan dari seseorang yang mengirim kan sebuah video yang berisi percakapan yang sama dengan pesan suara yang dikirimkan oleh Irwan, dalam hatiku bertanya-tanya siapa orang yang mengirimkan video kepadanya itu.

{ " Jangan dulu cemburu May...belum tentu kak Irwan itu selingkuh tapi justru anak baru itu yang ke gatelan yang caper sama kak Irwan tapi gue yakin kalo hati kak Irwan itu cuma ada kamu May..!!" }

{ " Bentar lu kenal gue dari mana?!" }

{ " Hahaha...kamu jangan pura-pura gak kenal sama aku heh.."}

{ " Hah! Iya terus lu tu siapa jangan bikin gue penasaran tau.. aaarrgg..!" }

" Cape deh gue ...!" Gumamnya sambil menjatuhkan handphone nya kesamping dan pada akhirnya Maya pun tertidur kembali.

*****

Dan keesokan paginya seperti biasa ia membantu bundanya membereskan rumah dan ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi ia dan ayahnya berangkat dengan semangat.

Sesampainya di area sekolah Maya pun segera masuk kedalam kelasnya dengan tergesa-gesa, saat akan masuk kedalam kelasnya ia malah menubruk laki-laki yang ternyata Irwan yang baru saja akan keluar untuk menemui Maya dan ayahnya namun terlambat ia justru malah bertemu dengan anaknya saja ga sama bapaknya hiks... hiks.. hiks kacian 😂.

" Maaf gak sengaja gue buru-buru soalnya sampai gak liat ada orang yang keluar dari kelas maaf ya.." ucap Maya masih menunduk tak berani mengangkat kepala nya dan tak mau melihat wajah orang yang sudah dia tubruk tadi.

" Gak apa-apa santai aja kok lagian kenapa tergesa-gesa sih jalannya takut ketinggalan kelas atau takut ketemu sama aku Hem..?!" Jawab Irwan dengan suara khas nya yang sudah menjadi candu untuk didengar oleh Maya.

Seketika Maya tertegun dan langsung mengangkat wajah nya dan langsung menatap wajah tampan itu dan seketika netra keduanya pun bertemu lalu terdengar seseorang berdehem,

" ehem..kalo mau pacaran cari tempat yang sepi kek jangan didepan umum begini, tuh liat anak-anak yang lain udah mau pada kesini!! lanjutin nanti aja deh..!" Tegurnya sambil celingukan takutnya ada yang melihat kelakuan kakaknya bersama Maya bisa gawat apalagi kalau ada si cewek gatel itu bisa berabe.

Langsung Maya dan Irwan pun segera tersadar dengan situasinya, lalu mereka pun segera menjaga jarak dan Maya masuk kedalam kelasnya dan segera duduk di bangkunya lalu bersikap seperti tidak ada apa-apa.

Lalu tak lama kemudian teman-temannya datang sambil senyum-senyum kearahnya lalu mereka duduk didekat nya masih dengan ekspresi wajah yang tersenyum penuh arti lalu salah satu dari mereka menyenggol lengan ku dengan senang hingga membuat ku bertanya-tanya apa yang terjadi dengan mereka, " ciee...ciee..ciee..kiw..kiw..kiw habis ada yang cemburu nih!..." Ejek Raya sambil tersenyum seraya menaik turunkan alisnya dua kali.

" Apaan sih kalian..!! Ga lucu tau!" Jawab Maya sambil membuka tasnya dan mengeluarkan peralatan sekolahnya lalu masih dengan wajah judesnya yang seolah-olah sedang malas untuk menjawab pertanyaan teman-temannya yang sangat tau dan kepo pisaan...dengan kehidupan nya.

" Udah lah ga usah sok judes gue tau kok sebenarnya hati lu tuh udah baikan lagi dan lagi senengkan...!!" Ejek Raya lagi sambil terus menyenggol nyenggol lengan Maya yang sejak tadi ingin tertawa namun ia tahan karena masih penasaran dari mana sebenarnya mereka tau tentang hubungannya dengan kak Irwan padahal dirinya tak pernah menceritakan hal apapun tentang hubungannya dengan sang guru.

" Aku udah tau semuanya May..bahkan ga cuma aku tapi kita udah tau tentang hubungan kamu sama pak Irwan, pasti kamu bertanya-tanya kan dari mana kita tau kalo kamu punya hubungan sama pak Irwan, kita sendiri yang liat dan menyaksikan itu semua dari pertama sampai hari ini kita semua tau kok May..!" Terang raya disertai dengan anggukan kepala yang lainnya sambil tersenyum kearah nya.

