Kim Min-seok siluman rubah tampan berekor sembilan, yang sudah hidup lebih dari 1000 tahun,Kim Min-seok hidup dengan menyembunyikan identitasnya sebagai seekor gumiho,Ia berkepribadian dingin dan juga misterius.
Dirinya menjalin hidupnya dengan kesepian menunggu reinkarnasi dari kekasihnya yang meninggal Beratus-ratus tahun yang lalu.
Kim Min-seok kemudian bertemu dengan Park sung-ah mahasiswi jurusan sejarah, saat itu dirinya menjadi dosen di universitas tersebut.
Mereka terjerat Takdir masa lalu yang mempertemukan mereka, mampukah Kim Min-seok mengubah takdir tragis di masalalu yang terulang kembali di masa depan.
apakah kejadian tragis di masalalu akan kembali terjadi kepada dirinya dan juga kepada park sung-ah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༿BAB༌༚21
Setelah berhasil melarikan diri dari cengkeraman Kim Min-seok yang kejam, Imugi yang terluka parah melarikan diri ke dalam hutan yang gelap dan rimbun di lereng bukit Bukhan.
Tubuhnya penuh dengan luka yang dalam, darahnya yang hitam dan pekat mengalir ke tanah, membuat jejak yang jelas di sepanjang jalan yang dia lalui.
Setiap langkah yang dia ambil menyakitkan seperti disambar petir—tulangnya seolah-olah akan patah, dan otot-ototnya terasa seperti terbakar oleh api.
Dia merasakan kekuatannya hilang sepenuhnya, tubuhnya menjadi lemah dan goyah seperti orang tua yang sudah berumur ratusan tahun.
Dia tahu bahwa jika Min-seok mengejarnya lebih jauh, dia tidak akan bisa melawan—dia akan mati di tangan gumiho yang dia benci selama berabad-abad.
Dengan kesusahan yang luar biasa, Imugi terus berlari ke dalam hutan, menghindari pohon-pohon yang tebal dan semak-semak yang menyilang jalan.
Hanya satu pikiran yang mengisi kepalanya: bertahan hidup. Dia tidak akan mati begitu saja.
Dia akan bertahan, dia akan mendapatkan kekuatannya kembali, dan dia akan membalas dendamnya kepada Min-seok dan Park Sung-ah—reinkarnasi Song Hye-yoon yang telah menyegelnya.
Setelah berjalan selama beberapa jam, ketika matahari mulai terbenam dan kegelapan mulai menyelimuti hutan, Imugi mendengar bunyi air yang mengalir—bunyi sungai yang jernih dan tenang yang terdengar seperti musik bagi telinganya yang lelah.
Dia mengarahkan langkahnya ke arah bunyi itu, harapannya terbangun sedikit. Dia tahu bahwa sungai adalah sumber energi alam yang kuat—energi yang bisa dia serap untuk menyembuhkan luka-lukanya dan mendapatkan kekuatan kembali sementara.
Dia tidak akan bisa mendapatkan kekuatan penuhnya dari sungai saja, tapi itu cukup untuk membuatnya bisa bertahan sampai dia menemukan cara yang lebih baik untuk memperkuat dirinya.
Ketika dia tiba di tepi sungai, dia melihat air yang jernih dan bening mengalir dengan perlahan, menyiram batu-batu yang licin di dasar sungai.
Cahaya matahari yang terbenam menyinari permukaan air, membuatnya berkilau seperti permata yang tersebar di atas air.
Imugi membungkuk dengan kesusahan, kemudian melompat ke dalam sungai dengan kecepatan yang sedikit.
Saat tubuhnya menyentuh air yang dingin, dia merasakan sensasi yang menyegarkan menyebar ke seluruh tubuhnya—rasa sakit yang menyakitkan sedikit mereda, dan energi alam dari sungai mulai mengalir ke dalam tubuhnya.
Ia kemudian masuk ke dalam sungai lebih dalam, sampai air mencapai dada dirinya. Dia menutup mata, memusatkan perhatiannya pada energi yang ada di sekitarnya.
