PENGUASA LANGIT

Suara lemparan batu itu sangat terasa bagi Anugrah hingga dia bisa menghindarinya dan mungkin ini juga efek dari latihan Anugrah setiap harinya hingga dia punya kemampuan reflek yang lebih baik dari serangan yang tiba-tiba seperti saat ini hingga dia melihat ke belakang

"Oh bisa juga kau mengelak dari lemparanku ya Anugrah"

Anugrah melihat siapa orang melemparnya

"Akip, apa mau mu?"

Terlihat Akip tertawa sinis seakan melihat Anugrah terlalu kecil baginya apalagi ada dua orang kawannya di samping kanan dan kiri yang melihat Anugrah dengan tertawa sinis hingga Akip berjalan tenang sambil memegang kepalan tangannya seolah-olah mau di lepaskan ke arah Anugrah sambil bicara

"Mau ku?, mau ku memukul kau karena kau kemarin membuatku jadi di pukuli oleh Ayah ku"

"Maksudmu karena kau kemarin mengajak Ayahmu untuk memukul diri ku karena kau memutar balikan fakta dengan katamu aku menuduh diri mu mencuri tapi kenyataannya aku bisa membuktikan diri ku bahwa kaulah yang sudah bohong dan memfitnah diri ku"

"Ah!, sudah berani kau ya padaku Nugrah"

Akip mendatangi Anugrah dengan gaya jagoan yang dia begitu yakin akan membuat Anugrah ketakutan apalagi temannya yang dua orang ini di kenal tukang berkelahi disekolahnya dan belum pernah kalah kecuali dengan Anugrah yang di anggapnya tidak layak untuk di ajak berkelahi karena Anugrah dulunya sangat kurus dianggap terlalu lemah hingga mereka hanya selalu membully Anugrah saja dengan ejekan

"Dia hanya si kurus"

"Dia kan si kumal dan si miskin"

Kata-kata itu menjadi santapan ejekan setiap hari ketika Anugrah SD dulu dari kawan-kawannya apalagi dari Akip dan kedua kawannya ini hingga Anugrah menjadi terbiasa dan tidak pernah marah sampai dia menganggap di SD tidak separah seperti saat ini ketika di SMP karena teman barunya bukan hanya main ejek saja tapi sikap Mirza dan dua kawannya di SMP yang melakukan kekerasan pisik padanya Jadi ketika menghadapi kawannya yang di SD saat ini, Anugrah tidak begitu kuatir kalau ketiganya maju saat ini apalagi dia sudah belajar bela diri dan tenaganya tidak selema dulu lagi dengan tubuhnya yang mulai berisi dan berotot karena beberapa hari sampai satu minggu dia latihan pisik dari Ayahnya hingga dia mulai percaya diri walaupun menghadapi tiga orang bersamaan

"Majulah kalian bertiga jangan asal bicara!"

Tiba-tiba saja Anugrah bicara yang membuat Akip dan kedua kawannya terkejut karena Anugrah yang mereka kenal dulu seperti tidak biasanya apalagi sekarang Anugrah tampak lebih segar dan mulai berisi hingga kedua kawannya Akip yang melihat perubahan ini jadi terkejut apalagi tadi Anugrah bisa menghindari lemparan batu dari Akip dengan mudah jadi Anugrah yang sekarang bukanlah Anugrah yang dulu dan bisa-bisa dia sudah seperti Ayahnya yang pernah jadi Jawara keluraan sebagaimana kata-kata orang dan mereka berdua harus ambil keputusan untuk mundur

"Maaf Kip, sepertinya aku sudah punya janji sama Ayahku"

"Iya aku juga Kip, kami pergi ya"

Kedua kawannya Akip langsung lari hingga Akip berteriak memanggil

"Hei Heru, Herdi kenapa kalian pergi?"

Akip yang di tinggal sendiri merasa heran dengan sikap kedua kawannya yang terkenal juara berkelahi tapi kenapa kini ketakutan melihat Anugrah jadi bingung sendiri dan tidak mungkin dia yang menghadapi Anugrah yang memang benar-benar sudah berbeda sejak dia di SD dulu

"Adu bagaimana ini?, kalau tahu ayah ku kejadian ini maka bisa bisa aku di kurungnya karena berani ganggu Anugrah padahal ayahku sudah peringatkan aku tapi orang yang datang itu tawari aku uang untuk ngajar dia"

Akip benar-benar ketakutan hingga kakinya lemas dan tiba-tiba saja lututnya menyentuh tanah seperti tahu diri untuk minta maaf hingga Akip pun gelapan

"Aku aku minta maaf tapi ini bukan mau ku karena ada yang menyuruh ku"

"Menyuruh mu?"

"Iya benar, ada yang menyuruh ku dan sepertinya satu sekolah dengan dirimu di SMP Mandiri"

"Satu sekolah dengan ku, siapa namanya?"

"Aku tidak kenal dengannya tapi kasih aku uang banyak untuk ngajar kamu"

"Oh begitu ya, sekarang kamu pulang dan jangan ulang lagi atau yang memberi pelajaran padamu, ingat ya kalau dulu kau boleh main-main sama diri ku tapi semua itu sudah cukup karena aku sekarang tidak akan diam kalau diriku di usik"

Akip terkejut mendengar kata-kata Anugrah yang saat ini benar-benar berbeda seolah-olah punya kharisma penguasa yang sanggup membuat orang lulu hingga Akip menjawab dengan terbata-bata

"Iya iya ak aku janji kalau ini yang terakhir"

"Kalau begitu kawani aku kelapangan bola kaki keluraan karena aku mau olahraga sedikit"

"Baik, ayo kita pergi bersama"

Anugrah dan Akip sama-sama pergi ke lapangan sepak bola untuk bermain bola bersama anak-anak sebaya mereka di lapangan kelurahan.

Sementara itu ditempat lain, ada orang yang begitu kesal karena orang yang dia suruh untuk memberi pelajaran kepada Anugrah gagal melaksanakan tugasnya malah justru menghormatinya

"Ah sial, awas kau ya Anugrah, kalau nanti Azka pergi liburan maka kau akan kami buat babak belur"