" Udah...ga usah bingung gitu sekarang mending kamu pikirin gimana caranya kamu bisa dapetin hatinya si ganteng supaya ga berpaling ke si cewek gatel itu..gue tau kok lu tuh sebenernya gak rela kalo si ganteng diambil sama yang lain kan karena dihati lu udah tumbuh benih-benih asmara ya kan!! Ngaku aja lah May ga usah di tutupin...!" Ujar Raya dan Fira yang ikut nimbrung ditengah-tengah ucapan Raya.

" Eh..eheh guys si gatel datang itu bubar-bubar cepettt..bubar...!!" Ribut Laras sambil menarik-narik tangan Risma dan Fira begitu juga dengan Raya ia pun ikut ditarik oleh Fira.

Maya sedikit geli dengan kelakuan empat teman nya ini, sampai membuat nya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka ini ada saja tingkah laku mereka yang selalu berhasil membuat dirinya ceria kembali.

" Hai...! May..pagi!" Sapa Sindy dengan wajah tanpa dosa dan parahnya lagi dia malah tersenyum penuh kemenangan.

Maya berusaha keras untuk tidak memperlihatkan wajah juteknya dihadapan Sindy, dia sedang memikirkan cara yang paling cantik untuk mendapatkan hati Irwan.

" Hai! Sin..apa kabar selamat pagi juga....!" Jawabnya sambil berusaha tersenyum semanis mungkin didepan Sindy, agar tak curiga karena sebentar lagi akan ada sebuah perebutan eits...bukan sembarang perebutan tapi yang jelas ini bukan perebutan bola Tapi perebutan hati seorang pria tampan aaaa....

Singkat cerita jam istirahat pun berbunyi orang yang paling pertama keluar dari kelas adalah Maya dan dengan secepat kilat ia langsung pergi menuju kantin dan berniat akan membelikan makanan kesukaan Irwan dan dia pula yang akan memasak makanan itu, dengan senyum yang merekah ia pun segera pergi ke kantin dan dengan gerakan cepat ia membuat sebuah makanan yang disukai Irwan setelah selesai ia pun pergi ke ruangan Irwan,tapi ia juga harus melihat situasi dulu setelah dirasa aman ia pun segera mengetuk pintu ruangan Irwan dan tak lama kemudian pintu pun terbuka dan betapa senangnya Irwan lalu dengan secepat kilat ia langsung menarik pinggang Maya dan langsung mengunci pintu ruangannya itu.

" Ka...kamu hemmm...sengaja atau ada orang yang nyuruh kamu untuk kesini atau gimana Hem...?!" Tanyanya sambil menatap wajah Maya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

" Iya aku sengaja datengin ruangan kak Irwan, soalnya aku mau ngasih ini buat kakak, kak Irwan pasti belum sempet makan kan tadi!!" Jelas Maya sambil tersenyum kearah Irwan yang masih menatap wajah nya dengan seksama.

Irwan tertegun beberapa saat dan dia pun langsung mengangguk sambil tersenyum kearah Maya. " Kok kamu tau sih! Kalo aku belum makan Hem...tau dari mana atau tau dari siapa tentang aku?!" Tanya Irwan seraya memegang tangan Maya yang masih memegang mangkuk yang berisi makanan yang tadi ia buat dengan suka hati.

" Ya udah sekarang kamu temenin aku makan ya..!" Ungkapnya sambil melangkah menuju meja kecil di tengah-tengah ruangan itu, Maya hanya tersenyum seraya mengangguk patuh pada Irwan. " Kamu pasti belum makan juga kan sekarang?!.. kalau gitu gimana kalo kita makan berdua aja, mau gak?!.." tawarnya pada Maya lagi-lagi Maya hanya bisa mengangguk setuju, entah ada apa dengan dirinya saat ia menatap penampilan Irwan yang begitu mempesona dengan kemeja berwarna biru Dongker dengan motif yang indah, membuatnya semakin terpesona dengan penampilan Irwan hari ini.

Akhirnya ia dan Irwan pun makan bersama diruangan itu terdengar tawa canda diantara mereka, dan tak terasa makanan pun sudah habis tak bersisa sedikit pun padahal ia hanya memakan makanan yang ia buat itu hanya beberapa suap saja tapi ternyata Irwan benar-benar suka dengan masakannya itu, ada rasa senang dan rasa rindu yang begitu bergejolak di dalam dadanya saat ini.

Dilain tempat Sindy kini sedang menunggu Irwan keluar dari ruangan kerjanya, Sindy kini tengah menenteng sebuah kantong plastik yang berisi kopi dan ada beberapa makanan yang ia bawa tadi dari warung.

Sementara kini Maya sudah ada diluar berjalan beriringan dengan Irwan dari samping dan berniat akan pergi ke kantin lagi, lalu tak sengaja ketika mereka sedang berjalan dan seketika langkah mereka berhenti saat sosok yang sedang menatap wajah Maya dan Irwan yang sedang berjalan beriringan begitu mesra...