Bagaimana jika tiba-tiba kehidupanmu berubah saat ditinggalkan orang terkasihmu?
Hancur? sudah pasti
Apakah sama dengan yang Aurora alami saat tiba-tiba papa yang begitu ia sayangi dan kekasih yang ia cinta pergi?
sudah pasti iya
Akankah ia bisa bangkit? kembali menata hati dan membuka untuk cinta yang baru?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amma Nada, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
"Mari berpisah"
Hari yang ditunggu pun tiba,Ara yang tengah menunggu gilirannya hanya bisa berkali-kali menghela nafas untuk mengurangi kegugupannya.
"Ya Allah bantu Ara"batin Ara terus berdoa,ia pun menggenggam cincin pemberian papinya "Bantu Ara pi"batinnya lagi.
Matanya kembali melirik ponselnya yang sedari tadi hanya tergeletak tak berdaya,tanpa satu pun notifikasi.Benar kata orang,jangan pernah berharap pada manusia.Dan dapat Ara lihat,dirinya yang mempercayakan semua pada Rendy sekarang harapan itu lebur tanpa bekas.Lelaki yang mendekatinya dengan gigih hilang dalam sekejap.
Pikirannya mulai kembali berkeliaran,apa lelaki itu marah karna ia menginginkan untuk tak bertemu.Tapi ia tetap ingin berkomunikasi,bukan seperti ini.Hilang tanpa jejak.
Kembali ia menghela nafas kasar,ia terlalu cepat mencintai seseorang.
"Arasyie"panggil seorang panitia untuk menyuruhnya maju ke panggung.
Degh!
Telapak tangan Ara semakin basah karna ia tengah gugup saat ini.
"Bismillah"ucapnya pelan lalu beranjak dari duduknya.
…..
Dia berdiri didepan para coachnya,ia memiliki dua pesaing.Meskipun sebenarnya ia juga tak pantas mengakatan keduanya pesaing karna sebenarnya ketiganya berteman saat di tempat balet,dan salah satu dari mereka adalah anak dari pemilik akademi balet ini.
Saat alunan musik terdengar,perlahan gerakan Ara pun mengikuti.Meski awal ia merasa sedikit gugup.
"Bantu Ara pih"batinnya dengan terus bergerak.
Semua gerakan yang ia pelajari 2 bulan belakangan akhirnya terealisasi,ia bisa menunjukkan pada semua coach jika ia layak.Hingga beberapa menit pun berlalu,akhirnya tariannya pun diakhiri dengan dirinya tergletak di panggung.
Prok….prok….prok...👏👏👏
Standing applause pun ia dapatkan dari teman-temannya serta para coach saat mengakhiri tariannya,beberapa coach bahkan tadi menitikkan air matanya karna meresapi tarian yang begitu menyayat hati tapi masih terlihat indah saat seorang giselle menggila karna cintanya dan akhirnya mati.
Dengan senyum merekah Ara bangkit,lalu menunduk hormat pada juri dan pergi meninggalkan panggung.
"Aaaa….kamu terbaik Ra"ucap histeris Vella yaitu anak pemilik akademi balet ini lalu menghambur memeluk Ara.
"Jangan gitu,aku makin gugup kak."sahut Ara membalas pelukan Vella.Vella memang umurnya lebih tua 2 tahun dibandingkan Ara.
"Haha.. tak usah gugup,kamu winner.Aku sudah bisa menebak"ucap Vella lagi,karna sungguh gadis dihadapannya memiliki tekad yang besar untuk memerankan tokoh giselle.
"Vella benar,semua usahamu tak sia-sia.Sampai mendapat standing applause dari Mr.Thomas"timpal Denis merangkul pundak juniornya itu.
Ara mengukir senyum merekahnya pada kedua temannya itu,ya Tuhan dadanya sekarang bahkan berdebar seperti gadis yang sedang jatuh cinta.Tetapi,senyuman itu tak berlangsung lama hingga ia kembali teringat pada lelaki yang hiang bak ditelan bumi.Lelaki yang membawa separuh hatinya dengan janji-janji dan harapan yang lelaki itu berikan.
