Tidak ada seorang pun yang bisa menebak takdir Tuhan untuk perjalanan hidupnya.
Almayra adalah seorang gadis biasa yang berasal dari keluarga sederhana.
Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi orang ketiga dalam kehidupan rumah tangga orang lain.
Namun takdir Tuhan justru membawanya kesana.
Apa yang bisa dilakukan kalau Tuhan sudah menentukan segalanya.
Almayra hanya bisa menjalani semuanya dengan iklhas dan mencoba menerima kenyataan.
Air mata, bahagia, susah, senang dan perjalanan hidup yang penuh liku mewarnai kehidupan Mayra setelah dia terpaksa menerima keinginan sang Ayah untuk menjadikan nya istri kedua seseorang.
Bagaimana akhir kisah hidup kita, kita jugalah yang dapat menentukan.
Hanya dengan kesabaran dan ketegaran semua akan berakhir indah pada waktunya.
Yuukk..kita simak bagaimana Mayra menjalani kehidupan kerasnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Syuting
Satu hari sudah Mayra istirahat total di dalam kamarnya. Tubuhnya terasa ngilu semua, dia juga seakan tak bertenaga.
Bahkan sampai makanan pun diantarkan Tina langsung ke kamarnya.
Tina tampak selalu siaga di depan kamar nyonya nya tersebut, takut Mayra memerlukan bantuannya sewaktu-waktu.
Hari ini Mayra memaksakan diri untuk berangkat kerja karena proses syuting iklan nya akan dimulai.
Sebelum berangkat dia mendapat pesan dari Dirga bahwa mulai hari ini dia akan diantar jemput oleh supir yang sudah disiapkan olehnya.
Dengan sedikit keberatan akhirnya Mayra nurut juga turun ke parkiran khusus apartemen.
Di sana dia sudah di tunggu oleh dua orang laki-laki berbadan tegap berkacamata hitam.
Setelah Mayra berdiri dihadapan mereka keduanya membungkukan badan.
"Kenalkan nyonya, saya Jhon..dan ini Darwis. Kami di tugaskan Tuan untuk mengawal Nyonya."
Ucap salah seorang yang memperkenalkan diri sebagai Jhon.
Mayra hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.
Dengan sigap Jhon membukakan pintu mobil, dan Mayra pun masuk dengan risih karena harus satu mobil dengan orang-orang yang belum di kenalnya.
Kedua orang tersebut masuk ke bagian jok depan mobil dan Darwis yang memegang kemudi mulai melajukan mobilnya keluar dari parkiran.
Mayra meminta dua pengawalnya tersebut untuk menurunkan dirinya sedikit jauh dari kantor Royal Entertainment, karena dia tidak ingin ada yang curiga.
Dengan sedikit keberatan akhirnya dua pengawalnya menurut juga.
Kini mereka akan mengawasi Mayra dari kejauhan.
Walaupun sebenarnya mereka tetap tidak akan dapat melihat bagaimana keadaan Mayra di dalam.
Sampai di meja kerjanya terlihat Agam sudah menunggunya dengan tatapan cemas campur bingung .
"Kau baik-baik saja May..? Kenapa kemarin malam pergi tanpa memberitahuku terlebih dahulu.? Aku khawatir padamu.!"
Tanya Agam sambil menatap wajah Mayra lekat.
"Maaf mas..hapeku lowbat kemaren, aku di jemput temanku. Dia memaksaku untuk ikut pulang dengan nya."
"Tapi setidaknya kau beritahu aku dulu May, biar aku gak khawatir.!"
"Ya..sekali lagi maaf mas."
Mayra menundukan wajahnya merasa tidak enak.
Agam hanya menatap wajah Mayra dengan serbuan perasan yang tak menentu. Khawatir, kesal, dan entah apalagi yang dirasakan nya.
"Yasudah..hari ini kau fokus saja pada proses syuting. Denis sementara akan menjadi asistenku. Jadi kau tidak perlu membagi perhatian mu.!"
