NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Teman Serumah

Terjerat Cinta Teman Serumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cahaya Tulip

Kinara Kinanti seorang perantau yang bekerja sebagai tim redaksi di sebuah kantor Berita di Kota Jayra. Ia lahir dari keluarga menengah yang hidup sederhana. Di jayra, ia tinggal disebuah rumah sewa dengan sahabatnya sejak kuliah yang juga bekerja sebagai seorang model pendatang baru, Sheila Andini. Kinara sosok yang tangguh karena menjadi tulang punggung keluarga semenjak ayahnya sakit. Ia harus membiayai pendidikan adik bungsunya Jery yang masih duduk dibangku SMA. Saat bekerja di kantor ia sering mewawancarai tokoh pengusaha muda karena ia harus mengisi segmen Bincang Bisnis di kolom berita onlinenya. saat itulah ia bertemu dengan Aldo Nugraha, seorang Pengusaha yang juga ketua komunitas pengusaha muda di kota Jayra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahaya Tulip, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kebohongan yang Merepotkan

Sebuah pengumuman dari bagian kepegawaian dikirim ke grup chat kantor. Kinara membukanya untuk melihat.

Kinara melihat jam ditangan kirinya, 10 menit lagi. "Kita ke aula sekarang yuk" ajak Ayu. Kinara mengangguk, lalu mereka berdua menuju ke ruang aula pertemuan di lantai 2. Saat sampai di aula, mereka melihat beberapa pimpinan berkumpul dalam sebuah lingkaran kecil mengelilingi perempuan dengan stelan blazer warna marun. Rambutnya lurus cantik tergerai, lipstik merah menyala menunjukkan kewibawaannya.

"Mungkin itu wakil pimpinan barunya" bisik Ayu. Kinara melihat ke arah yang ditunjuk Ayu. Tatapan wanita itu tajam ke arahnya. Kinara menarik Ayu ke kursi sisi kiri. "Kita disini saja ya Yu, aku tiba-tiba merasa takut dengan tatapannya," ujar Kinara seolah bersembunyi. Karyawan masuk ke aula satu persatu dan mengambil kursi mereka masing-masing. MC memberikan pengumuman bahwa acara akan dimulai.

Suasana berubah tenang, MC kemudian membuka acara. Pimpinan utama pak Lucky Sardi memberikan sambutan dengan mengenalkan profil wakil pimpinan baru tersebut. Seorang wanita bernama Kamelia Wijaya merupakan keturunan dari keluarga kaya di kota Jayra. Ia lulusan kampus luar negri yaitu negara Sweden. Berusia 26 tahun. Di mutasi ke Jayra karena promosi yang sebelumnya bertugas di Kota Santara. Riuh tepuk tangan tak henti saat pimpinan menyampaikan prestasinya hingga mendapatkan promosi menjadi wakil pimpinan.

Untuk wanita seusianya itu adalah capaian luar biasa. Pak Lukman yang kepala departemen saja sudah berusia 40 tahun. Bisikan para karyawan tak henti karena merasa takjub dengan prestasinya. Kinara makin ciut, rendah dirinya makin dalam. Setelah 10 menit memberi sambutan tiba akhirnya sambutan dari Kamelia si wakil pimpinan baru. Semua orang di dalam ruangan itu penasaran dengan orasinya.

Ia menjelaskan prestasinya tak lepas dari orang yang memberikan dukungan besar semasa ia kuliah diluar negri. kemudian ia menyebut nama Aldo Nugraha sebagai orang yang berjasa itu. Seisi ruangan lalu riuh saling berkomentar. Arya yang duduk di barisan depan Kinara lalu reflek menoleh ke arah Kinara ingin melihat ekspresinya. Kinara nampak biasa saja, 'Kenapa kak Kinara ga merasa cemburu? Apa dia sudah tahu soal Bu Kamelia ini?' batin Arya. Kinara menoleh karena merasa ada yang memperhatikannya.

