NovelToon NovelToon
I LOVE YOU, KANARA

I LOVE YOU, KANARA

Status: tamat
Genre:Kontras Takdir / Diam-Diam Cinta / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Menyembunyikan Identitas / Tamat
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Mae_jer

Kanara Rusadi, wanita beranak satu yang menikah dengan laki-laki keji karena dijual oleh ibu tirinya. Kanara kabur dari rumah akibat mendapatkan kekerasan dari suaminya. Ia bersama putranya harus hidup serba berkekurangan.

Demi sang putra dan berbekal ijasah SMA, Kanara bertekad masuk di sebuah perusahaan besar milik laki-laki yang pernah dia tabrak mobil super duper mahalnya.

Pertemuan awal mereka meninggalkan kekesalan Brandon. Namun seiring berjalannya waktu, Brandon mengetahui bahwa Kanara sedang bersembunyi dari suaminya dan saat ini berada di dalam bahaya yang mengancam nyawanya.

Brandon yang diam-diam mulai ada rasa pada Kanara, berusaha menyelamatkan wanita itu dari ancaman sang suami yang berkuasa di dunia gelap. Tanpa ia sadari Kanara adalah wanita yang pernah pernah terjerat dengannya sepuluh tahun lalu dan bocah bernama Bian itu adalah putra kandungnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Kau urus kantor hari ini. Gantikan aku meeting dengan beberapa klien dan laporkan padaku hasilnya. Apa? Aku ada urusan keluarga. Bukan, bukan adikku. Jangan bertanya lagi. Ingat, jangan lupa lapor padaku kalau ada hal penting."

Setelah berbicara dengan Noah di telpon, Brandon langsung memutuskan sambungan. Ketika pria itu berbalik, Kanara sudah berdiri di depannya. Brandon seketika mengingat ciuman diam-diam yang dia lakukan semalam, namun hanya dalam beberapa detik pria itu berhasil bersikap seperti biasa lagi.

"Good morning." katanya sembari tersenyum. Kanara baru habis dari kamar mandi membasuh mukanya.

"Kau tidak ke kantor?" Kanara bertanya. Wanita itu sendiri sedang berjuang dengan detak jantungnya yang selalu berdebar saat menatap pria itu. Apalagi semalam laki-laki ini mencuri ciumannya diam-diam. Kanara sudah terbangun ketika Brandon menciumnya tanpa ijin, tetapi dia tidak berani membuka matanya dan hanya berpura-pura masih ketiduran.

"Tidak hari ini. Aku masih ingin di sini." sahut Brandon.

Perkataannya membuat Kanara kembali merasa tidak enak.

"Dokter bilang keadaan Bian sudah stabil, dia sudah bisa pulang besok. Kau tidak perlu menemani kami la ..."

"Good morning bocil, kamu sudah bangun rupanya." Brandon memotong perkataan Kanara dan melewati wanita itu mendekati kasur.

Bian sudah bangun.

Kanara ikut menoleh ke ranjang, Bian memang sudah terbangun. Bocah itu menggosok-gosok matanya dengan tangan kecilnya, mencoba mengusir sisa-sisa kantuk dari wajahnya.

"Om Brandon?" ucap Bian dengan suara serak khas anak yang baru bangun tidur. Ia cukup senang melihat pria itu duduk di dekatnya. Semenjak di jemput Brandon kemarin dan di ajak makan bersama, Bian merasa dekat dengan laki-laki itu. Saat makan mereka banyak berinteraksi dan Bian merasa ada teman bermain.

Brandon tertawa kecil. "Akhirnya kamu bangun juga. Sudah siap sarapan?" tanyanya sambil merapikan selimut yang masih melingkari tubuh mungil Bian.

Bian mengangguk dengan semangat. "Tapi Bian mau minum susu," pinta bocah itu polos, lalu menatap ke mamanya. Ia selalu minum susu di pagi hari. Terutama waktu masih tinggal di rumah papanya.

Kanara yang berdiri di belakang Brandon pun membuka suara.

"Kamu minum air hangat dulu sayang, nanti mama buatin kamu susu setelah ini ya." Kanara berjalan menuju meja kecil di sudut ruangan untuk mengambilkan air hangat buat Bian. Namun, pikirannya tidak bisa berhenti memutar ulang kata-kata Brandon tadi.

Aku masih ingin di sini.

Mengapa pria itu memilih tetap berada di rumah sakit padahal pekerjaannya pasti menumpuk. Kanara mencoba menepis pikirannya sendiri, tetapi rasanya sulit.

Sementara itu, Brandon tetap berada di sisi Bian. Ia berbicara dengan anak itu, menanyakan hal-hal sederhana seperti apa mimpi Bian semalam, apakah kepalanya yang terluka masih sakit, atau apa yang ingin ia makan hari ini.