Setengah jam berlalu,waktu istirahat pun sudah terlewat.Ketiga peserta sangat santai menunggu,ketiganya pasrah siapapun yang memerankan giselle mereka akan saling dukung.
Suara MC pun kembali terdengar untuk ketiga peserta itu kembali ke panggung.
Bak main kereta-keretaan,Vella diurutan depan dengan Denis berada dibelakangnya lalu Ara diurutan ketiga.Seolah tengah melakukan audisi,ketegangan malah terjadi pada teman-temannya yang tengah menonton.Menanti siapa yang layak memerankan tokoh giselle.
Hingga suara mc perempuan yang juga seorang wakil direktur di Akademi memanggil nama salah satu dari mereka.
"Arasyie"panggil mc itu tersenyum pada Ara.Ara memang di tempat balet dikenal dengan nama Arasyie alih-alih Aurora.Ara tersentak,ia menoleh menatap kedua temannya yang ternyata tersenyum menatapnya.
"Dan sudah diputuskan dari hasil vote,pemeran giselle tahun ini akan diperankan oleh Arasyie Aurora Sanjaya"ucap mc itu.Suara tepuk tangan pun menggema di ruangan itu.
"Aaaaa….."teriak Ara langsung menggoyangkan pinggulnya seakan ngebor membuat semua orang bahkan coach tertawa melihat tingkah Ara kembali konyol jika begitu senang.
"Kakak.. aku peranin giselle kak,giselle"teriaknya lalu saling berpelukan dengan kedua seniornya.Ketiganya berpelukan sambil berputar-putar membuat suasana semakin riuh.
…..
Pagi berubah menjadi siang,siang pun dengan seiringnya waktu menjadi sore,hingga sore pun menjadi malam.Jangan dikira setelah pemilihan tadi pagi Ara bisa bersantai ria,karna setelah pemilihan Ara langsung digembleng oleh Mr.Thomas untuk latihan.Sang guru balet bulenya itu tak tanggung-tanggung,ia turun tangan sendiri untuk menjadi lawan main Ara menari balet.
"Gimana rasanya tuh deket sama Mr.Thomas?"tanya Denis duduk di kursi belakang kemudi sambil kepalanya nyembul disela kursi depan.
"Kalau gue tau Mr.Thomas yang bakal bimbing,ampun deh mending mundur lah dari kemarin."sungut Ara dibalik kemudi.Disambut tawa oleh kedua temannya.
"Enak lagi Ra"timpal Vella disebelahnya.
"Enak apaan…. Muka dia kaya triplek gitu,tegasnya minta ampun bikin spot jantung kak.Mana salah mulu"sahut frustasi Ara karna memang Mr.Thomas begitu tegas dengan semua anak didiknya.
Keduanya tertawa melihat wajah cemberut Ara.
"Yaudah,buat ngilangin stres.. Gimana kalau kita ke mall?"usul Denis yang langsung disambut girang Ara.
"Mau..mau..mau"sahut Ara dengan riang gembira seakan bebannya tadi terhempas entah kemana rimbanya.
"Kalau ngemall aja cepet"
"Harus dong kak,aku berarti masih normal"sahut Ara.
"Kok bisa"
"Ya cewek mana ada sih yang gak mau diajak ke Mall,apalagi kalo disana kita ntar shopping.Beuh.. semangat aku hayuk lah"sahut Ara lagi riang membuat kedua seniornya geleng kepala tertawa.
Mobil Jeep Rubicon pink itu pun melaju menembus jalanan dibukota yang mulai padat,karna hari ini adalah malam minggu.
Sampai pada Mall mewah di ibukota,ketiga gadis dengan wajah bahagia mereka masuk kedalam Mall.
"Kak kita kemana dulu?? Shopping yuk"ajak Ara yang doyan belanja itu.
"Makan dulu deh dek"sahut Denis yang memang merasa lapar saat ini.
"Enak banget sih jadi kak Denis,makan apa aja tapi badan tetep aja ideal"sungut Ara yang memang menjaga dengan ketat pola makannya karna gadis ini sangat mudah naik berat badannya.
"Bener dek,gemes banget liat Denis makan kayak badak tapi badannya ideal banget.Gak adil banget kan"timpal Vella yang berjalan disebelah Ara.
