Bos Dingin Mengejar Istri Nakal

Albert menggendong Sena menuju kamarnya dan dengan pelan ia dudukkan Sena di kasur.

"Ada yang bisa kubantu? Kau ingin minum, ke kamar mandi atau mungkin yang lainnya?" tanya Albert.

"Tidak, kau pulanglah. Ini sudah malam dan aku juga ingin beristirahat." kata Sena.

"Baiklah, aku pergi dulu." pamit Albert.

Albert pun segera keluar dari kamar Sena dan Sena hanya memandangi punggung Albert yang semakin menjauh dan akhirnya hilang di balik pintu kamarnya.

Sena POV

Hari ini begitu melelahkan, tapi juga membuatku bahagia. Hah, si manusia es itu. Kenapa sekarang berubah menjadi hangat, aneh sekali. Apalagi tadi, ISTRI katanya? ya ampun bisa-bisanya dia menyebutku istri.

Emm, apakah dia tadi serius melamarku? Tidak mungkin, kan? Lagi pula, dia sudah memiliki tunangan. Yah, tidak mungkin kalau dia serius melamarku. Aku dan dia tidak mungkin bisa bersama dan status kami sampai nanti hanya sebatas mommy dan daddy Alnorld. Asal Alnorld bahagia, seperti ini pun cukup untukku.

Sena POV end

"Daddy, apakah mommy baik-baik saja?" tsbya Alnorld saat Albert keluar dari kamar Sena.

"Ya, mommymu baik-baik saja dan sekarang dia sedang istirahat. Kau juga segeralah tidur, son. Besok kau masuk sekolah." kata Albert mengelus sayang rambut Alnorld.

"Daddy akan pulang?" tanya Alnorld.

"Emm, apakah daddy boleh tinggal kalau daddy mau?" tanya Albert.

"Tentu saja, daddy bisa tidur denganku." jawab Alnorld dengan senyuman.

"Baiklah, ayo kita istirahat." ajak Albert.

Pagi hari di apartemen Sena,

"Jam berapa ini? Aku harus mengantar Alnorld sekolah." gumam Sena sembari melirik jam di atas nakas.

Dengan sedikit pincang Sena berjalan keluar kamar.

"Emm, wangi sekali. Apakah Alnorld sedang menyiapkan sarapan? Putraku sungguh bisa diandalkan." kata Sena tersenyum dan bergegas menuju dapur.

"Evan, bawakan aku satu stel pakaian dan bawa ke apartemen Sena sekarang." kata Albert pada Evan, asisten pribadinya.

"Eh, kau sudah bangun. Selamat pagi, apakah kakimu sudah membaik?" sapa Albert dari dapur setelah menutup teleponnya.

Sena mengerutkan alisnya, merasa heran dengan keberadaan Albert yang pagi-pagi sudah berada di dapurnya. Terlebih lagi lelaki itu half *****, dengan hanya memakai celana jeansnya dan sebuah celemek?

"Kau sedang apa? Kenapa pagi-pagi sudah ada disini? dan dimana Alnorld?" tanya Sena mengambil air di dalam kulkas.

"Aku sedang menyiapkan sarapan dan putra kita sedang bersiap di kamar." jawab Albert.

"Semalam kau tidak pulang?" tanya Sena menyelidik.

"Ya, Alnorld bilang ingin tidur denganku. Jadi aku tidak pulang dan menemaninya tidur semalam." jawab Albert meletakkan sarapan untuk mereka bertiga.

"Duduklah, aku akan memanggil Alnorld untuk sarapan." kata Albert menarik satu kursi dari bawah meja makan dan bergegas menghampiri Alnorld di kamarnya.

Sena duduk terdiam menatap sarapannya di atas meja makan. Otaknya berputar memikirkan betapa beruntungnya istri Albert di masa depan. Karena bisa menikahi pria seperti Albert yang tampan, kaya, penyayang dan bisa memasak walaupun kadang dia bersikap sedingin es.

"Bagaimana keadaan mommy?" tanya Alnorld membuyarkan lamunan Sena.

"Baby, selamat pagi. Seperti yang kau lihat, mommy baik-baik saja sayang." jawab Sena mengelus pipi Alnorld.

"Ayo sarapan, nanti kau telat." kata Albert pada Alnorld.

"Siap, daddy." kata Alnorld dengan semangat.

"Oh iya, Sen. Nanti biar aku yang mengantar Alnorld sekolah. Kau istirahatlah." kata Albert.

"Emm, baiklah. Maaf merepotkan." kata Sena tersenyum.

Mereka bertiga pun menikmati sarapan bersama dengan sesekali bercanda.

ting tong.

ting tong.

ting tong**.

"Siapa yang bertamu pagi-pagi seperti ini?" tanya Sena pada dirinya sendiri.

"Biar aku saja yang buka, mungkin itu Evan. Aku memintanya membawakan pakaianku kemari." kata Albert.

Albert segera menerima satu stel pakaian yang dipesannya dan menyuruh Evan untuk ke kantor terlebih dahulu tanpa menunggunya. Karena pagi ini Albert akan mengantar Alnorld sekolah.

Setelah bersiap Albert dan Alnorld pun segera berangkat. Sena mengantar dua laki-laki beda usia itu sampai ke pintu apartemen. Alnorld berjalan terlebih dahulu meninggalkan Albert dan Sena.

"Aku berangkat sekarang, nanti siang biar aku yang menjemput Alnorld. Kau istirahatlah dan jangan lupa minum obatmu." kata Albert.

"Hemmm, cepat pergilah. Kasian Alnorld bila terlambat nanti." kata Sena menunduk tak berani menatap Albert.

Albert menaikkan dagu Sena dengan tangannya agar Sena menatapnya dan,

cup

Albert mengecup kening Sena dengan lembut lalu berjalan cepat menyusul Alnorld yang sudah berjalan terlebih duhulu.

Wajah Sena memanas dan menjadi kemerahan menerima kecupan singkat dari Albert di keningnya.