Ketika Kanara kembali dengan segelas air hangat, Brandon berdiri untuk memberinya ruang.

"Ini, sayang," ujar Kanara lembut, menyodorkan gelas itu kepada Bian. Anak kecil itu menerimanya dengan senang hati dan mulai minum perlahan.

Brandon menatap adegan itu dalam diam. Rasanya hangat sekali tiap kali melihat Kanara dan Bian bersama. Kehadiran mereka membawa sesuatu yang baru dalam hidupnya, sesuatu yang lebih berarti dari pada apa pun yang pernah ia miliki sebelumnya.

Kanara menoleh ke arahnya dan menyadari tatapan Brandon yang tampak dalam. Keduanya saling menatap dalam diam, lalu berakhir dengan senyuman lembut Brandon dan kedatangan tim dokter.

Brandon, Kanara dan Bian menatap ke arah yang sama. Kanara tidak mengenal dokter yang berjalan paling depan, seolah mendominasi semua orang yang masuk bersamanya. Ia hanya kenal dokter yang mengoperasi Bian, yang berdiri di sebelah kiri dokter tampan yang mendominasi itu.

Wajah dokter itu tenang, tetapi Kanara bisa menangkap tatapan mata dokter tersebut tertuju pada Brandon cukup lama sebelum mulai mendekati ranjang Bian.

Brandon yang menyadari tatapan itu, hanya memberikan anggukan kecil sebagai bentuk sapaan. Namun, ekspresinya tetap netral, seolah tidak ingin menunjukkan apa pun. Kanara mengerutkan kening, mencoba menebak hubungan di antara mereka.

Arka beralih ke Bian, memeriksa tanda-tanda vital anak itu dengan teliti.

"Bagaimana kondisinya tadi malam?" tanyanya dengan suara rendah dan berwibawa, mengarahkan pertanyaan itu kepada Kanara. Ia sudah mendengar tentang kecelakaan anak kecil itu dari dokter yang mengoperasi Bian.

"Stabil, tidak ada keluhan apapun." jawab Kanara.

Dokter itu mengangguk, lalu ia bicara ke dokter di sampingnya.

"Kau melakukan operasinya dengan baik," si dokter yang mendapat pujian itu tampak senang sekali dan membungkuk hormat kepada si dokter tampan. Kemungkinan besar posisinya memang jauh lebih tinggi dari dokter walinya Bian.

"Terimakasih dok, saya akan berusaha lebih keras lagi kedepannya."

Setelah itu tim para dokter tersebut keluar. Dokter yang mendominasi tadi menatap ke Brandon lagi, lalu berpindah ke Kanara dan Bian sebelum benar-benar keluar dari ruangan itu.

Mata Kanara masih tertuju ke pintu kamar. Sekilas ia melihat ada seseorang yang berdiri di luar sana mengenakan masker hitam. Matanya menatap terus ke dalam kamar. Tapi orang itu langsung pergi begitu menyadari Kanara melihatnya.

"Ada apa?" Brandon mengikuti arah pandang Kanara namun tidak melihat siapa-siapa.

"Ng, tidak ada." sahut Kanara menggelengkan kepala. Mungkin hanya perasaannya juga.

Brandon ingin bicara lagi tapi ponselnya tiba-tiba berbunyi, dari adiknya.

"Aku angkat telpon sebentar." ucap pria itu. Kanara menganggukkan kepala. Ia bergantian duduk dengan Brandon di kursi sisi ranjang Bian.

Kanara tersenyum ke putra semata wayangnya itu dan mengusap-usap lembut tangannya.

"Mama, Bian suka banget sama om Brandon, om Brandon baik banget ternyata. Nggak kayak papa. Bian di janjiin mau di beliin banyak mainan sama om Brandon, katanya kalau Bian udah sembuh, om Brandon bakalan bawa Bian ke mall, biar Bian yang pilih sendiri mainannya. Papa nggak pernah ajakin Bian main dan beli mainan berdua." ucap Bian panjang lebar.

Kanara hanya tersenyum, namun hatinya tidak pernah berhenti berpikir. Damian adalah sosok yang kejam dan tak tersentuh. Lelaki itu juga tahu Bian bukan putra kandungnya. Masih membiarkan putranya hidup saja Kanara sudah bersyukur.

Dalam hati Kanara sedih. Dia sedih karena belum dapat memberitahu Bian yang sebenarnya tentang ayah kandungnya. Anak itu merasa senang dan cocok dengan Brandon itu sangat sangatlah wajar. Tapi,

"Nara," Brandon kembali dan memanggil namanya. Mama dan anak itu sama-sama menatapnya.

"Aku harus keluar sebentar, ada urusan mendadak. Tidak apa-apa aku tinggal sebentar kan?" kata Brandon.