Ketiganya pun memutuskan ke salah satu restoran Korea kesukaan Denis yang berada di lantai tiga.Tawa canda pun mengiringi ketiganya tiap menaiki eskalator,alih-alih naik lift.Itung-itung olahraga kata mereka,padahal sambil berjalan pun tak mereka lakukan.
Ketika ketiganya saling bercanda,tiba-tiba wangi maskulin yang tak asing di penciuman Ara tercium hingga ia terdiam dan langsung membalikkan badannya.Matanya melihat tubuh seseorang dari belakang yang tengah digandeng oleh wanita disebelahnya.
Pikirannya mulai menerka-nerka,hingga suara Denis meintrupsinya agar lebih cepat berjalan.
"Ayo Ra"
Ara menoleh "Oh.. i-iya ayo"ucapnya ragu tersenyum sejenak lalu kembali menoleh ke belakang dan siluet orang tadi sudah tak terlihat lagi.
…..
Bak dirasuki dedemit shopping,ketiga gadis itu menggila dengan belanja barang-barang yang bahkan sudah mereka miliki.Pergi ke store satu dan berpindah ke store yang lain,ketiga gadis itu memborong barang-barang disetiap toko.
Waktu makan yang sebelumnya hanya membutuhkan waktu 1 jam saja,kalah dengan waktu mereka shopping yang melebihi 2jam lamanya.Seakan kaki mereka memiliki baterai,mereka tak ada lelahnya untuk memutari Mall.
"Bentar kak,aku mau beliin mami aku itu"ucap Ara berbelok ke toko mainan anak-anak membuat kedua temannya mengikuti dengan tentengan yang sama banyaknya.
"Mami kamu masih suka mobil-mobilan dek?"tanya Denis yang sudah lama tak bertemu dengan mami Raina.
"Masih lah,mana bisa ngilangin hobi mami ngumpulin miniatur mobil sama motor sih kak"sahut Ara.Karna sungguh beruntung mami memiliki suami seperti papi yang sangat pengertian dengan hobi yang tak bisa mami ubah itu.
Ia berjalan menuju rak miniatur mobil dan motor hot weels,karna Ara yang sering membelikan mainan ini untuk menyogok maminya jadi gadis ini tau model-model terupdate.Hingga matanya pun melihat miniatur motor harley dan mobil sport,ia pun memutuskan untuk membeli 3 buah.
"Gue mau beliin ponakan gue juga lah kalo gitu"cletuk Vella yang tiba-tiba ikut-ikutan memilih miniatur mobil itu.
"Nah kak Vella ikutan beli juga hehe…"sahut Ara berjalan menuju kasir untuk membayar belanjaannya.
"Kamu sih bikin aku jadi keinget ponakan"ucap Vella lalu mengikuti Ara dari belakang.
Setelah selesai membayar,ketiganya pun memutuskan untuk pulang.Berjalan beriringan ke tempat parkir dengan canda tawa yang masih mendominasi ketiganya.Saling mengejek dan saling mengghibah diri sendiri membuat ketiganya terus tertawa.
"Kak,bentar deh.. Aku lupa tadi mau beli pesenan Rafa,aku naik lagi bentar ya"ucap Ara karna ia lupa jika Rafa yang sebelumnya ia palak tengah titip sesuatu padanya. "Ini kunci mobilku,kakak masuk aja duluan..Ntar aku nyusul"lanjutnya menyerahkan kunci mobilnya pada Vella.Ia pun segera berbalik dengan beberapa paperbag ditangannya.
"Berhenti Ra,siniin belanjaan kamu"ucap Denis yang tak tega melihat gadis kecil itu kesusahan.Ara nyengir kuda.
"Kak Denis peka banget sih.. makasih kak,sayang deh"godanya pada Denis lalu berlari meninggalkan Vella dan Denis.
"Jangan lari Ara"teriak Vella melihat Ara yang berlari untuk kembali masuk ke dalam Mall.
……
Mata Ara menatap mata yang juga tengah menatapnya,keduanya saling pandang.Tangan gadis itu mengepal.Sungguh gila dirinya saat ini,menghadang lelaki yang tengah bersama wanita yang dapat Ara tebak adalah istrinya.