Akhirnya ucap Agam mengakhiri percakapan.
Mayra mengangguk kemudian duduk di kursi kerjanya.
Dia akan mengumpulkan beberapa berkas yang akan di berikan pada asisten baru Agam.
Agam mengantar Mayra ke lokasi syuting.
Crish tampak sudah menunggu di sana, seperti biasa menyambut Mayra dengan senyum secerah mentari.
Mereka berdua melakukan persiapan dengan mulai melakukan makeup dan berganti kostum.
Setelah semuanya siap, keduanya mendatangi lokasi dan berbicara dengan sang sutradara.
Mereka berdua terlihat membaca scrift terlebih dahulu untuk memahami alur yang akan di mainkan.
Keduanya duduk di kursi rotan yang khusus di sediakan oleh crew.
Agam masih setia menemani Mayra, padahal dia memiliki janji temu dengan klien sebentar lagi.
"Pergilah mas, jangan buang waktu dengan menemani ku disini." Ucap Mayra. Agam menggeleng.
"Aku benar-benar tidak apa-apa mas, pergilah.!"
Ucap Mayra lagi, mereka berpandangan lekat .
Akhirnya Agam menarik napas berat.
"Baiklah, aku pergi. Aku yakin kamu bisa, semangat ya." Ucapnya. Mayra tersenyum dan mengangguk.
Dengan berat hati Agam pergi meninggalkan Mayra.
Akhirnya proses syuting pun di mulai, pengambilan adegan demi adegan dilakukan.
Untuk di awal pengambilan adegan memang dilakukan diluar ruangan, yang merupakan view asli dari kawasan perumahan elite yang menjadi objek pembuatan iklan tersebut .
Anehnya, Mayra melakukan adegan demi adegan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti. Justru Crish yang tampak nya banyak melakukan kesalahan. Dia sedikit grogi melihat bagaimana lihainya Mayra berperan dalam adegan yang dimainkan. Seperti artis profesional saja.
Beberapa kali sang sutradara dan asistennya berdecak kagum dan terpukau melihat adegan yang dimainkan Mayra melebihi ekspektasi mereka.
Hal ini akan membuat isi dari konten iklan ini akan terlihat lebih hidup.
Mayra seakan memiliki institusi tersendiri untuk memainkan perannya sehingga lebih masuk kedalam tema dari tiap adegannya.
"Gila..!! Kenapa tidak jadi aktris saja dia.!"
Seru sang astrada merasa puas.
"Tul..! dia punya soul yang bagus tuh.!"
Sahut sutradara seraya mengacungkan jempolnya.
"Perlu di tarik nih bang.! Dia punya kans yang bagus di dunia akting.!"
Kembali ucap astrada dibalas anggukan sang sutradara.
Setelah beberapa take dilakukan, akhirnya mereka break terlebih dahulu untuk beristirahat sebelum pengambilan adegan berikutnya.
Mayra melaksanakan ibadah solat dzuhur terlebih dahulu. Kemudian makan siang di ruang tunggu bersama beberapa orang dari crew produksi.
Sementara Crish entah dimana, karena tadi asisten nya Kenzo datang bersama dua orang pria.
Sepertinya mereka adalah klien nya.
Selesai istirahat, Mayra mengganti kostum untuk take berikutnya. Kali ini busana yang dikenakan nya lebih ke semi formal.
Mayra duduk di kursi rotan dibawah pohon rindang, sambil membaca scrift ditangannya.
Tak lama Crish menghampirinya sambil membawa satu botol jus strawberry ditangannya.
"Minum dulu May.!"
Ucap Crish sambil menyodorkan botol jus tersebut.
Mayra menerimanya sambil mengangguk dan tersenyum ke arah Crish.
"Aku gak nyangka kamu bisa selihai itu berperan, kaya artis profesional saja..!" kembali ucap Crish.
"Biasa aja kok. Aku hanya mencoba yang terbaik untuk promosi kalian ini.!"
Sanggah Mayra malu. Keduanya terdiam menikmati minuman di tangan masing-masing.