Dia merasakan energi dari air yang mengalir, energi dari tanaman yang tumbuh di tepi sungai, energi dari ikan yang berenang di dalamnya. Semua energi itu menyatu dan mengalir ke dalam tubuhnya, menyembuhkan luka-lukanya sedikit demi sedikit.
Kulitnya yang luka mulai menutup, dan rasa sakit yang menyakitkan mulai mereda. Tapi dia tahu bahwa ini tidak cukup—saat ini ia tidak memiliki kekuatannya yang sesungguhnya.
Dia hanya bisa menyembuhkan luka-lukanya dan mendapatkan kekuatan yang cukup untuk bertahan. Dia harus menunggu sampai kekuatannya kembali sepenuhnya, dan untuk itu, dia membutuhkan lebih banyak energi. Banyak sekali energi.
Imugi tetap berada di dalam sungai selama beberapa hari, menyembuhkan luka-lukanya dan mengumpulkan energi yang sedikit. Dia bersembunyi di dalam celah batu yang besar di dasar sungai, menghindari pandangan siapapun yang lewat.
Setiap hari, dia bergerak ke tempat yang berbeda di sungai—kadang ke bagian yang lebih dalam, kadang ke bagian yang lebih dangkal—agar Kim Min-seok tidak bisa menemukannya.
Dia tahu bahwa Min-seok pasti sedang mencari dia, menggunakan kekuatannya untuk melacak jejaknya. Oleh karena itu, dia harus selalu berpindah tempat, selalu waspada, selalu siap melarikan diri jika perlu.
Selama berada di sungai, Imugi mulai memikirkan cara untuk mendapatkan kekuatan yang sangat besar—kekuatan yang cukup untuk melawan Kim Min-seok dan membunuhnya beserta Park Sung-ah.
Dia tahu bahwa energi alam saja tidak cukup. Dia membutuhkan energi yang lebih kuat, energi yang hanya bisa ditemukan pada satu tempat: dari manusia.
Manusia adalah sumber energi yang kuat—energi yang dihasilkan dari kehidupan, cinta, keinginan, dan ketakutan mereka.
Dan jika dia bisa menyerap energi dari manusia sampai mereka mati, dia akan mendapatkan kekuatan yang luar biasa, kekuatan yang cukup untuk menaklukkan siapa pun yang menghalanginya.
Pada hari ketiga, ketika matahari mulai terbit dan menyinari permukaan sungai, Imugi melihat seorang manusia yang berjalan di tepi sungai.
Pria itu tampak muda, mungkin berusia sekitar dua puluh tahun, dengan rambut hitam yang pendek dan pakaian yang kotor seperti pekerja tani.
Dia sedang membawa ember air, berjalan dengan perlahan dan terlihat lelah. Imugi melihatnya dengan mata yang menyala dengan keinginan—ini adalah kesempatan pertama yang dia dapatkan untuk menyerap energi manusia.
Dia tahu bahwa ini adalah langkah pertama menuju kebangkitannya.
Dengan kekuatan yang sedikit yang dia dapatkan dari sungai, Imugi mulai memanipulasi air di sekitarnya.
Dia membuat arus air menjadi lebih kuat, membuat suara air yang mengalir menjadi lebih keras sehingga pria itu tidak bisa mendengar apa pun selain bunyi air.
Kemudian, dia menggunakan kekuatannya untuk menarik pria itu ke arah sungai, membuat kakinya tergelincir di atas batu yang licin. Pria itu terkejut, ember air yang dia bawa terjatuh ke tanah, dan dia mulai terjatuh ke dalam sungai.
Sebelum pria itu bisa berenang atau berteriak, Imugi cepat bergerak ke arahnya. Dia menggenggam leher pria itu dengan tangan yang kuat, menekannya ke dalam air sehingga dia tidak bisa bernapas.
Kemudian, dia mulai menyerap energi dari tubuh pria itu—energi yang hangat dan kuat mengalir ke dalam tubuh Imugi, membuatnya merasa lebih kuat dan segar.
Pria itu mencoba melawan, mencoba melepaskan tangannya yang menggenggam lehernya, tapi dia terlalu lemah dan Imugi terlalu kuat.