Kinara menatap mata Arya yang melihatnya kecewa, Kinara hanya mengangkat sedikit kepalanya seolah bertanya, 'Apa?'. Arya lalu menggeleng dan kembali melihat ke depan dengan hati ciut. Setelah 2 jam berlalu, pertemuan ditutup. Semua karyawan diminta berkeliling untuk bersalaman dengan wakil pimpinan sambil menyebutkan nama dan di departemen mana bertugas. Saat tiba giliran Kinara, tangannya sedikit dingin karena gugup. "Salam kenal Bu, saya Kinara Kinanti dari Departemen Redaksi" ujar Kinara. Setelah mendengar perkenalan itu, Kamelia menggenggam tangan Kinara agak keras,dan menekannya ke bawah sambil tersenyum sinis.

Kinara tetap berusaha tersenyum meski tangannya terasa sakit. Akhirnya Kamelia melepas genggamannya setelah melihat Kinara sedikit meringis karena kesakitan. Kinara berlalu pergi sambil membungkuk pada pak Lucky. Ayu bingung melihat Kinara seolah menggosok tangannya, "Kamu kenapa?" Kinara menarik Ayu keluar gedung aula untuk segera kembali ke ruangan. "Ayu, wakil pimpinan tadi kamu panggil apa? Ibu Kamelia atau nona? " tanya kinara polos. Dia pikir Kamelia tersinggung karena dia memanggil nya Ibu. "Aku panggil Ibu Kamelia? Memangnya kenapa?" tanya ayu lagi. "Panggilan kita sama tapi kenapa dia meremas tanganku?" gumam Kinara bingung.

Ayu lebih bingung lagi, justru saat bersalaman dengannya Kamelia terkesan tidak menghargai karena ia tak menggenggam tangan ayu. "Sudah ga perlu dipikirkan, mungkin orangnya lagi sensitif. Tanganmu masih sakit?" Kinara Menggeleng, lalu mereka mulai bekerja. Suara telpon diruang departemen redaksi berbunyi, "Kinara diminta ke ruangan pak Lukman" ujar sekretarisnya. Kinara mengangguk, lalu bangkit menuju ruangan kepala departemen. "Permisi Pak," sapa Kinara sembari masuk ke ruangan. "Duduk Kin."!Lukman lalu memberi sebuah map berisi kontrak baru untuk Kinara. "Kamu sudah dihubungi Wira kan soal tambahan tanggung jawab di segmen bincang bisnis?" tanyanya. "Sudah pak." Lukman lalu membuka map dihadapan Kinara. "Ini kontrak kerja baru untuk mu, kompensasi sudah dimasukkan di dalam kontrak, Kamu bisa baca dulu. Kalau ada yang mau kamu tanyakan atau masukan baru bisa kamu sampaikan." Kinara mengangguk, lalu membaca satu persatu poin yang ada dikontrak.

Setelah 5 menit membaca, "Saya kira cukup Pak dan saya sudah setuju," ujar Kinara. "Kalau begitu kamu bisa tanda tangani." Lukman menyerahkan pena pada Kinara. Lalu menyerahkan salinan nya kepada Kinara. "Untuk kontrak kerja sama dengan Aldo Nugraha kamu bisa minta sekretaris membuat draftnya. Kalau ada kendala negosiasi, kamu bisa bantuan Bu Kamelia. Kamu dengar sendiri kan, dia cukup dekat dengan Aldo. Dia juga yang mengusulkan penambahan rubrik ini dan merekomendasikan Aldo sebaiknya narasumber utamanya, saya yakin tidak akan ada kesulitan." Ekspresi Kinara berubah, ' Sepertinya justru akan sulit jika melibatkannya'. "Baik pak akan saya coba tangani dulu. Saya dua kali mewawancarai nya saya rasa saya bisa mencari celah negosiasi." Lukman mengangguk puas dengan optimisme Kinara. "Baiklah, aku serahkan padamu."