Setelah cukup beristirahat, pengambilan gambar kembali di lakukan. Kali ini dengan bergeser tempat dan dengan angle yang berbeda dari sebelumnya.
Sebab untuk tahap ini akan mulai ke proses promosi untuk iklan ini. Dan mereka berdua akan lebih banyak berdialog. Hal ini akan membutuhkan fokus yang lebih dalam proses shot nya.
Saat mereka sedang sibuk dan konsentrasi dengan setiap adegan pengambilan gambar, dari kejauhan terlihat Dirga datang ke tempat itu. Dia didampingi oleh sekretaris Lee, 4 orang pengawal serta beberapa orang dari staf produksi Royal Entertainment.
Sampai ke dekat lokasi shooting, namun masih cukup jauh untuk bisa terlihat oleh Mayra, Dirga menghentikan langkahnya.
Terdiam di tempat memperhatikan Mayra yang sedang melakukan adegan dialog dalam jarak cukup dekat dengan Crish. Mereka terlihat berbicara, saling tersenyum dan kembali fokus pada kamera untuk proses promo yang terlihat sangat lancar dan luwes dibawakan oleh Mayra.
Sorot mata Dirga sangat sulit terbaca. Namun wajahnya terlihat lebih dingin.
Dia terus fokus melihat setiap adegan yang dilakukan Mayra. Entah kenapa ada hawa panas yang menyerang tubuhnya, sejenak dia membayangkan seandainya dirinya yang ada disitu, melakukan adegan dengan Mayra, dan bukannya Presdir CSA Group itu.
Rahang nya seketika mengeras.
Lee juga tampak terdiam memperhatikan Mayra, dan sekilas tadi dia juga melihat reaksi serta raut muka yang berbeda dari tuannya itu.
"Cut. !!"
Akhirnya teriak sutradara mengakhiri adegan tersebut.
Beberapa crew tampak bertepuk tangan sambil mengacungkan jempol ke arah Mayra dan Crish.
Beberapa orang di belakang tampak gaduh melihat kemunculan Dirga ke tempat itu.
Sang sutradara kontan langsung berdiri dan cepat2 menghampiri Dirga di ikuti asistennya .
Mereka berdiri membungkuk menyambut kehadiran Bos Moolay Group tersebut.
"Tuan Dirga, suatu kehormatan anda bisa datang ke tempat ini." Ucap sang sutradara penuh hormat.
"Aku hanya kebetulan saja, ada waktu sedikit senggang, jadi mampir kesini.!"
Ucap Dirga acuh dengan wajah datarnya.
"Saya senang anda bisa mampir."
Kembali ucap sang sutradara sambil kembali membungkuk.
"Lanjutkan saja, tidak usah menghiraukan aku.!"
Ucap Dirga kemudian.
"Baik Tuan." ucap sutradara.
Akhirnya mereka kembali ke lokasi untuk melanjutkan proses shot berikutnya.
Sementara Mayra yang menyadari kedatangan Dirga tampak sedikit bingung dan gugup.
Kenapa dia datang kesini??
Gumam nya dalam hati.
Dia hanya menatap Dirga dari kejauhan.
"Tidak ku sangka bos besar Moolay Group mau repot-repot datang kesini.!"
Ucap Crish dengan wajah datar.
Dia hanya cuek saja, duduk sembari membaca scrift ditangannya.
Mayra melirik Crish dan menatap nya sebentar.
Keduanya akhirnya kembali pada kesibukannya melihat catatan dialog yang akan dilakukan nanti pada adegan terakhir diluar ruangan ini.
Sementara Dirga setelah cukup melihat Mayra walau dari kejauhan, dia berbicara sebentar dengan orang-orang dari Royal Entertainment.
Setelah itu berlalu pergi meninggalkan tempat itu..
********
TBC....
Haii haii ...readers ku sayang..jangan lupa dukung author yaa..!!
Dengan cara like, koment and share..!!
Thank you..😘👍🙏