Kanara langsung mengangguk mengiyakan. Pandangan Brandon berpindah ke Bian.

"Om pergi dulu ya sayang, nanti om balik lagi." gumamnya mengecupi pipi Bian.

"Om gak lupa mau bawa Bian main ke mall kan?"

Brandon tertawa.

"Iya sayang, tenang saja. Makanya kamu harus cepat sembuh ya." Bian pun mengangguk kuat. Brandon menatap Kanara lagi.

"Aku pergi dulu. Hubungi aku kalau ada apa-apa. Semalam aku sudah menyimpan nomorku di ponselmu." Kanara tampak kaget, namun tetap menganggukkan kepala.

Ia menatap kepergian Brandon sampai pria itu menghilang dari pandangan mata mereka.

1
Nono Davidson
Sangat Menarik
Umi Syafaah
Luar biasa
Trie Handayani
ape ni ,sedihnya
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
😍😍
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐬𝐞𝐣𝐚𝐤 𝐣𝐦𝐧 𝐧𝐚𝐛𝐢 𝐤𝐞𝐫𝐚𝐣𝐚𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐟𝐢𝐚 𝐭𝐫𝐢𝐚𝐝 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐢𝐭𝐮 𝐩𝐬𝐭𝐢 𝐭𝐮𝐣𝐮𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝟏 𝐫𝐞𝐛𝐮𝐭𝐚𝐧 𝐰𝐚𝐧𝐢𝐭𝐚 🤣🤣🤣
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐁𝐞𝐝𝐚 𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐮𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐮𝐝𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐭𝐮𝐡 𝐭𝐮𝐥𝐢𝐬𝐚𝐧 𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐚𝐭𝐚 𝐛𝐧𝐠𝐭, 𝐣𝐝 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐤𝐞 𝐦𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥, 𝐚𝐝𝐚 𝐥𝐨𝐡 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐲𝐠 𝐠𝐤 𝐦𝐬𝐮𝐤 𝐚𝐤𝐚𝐥𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐞𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭𝐚𝐧, 𝐤𝐫𝐧 𝐠𝐤 𝐬𝐢𝐧𝐤𝐫𝐨𝐧 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐫𝐚 𝐣𝐮𝐝𝐮𝐥 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐚𝐥𝐮𝐫, 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐧𝐚𝐦𝐚𝟐 𝐝𝐠𝐧 𝐯𝐢𝐬𝐮𝐚𝐥 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐩𝐨𝐤𝐨𝐤𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐝𝐞𝐡... 𝐲𝐚 𝐚𝐪 𝐭𝐚𝐮 𝐬𝐢𝐡 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐢𝐭𝐮 𝐟𝐢𝐤𝐬𝐢 𝐭𝐩 𝐚𝐝𝐚 𝐣𝐠 𝐧𝐨𝐯𝐞𝐥 𝐲𝐠 𝐝𝐢𝐚𝐦𝐛𝐢𝐥 𝐝𝐫 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐚𝐥𝐚𝐦𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐩𝐞𝐧𝐮𝐥𝐢𝐬 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐚𝐩𝐚𝐩𝐮𝐧 𝐲𝐠 𝐚𝐝𝐚 𝐬𝐮𝐦𝐛𝐞𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐬𝐚𝐡 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚 😊😊😊
𝐚𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐠𝐢𝐫𝐥
𝐨𝐡 𝐢𝐧𝐢 𝐥𝐧𝐣𝐭𝐧 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐚𝐫𝐚 𝐲𝐚 𝐭𝐡𝐨𝐫? 𝐛𝐫𝐮 𝐧𝐠𝐞𝐡 𝐚𝐪 😊😊😊
Siti Sopiah
bangang betul si kanara ni
Siti Sopiah
kau akan mati di tangan Damian limey .bagus Brandon tak payah susah2 menghancurkan limey.dia dah mencari jln kematian nya sendiri
Siti Sopiah
jangan heran Damian dunia ciptaan Tuhan ini indah.hanya kau sj yg tak tau .asyik terperangkap dlm dunia mu yg hitam.buka mata dan midamu niscaya kau akan menemukan kebahagiaan mu
Siti Sopiah
bagus Damian lebih cepat kau bergerak gegabah.lebih cepat' kau mampus
Alona Luna
kak Mae.
wahyu widayati
keren
Anonymous
/Good//Good//Good//Good/
🌟 Dauzz🇲🇨
aku malah dukung kanars sama Damian
🌟 Dauzz🇲🇨
ini tokoh utama pria nya Damian apa Brandon
Siti Sopiah
semoga selamat nggak ketemu lagi sama manusia iblis
🌟 Dauzz🇲🇨
suka ceritanya
😘
di awal cukup puas
reiar sekar
emosional banget baca kisah Brandon, sampe ga rela kalo tamat plis 😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!