Kinara lalu pamit meninggalkan ruangan. Saat meletakkan map diatas meja kerjanya, Ayu sempat melirik. "Kamu dapat job tambahan? Kok sudah tanda tangan kontrak?" tanyanya heran . Kinara mengangguk, "Iya, rating ulasan tentang bincang bisnisnya naik, jadi akan lebih rutin muncul akhirnya aku dapat doubel job." Ayu terpana mendengar cerita Kinara, "Wah daya tarik Aldo memang luar biasa, kalau kamu wawancara dia kamu bisa bantu tanyakan ga? Hubungan dia sama Kamelia serius apa gimana? Aku ga yakin Aldo suka dengan orang model begitu." Kinara tersenyum, "Ga, mereka memang dulu teman kuliah dan sempat pacaran tapi mereka sudah putus, Aldo sudah kecewa dengannya." Ayu heran melihat Kinara. "Dari mana kamu tahu sebanyak itu?" Kinara tiba-tiba kelabakan, ia baru sadar pertanyaan itu tidak ia tanyakan saat sesi Wawancara. "Oh aku kenal teman dekatnya, kebetulan pacar Sheila. Jadi dia yang cerita ke aku." Ayu mengangguk mengerti. Kinara bernafas lega. 'Hampir saja ketahuan,' benaknya. Arya yang sedang lewat mendengar percakapan mereka, tertawa lirih. Kinara menatap tajam pada Arya. Arya akhirnya berhenti tertawa.

Jam 11.30 Kuliah Umum selesai. Aldo dikerubungi mahasiswa yang meminta tanda tangan dan foto bersama. Ada yang menyapa dan mengajak bersalaman layaknya artis. Setelah dosen senior yang mendampinginya meminta mereka untuk kembali ke kelas, barulah Aldo merasa lebih lega. "Terima kasih untuk waktunya hari ini ya Aldo." Aldo mengangguk sungkan, "Tidak perlu Terima kasih Pak sudah seharusnya sebagai alumni kampus ini. Saya senang bisa mendapat kesempatan ini. Justru saya yang harusnya berterima kasih." Dosen senior itu tertawa sambil menepuk punggung Aldo sebagai bentuk apresiasi. Aldo berpamitan dengan dosen senior itu, lalu menuju parkiran. Ia melajukan motornya ke aspal untuk kembali ke rumah.

Di perjalanan handphonenya bergetar, ia meminggirkan kendaraannya untuk mengecek handphonenya itu. Ternyata ia mendapat panggilan dari kantor Kinara. "Halo" sapanya, "Halo selamat siang Pak Aldo maaf mengganggu. Saya akan berbicara agak panjang Pak apakah boleh?" tanya seorang wanita dibalik telpon. "Baiklah silahkan berbicara saya mendengarkan" sahutnya. "Terima kasih Pak, saya dari Kantor berita Jayra Utama mengajukan permohonan menjadi narasumber untuk segmen bincang bisnis kami. Jika ada waktu bisa kami bertemu dengan Pak Aldo untuk membicarakan terkait penawaran kontrak kerja samanya?" Aldo nampak berpikir, "Oh iya saya sudah dapat informasinya dari Kinara, bisa titip saja kontraknya nanti saya bicarakan dirumah dengan Kinara." Si penelpon nampak bingung, "Maaf saya kurang jelas, bisa bapak ulangi?" Aldo tersadar dia keceplosan, "Saya bilang bisa titip kontrak kerja samanya dengan Kinara nanti saya bicarakan langsung dengannya. kebetulan saya juga ada jadwal bertemu dengannya sore ini," jelas Aldo. "Oh baik Pak kalau begitu, saya informasikan kembali kepada Kinara untuk menindaklanjuti kontrak dari kami terima kasih waktunya Pak Aldo." Aldo menarik nafas panjang, "Syukurlah," gumamnya.

Ia lalu melanjutkan perjalanannya. Karyawan yang menelpon tadi adalah sekretaris Lukman, ia kemudian membawa kontrak kerja tadi menemui Kinara, "Kinara, aku sudah menelpon Pak Aldo katanya nanti dia bicarakan denganmu sore ini. kalian ada janji ketemu ya?" Kinara nampak bingung, seingatnya tidak ada. Lalu dia paham "Oh iya betul, biar aku yang bicarakan kontraknya dengan Aldo, maksudku Pak Aldo." Sekretaris itu mengangguk mengerti lalu kembali ke mejanya. Kinara merasa lega, lagi -lagi dia hampir keceplosan. Ayu melihat dengan tatapan heran pada Kinara. Terdengar suara notifikasi pesan masuk ke Handphone Kinara. pesan dari Arya. Kinara melototi Arya, Arya tertawa lirih dibalik layar komputernya.

