“Mutiara Setelah Luka”
Kenzo hidup dalam penyesalan paling gelap setelah kehilangan Amara—istrinya yang selama ini ia abaikan. Amara menghembuskan napas terakhir usai melahirkan putra mereka, Zavian, menyisakan luka yang menghantam kehidupan Kenzo tanpa ampun. Dalam ketidakstabilan emosi, Kenzo mengalami kecelakaan yang membuatnya lumpuh dan kehilangan harapan untuk hidup.
Hidupnya berubah ketika Mutiara datang sebagai pengasuh Zavian anak nya. Gadis sederhana itu hadir membawa ketulusan dan cahaya yang perlahan meruntuhkan tembok dingin Kenzo. Dengan kesabaran, perhatian, dan kata-kata hangatnya, Mutiara menjadi satu-satunya alasan Kenzo mencoba bangkit dari lembah penyesalan.
Namun, mampukah hati yang dipenuhi luka dan rasa bersalah sedalam itu kembali percaya pada kehidupan?
Dan sanggupkah Mutiara menjadi cahaya baru yang menyembuhkan Kenzo—atau justru ikut tenggelam dalam luka masa lalunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zanita nuraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Tiga bulan berlalu sejak kejadian terakhir ketika kenzo hampir jatuh dari kursi rodanya. sejak hari itu, semangat yang sempat muncul kembali padam begitu saja. seperti lilin yang ditiup angin. kenzo kembali pada setelan awalnya — diam, tatapan kosong, dan seolah menjauh dari dunia di sekitarnya.
Tiara dan nyonya saras melihat perubahan itu setiap hari, namun tidak ada yang bisa mereka lakukan selain berharap suatu saat kenzo bangkit lagi.
---
Di usianya yang menginjak satu tahun, baby zavian tumbuh sehat dan aktif. tubuhnya kecil tapi kuat, matanya cerah, dan ocehannya nyaris tidak pernah berhenti. tetapi meski hari ulang tahunnya tiba, tidak ada perayaan besar seperti anak-anak lain. tidak ada dekorasi mewah, tidak ada balon, tidak ada kue besar dengan lilin.
Nyonya saras memilih membuat acara berdoa sederhana. mengundang beberapa tetangga dekat untuk membaca doa bersama. bukan karena mereka tidak mampu mengadakan pesta besar, tetapi karena kenzo tidak berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk itu.
Setelah acara doa selesai, nyonya saras meminta sopir memuat beberapa kotak besar berisi makanan, baju bayi, susu, selimut, dan perlengkapan lainnya ke mobil.
Ini semua untuk panti asuhan tempat tiara dulu tinggal, kata nyonya saras.
Tiara tersenyum haru. ia merasa bersyukur bisa melakukan ini, karena panti itu adalah tempat yang membesarkannya sejak kecil.
---
Di panti asuhan, ibu panti menyambut mereka dengan wajah hangat. ruangan sederhana itu terasa ramai karena banyak anak kecil berlarian sambil tertawa.
Ibu panti memeluk tiara erat.
Tiara, kamu kelihatan lebih terurus sekarang. lebih cantik juga. ibu senang melihat kamu bahagia, kata ibu panti sambil tersenyum.
Tiara mengangguk sambil menahan rasa haru. iya bu, alhamdulilah. semuanya baik-baik saja.
Beberapa anak kecil yang dulu sering menempel pada tiara segera mengerubunginya.
Ka ara… ka ara… kapan tinggal di sini lagi? tanya seorang anak perempuan berambut pendek.
Tiara tertawa kecil sambil mengusap rambut anak itu. ka ara sekarang sudah tidak tinggal di sini lagi, tapi ka ara akan sering datang ke sini. kalian tidak akan ka ara tinggalin.
Anak-anak itu tampak sedikit kecewa, tapi senyum mereka cepat kembali saat tiara mengajak mereka membuka bingkisan makanan yang dibawa.
Nyonya saras melihat interaksi itu dari jauh, merasa senang sekaligus bangga pada tiara. anak itu benar-benar punya hati yang lembut.
Mereka menghabiskan beberapa jam di sana. mengobrol, membantu ibu panti menyusun barang-barang donasi, dan menemani anak-anak bermain.
---
Menjelang sore, tiara dan nyonya saras kembali pulang. baby zavian yang sejak tadi aktif akhirnya tertidur pulas di pangkuan tiara. wajahnya terlihat sangat damai.