Selama beberapa menit, Imugi terus menyerap energi dari pria itu, sampai tubuh pria itu menjadi lemah dan tidak berdaya, sampai nafasnya berhenti dan matanya menutup selamanya.
Setelah pria itu mati, Imugi melepaskan tangannya dan membiarkan tubuh pria itu tenggelam ke dasar sungai. Dia merasakan kekuatannya sedikit kembali—tubuhnya menjadi lebih kuat, mataanya menjadi lebih cerah, dan rasa sakit yang menyakitkan hampir hilang sepenuhnya.
Dia tahu bahwa ini hanya permulaan—dia membutuhkan lebih banyak energi untuk mendapatkan kekuatan penuhnya. Tapi ini adalah langkah yang baik, langkah pertama yang membawa dia lebih dekat ke tujuan dia: membalas dendam.
Namun, Imugi tahu bahwa Kim Min-seok masih sedang mencari dia. Dan jika Min-seok menemukan dia sekarang, bahkan dengan kekuatan yang sedikit yang dia miliki, dia tidak akan bisa melawannya.
Oleh karena itu, dia harus melakukan sesuatu agar tidak dapat dikenali oleh Kim Min-seok. Dia harus merubah wajahnya dan energinya sehingga dia terlihat seperti manusia biasa—seorang manusia yang tidak mencurigakan, yang bisa berjalan bebas di dunia luar tanpa diketahui oleh Min-seok.
Dengan kekuatan yang dia dapatkan dari pria itu, Imugi mulai merubah dirinya sendiri. Dia menutup mata, memusatkan perhatiannya pada wajahnya dan energinya.
Dia merasakan tubuhnya mulai berubah—rambutnya yang panjang dan hitam menjadi lebih pendek dan berwarna coklat, matanya yang berwarna merah tua menjadi berwarna hitam yang biasa, dan tubuhnya yang kurus dan lemah menjadi lebih tegap dan sehat.
Dia juga merubah energinya, menyembunyikan energi gaib yang dia miliki dan menggantinya dengan energi manusia yang biasa. Dalam beberapa menit, perubahan selesai.
Imugi sekarang terlihat seperti manusia biasa—seorang pria muda yang tampak tidak mencurigakan, yang bisa berjalan di antara manusia tanpa diketahui.
Imugi keluar dari sungai, melihat dirinya sendiri di cermin air. Dia melihat wajah yang baru, wajah yang tidak dikenal oleh siapa pun—bahkan oleh Kim Min-seok.
Dia tersenyum dengan senyum yang jahat dan penuh dendam. Sekarang, dia bebas berjalan di dunia luar. Sekarang, dia bisa mencari lebih banyak manusia untuk menyerap energinya.
Sekarang, dia bisa menunggu sampai kekuatannya kembali sepenuhnya, dan kemudian—kemudian dia akan kembali untuk membalas dendamnya kepada Kim Min-seok dan Park Sung-ah. Dia akan membunuh mereka berdua, dan dia akan mengambil alih dunia yang seharusnya miliknya.
Di lereng bukit Bukhan yang jauh, di rumah Kim Min-seok yang tersembunyi, Park Sung-ah masih tidur nyenyak di atas kasur yang empuk.
Min-seok berdiri di depan jendela, melihat ke arah hutan dan sungai yang jauh. Dia merasakan energi yang aneh di udara—energi yang seolah-olah ada sesuatu yang salah, sesuatu yang jahat yang sedang berkembang.
Dia tidak tahu apa itu, tapi dia merasa waspada. Dia tahu bahwa Imugi masih hidup, dan dia tahu bahwa Imugi akan kembali. Tapi dia tidak tahu bahwa Imugi sudah merubah dirinya menjadi manusia biasa, dan sudah mulai menyerap energi dari manusia untuk mendapatkan kekuatan kembali.
Dia tidak tahu bahwa bahaya yang lebih besar sedang datang, bahaya yang akan mengancam tidak hanya dia dan Sung-ah, tapi juga seluruh dunia.