Handphone Kinara bergetar, "Halo" sapanya, "Kinara tadi orang kantormu menelpon minta aku ke sana bahas kontrak yang kamu ceritakan Waktu itu. Kamu bawa pulang ke rumah ya kita bahas dirumah, aku baru sampai dirumah. Rasanya hari ini badanku kurang sehat," ujar Aldo. "Oke nanti aku bawa, perlu ku bawakan obat?" sahut Kinara. "Tidak apa-apa aku ada stock obat dirumah. Sudah ya aku tutup dulu." Kinara membuka aplikasi untuk memesan makanan dan dikirimkan ke rumah. Kinara mengirim pesan itu pada Aldo. balas Aldo. "Siapa yang sakit?" tanya Ayu. "Oh Sheila dia minta dibawakan obat. Katanya lagi kurang sehat," jawab Kinara sekenanya. Ayu mengangguk mengerti, Kinara lagi-lagi bernafas lega.

Jam di dinding kantor menunjukkan pukul 17.00, Kinara membereskan barangnya, tidak lupa map berisi kontrak ia masukkan ke dalam tas. Ia memesan taksi supaya lebih cepat sampai di rumah. "Ayu aku duluan ya, mau mampir dulu soalnya" Ayu mengangguk. "Kenapa kak Ayu?" Ayu terkejut Arya tiba-tiba berdiri disampingnya, "Kamu ngagetin aja, itu kata Kinara Sheila sakit jadi mau mampir belikan obat" Arya mengangguk, 'Paling yang sakit Aldo bukan Sheila' benaknya. "Aku duluan ya kak," pamitnya. Ayu mengangguk.

10 menit kemudian Kinara sudah sampai dirumah, perlahan ia masuk ke kamar Aldo.

Ia melihat aldo tertidur dengan plester kompres didahinya. Kinara memegang tangan Aldo perlahan memeriksa suhu tubuh Aldo. "Sepertinya sudah turun," gumam nya lirih. Ia mengambil termometer tembak yang ada diatas meja. memeriksa ulang suhu Aldo 37° 'masih cukup hangat,' benaknya. Kinara melihat tablet Paracetamol dengan segelas air putih. 'Mungkin sudah minum obat, tapi kemungkinan bisa demam lagi,' gumamnya dalam hati. Ia kemudian mengambil sapu tangan dan semangkuk air hangat. Supaya suhu tubuhnya bisa turun lagi. perlahan Kinara melepas plester kompres dan menggantinya dengan kompresan baru.

Bibir Aldo tampak pucat dan kering. Mengambil sendok dan membasahi bibir Aldo perlahan dengan air minum. Aldo bergerak dan mengecap bibirnya seperti mengigau. "Kamelia?" gumamnya lirih. Kinara tertegun, 'Matanya terpejam, apa dia mengigau?' benak Kinara. 'Katanya kecewa, kenapa masih menyebut namanya saat mengigau,' mood Kinara seketika jelek. Ia menghela nafas, 'Kinara, kamu berharap apa? Sebaiknya kamu lebih sering mengaca,' gumamnya dalam hati. 30 menit kemudian Kinara mengecek ulang suhu Aldo. 'Syukurlah setelah diganti berulang kompresannya suhunya sudah normal 36°,' benak Kinara.

Ia keluar perlahan meninggalkan Aldo yang masih tertidur pulas. Kinara berganti pakaian dan membersihkan diri. Ia menuju dapur dan membuat kan bubur dengan parutan wortel dan kocokan telur didalamnya. Menu yang biasa dibuatkan ibunya saat ia sakit. Kinara melihat jam di dinding sudah jam 19.00, ia ke kamar Aldo dan membangunkannya. "Aldo, ayo makan dulu. Sudah malam," panggilnya sambil menggoyangkan tangan Aldo. "Aldo..Aldo bangun dulu, aku buatkan kamu bubur ayo makan," panggil Kinara. Aldo perlahan membuka matanya, masih setengah sadar Aldo menarik tangan Kinara dan memeluknya.

1
Dilys
Terpesona
Cahaya Tulip: terimakasih..mohon dukungan nya☺️
total 1 replies
Hikaru Ichijyo
Alur yang menarik
Cahaya Tulip: terima kasih mohon dukungan nya/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!