Sesampainya di rumah, mereka masuk ke ruang keluarga setelah memberi salam.
Kenzo ada di sana. duduk di kursi rodanya, menghadap jendela. entah sedang memikirkan apa, tapi tatapannya jauh. sangat jauh.
Begitu pintu tertutup, baby zavian bergerak kecil. dia merasakan sesuatu — atau mungkin seseorang — dan membuka matanya perlahan.
Begitu melihat sosok ayahnya, mata anak itu langsung berbinar.
Pa pa pa paaa… katanya sambil mengangkat kedua tangannya ke arah kenzo.
Tiara menelan ludah. setiap melihat adegan ini, hatinya terasa seperti diremas. baby zavian selalu berusaha mendekat, tapi kenyataannya… kenzo tidak pernah benar-benar merespons.
Hari ini pun sama.
Kenzo hanya menoleh sekilas. sangat singkat. tidak lebih dari satu detik. tidak ada senyum, tidak ada reaksi, hanya tatapan kosong seolah melihat seseorang yang asing.
Tiara cepat mengalihkan perhatian baby zavian agar anak itu tidak menangis.
Zavi… sini sayang. sama ibu dulu ya. papa lagi sakit. nanti ya sayang.
Baby zavian menggeleng kuat-kuat sambil mengulurkan tangan lagi.
Papa… papa…
Tiara terkejut karena ocehannya kini sudah semakin jelas. anak itu sudah bisa berdiri sendiri dan mencoba melangkah kecil. ia mencoba turun dari pelukan tiara, ingin menghampiri ayahnya.
Namun kenzo tetap tidak bilang apa-apa. dia hanya memalingkan wajah… lalu memutar kursi rodanya pergi dari ruang keluarga tanpa satu kata pun.
Baby zavian langsung menangis keras karena ditinggal begitu saja. tubuhnya mencondong ke depan, mencoba mengejar, tetapi tiara memeluknya erat agar tidak jatuh.
Zavi… jangan sayang… papa lagi sakit… nanti papa main sama zavi, kata tiara sambil berusaha menenangkan.
Baby zavian memukul-mukul kecil dada tiara, bukan karena marah, tetapi karena bingung kenapa ayahnya selalu menjauh meski setiap hari dia memanggil.
Nyonya saras menatap kejadian itu dari dekat. wajahnya terlihat sangat sedih. tubuhnya gemetar sedikit, menahan emosi yang sejak berbulan-bulan ia pendam.
Ibu pikir… kenzo kemarin sudah mulai membaik, kata nyonya saras pelan. tapi keadaan kembali seperti dulu… bahkan mungkin lebih buruk.
Tiara hanya menunduk. dia tidak tahu harus menjawab apa.
Selama tiga bulan ini, dia sudah mencoba berbagai cara agar kenzo perlahan kembali terhubung dengan anaknya. dari membacakan cerita dekat kenzo, menaruh baby zavian di ayunan dekat ruang kerja kenzo, sampai membiarkan baby itu merangkak mendekati ayahnya.
Tapi selalu sama.
Kenzo tidak pernah menolak. tapi juga tidak pernah merespons.
Seolah baby zavian bukan anaknya sendiri.
Tiara memejamkan mata sesaat. kalau bisa, ia ingin memeluk kenzo dan bilang bahwa tidak apa-apa untuk merasa sedih. tetapi posisinya hanyalah pengasuh. ia tidak berhak masuk terlalu dalam ke luka keluarga itu.
Ketika baby zavian akhirnya tertidur lagi karena kelelahan menangis, tiara membawanya ke kamar dan menidurkannya dengan hati yang berat.
Sementara itu, kenzo berada di kamarnya. duduk diam di kursi roda menghadap lantai. tidak bergerak. hanya bernapas.
Ada yang runtuh di dalam dirinya sejak tiga bulan lalu. rasa bersalah yang dia pikir sudah hilang ternyata masih ada. rasa takut gagal. rasa takut tidak pantas menjadi seorang ayah.
Dan setiap kali baby zavian memanggilnya, luka itu seperti disayat lagi.
Malam itu rumah terasa sunyi. tidak ada suara tawa. tidak ada obrolan. hanya suara angin dari luar jendela.
Hubungan antara ayah dan anak itu seperti ada jarak yang semakin jauh, dan tiara tidak tahu bagaimana cara menjembatani lagi.
Haii readers selamat malam
Selamat membaca
Tinggalkan jejak kalian
Like komen subscribe vote and hadiah nya....
Terima kasih