"Siapa Ren?"tanya wanita disebelahnya.
Rendy tak menjawab,hati Ara sakit melihat lelaki yang beberapa semingguan ini menghilang dan membawa separuh hatinya sekarang berada dihadapannya tanpa mengucapkan sepatah katapun padanya.
Ara menghapus air mata sialan yang tia-tiba saja menetes,dengan segenap keberaniannya ia pergi meninggalkan kedua manusia yang ada dihadapannya.
"Sialan… Ara please,jangan sia-siain air mata lu"gumamnya terus menggigit bawah bibirnya agar isakannya tak terdengar oleh orang lain,meski orang alin tengah menatapnya bingung.
Ara memelankan langkahnya karna ia tak sanggup lagi untuk berlari,isakan tangis Ara terdengar kembali.Ia tengah berada di area parkir tak jauh dari mobilnya berada.
Tangisnya pun pecah,Ara berjongkok menyembunyikan wajahnya dengan tangan.Menangisi hati sialannya yang terlalu lemah,menangisi hatinya yang mudah jatuh cinta.
"Hiks… hiks… Kenapa lebih sakit dari yang dulu"batinnya terus menangis.
Greb
Ara merasakan tubuhnya tengah direngkuh dari belakang,dengan cepat Ara menepis air matanya lalu menyentak tangan kekar itu dan membalik badannya.
"Jangan sentuh-sentuh"ucap Ara dengan mata menyalang.Mata merah setelah menangis membuatnya tampak mengerikan saat ini.
"Sayang,aku bisa jelasin"sahut Rendy mencoba meraih tangan Ara.
"Gak ada yang perlu dijelasin.. Aku seneng kok,om udah balik sama istri om.Itu tadi istri om kan?"ucapAra sinis.Ia menatap lelaki yang ia masih cintai.Sangat Cinta.
"Pada dasarnya cinta memang selalu berubah..Seperti kita yang berubah,mungkin hubungan satu bulan itu gak ada pengaruh apa-apa buat om.Selamat Om bisa perbaiki hubungan om.Mari om kita berpissh"lanjut Ara membalik badannya ingin segera meninggalkan pria dewasa dihadapannya ini.Ia sudah mencurahkan semua perasaannya yang baru patah ia pupuk kembali bersama lelaki itu agar utuh,tapi.. hanya sekejap semua kembali sirna yang semula patah sekarang tengah hancur berkeping-keping.
"Kamu ngomong apa sih?Aku gak mau pisah"cekal Rendy menarik sedikit badan Ara agar mendekat padanya.
"Lepas om."berontak Ara.,terus memukul dada Rendy"Udah cukup aku bertingkah seperti orang gila yang terus mikirin Om.Cinta diantara kita ini cuma cinta palsu.Udah berakhir semuanya,kita gak bisa kembali.Berhenti untuk memaksakan lagi dan mari berpisah"lanjut Ara menyentak kembali tangan Rendy dan berlari meninggalkan lelaki yang tengah menatapnya dengan perasaan hancur.
"Aku lakuin ini buat kamu"gumam Rendy memandang gadis kecilnya yang menghilang dibalik pilar besar tak jauh darinya.
Niatnya yang ingin menemui Ara setelah pengajuan perceraiannya diterima pengadilan disetujui malah hancur sekarang.Karna Nadia sialan itu tengah membuat drama lagi yang membuatnya harus mengikuti aktingnya sementara,malah membuat dirinya sial hari ini karna tanpa sengaja bertemu gadis kesayangannya keluar dari counter ponsel dan menabrak dirinya.
"Aaarrrggg..sialan..Sialan"teriak Rendy frustasi bak orang kesetanan.
...💜💜💜💜...
...Hay kembali zeyenk-zeyenk amma.....
...Gimana kalian menikmati ceritanya gak??...
...Semoga menikmati ya 💜...
...Jangan lupa ritualnya yuk biar amma tambah semangat...
...Love,like,komen dan gift nya jangan lupa ya...
...Jejak please tinggalin jejak,krisan kalian aku tunggu banget 🌹💜...
...Salam Sayang Amma Nada🌹...