Serangeline Fros, wanita berusia 45 tahun, dikenal di seluruh kota Darsen sebagai ketua geng Bloodfangs—geng paling ditakuti yang menguasai setengah wilayah kota. Di balik reputasinya yang kelam, Sera menyimpan mimpi lama yang tak pernah terwujud: menjadi seorang penyanyi. Namun takdir berkata lain, sejak muda ia dipaksa oleh kakeknya untuk meneruskan tahta keluarga sebagai pemimpin geng, menenggelamkan keinginannya di balik darah dan kekuasaan.
Hingga suatu malam, sebuah kecelakaan tragis merenggut nyawanya. Tapi kematian bukanlah akhir bagi Serangeline Fros. Ia terbangun kembali… di tubuh seorang wanita muda berusia 25 tahun—bertubuh gendut, pemalu, dan diremehkan semua orang, bahkan oleh suaminya sendiri.
Apakah Serangeline akan menemukan makna baru dari kehidupan keduanya, ataukah sisi gelapnya sebagai gangster akan kembali bangkit dan menghancurkan segalanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mila julia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21.Kebadasan Ahjumma
Flashback sebelum menagih hutang....
Begitu Sera dan Nicolas sampai di restoran bintang lima, sera berpamitan pada Nicolas untuk pergi ke toilet lebih dulu.
"Aku ingin pergi ke toilet dulu, aku akan menyusul papa nanti. "
"Baiklah , pastikan kamu tidak kabur Sera!. "ucap Nicolas menatapnya tajam penuh kecurigaan.
Sera memutar matanya, semabari mengangguk.
Nicolas masuk ke ruang VVIP ditemani pelayan restoran. Sementara Sera berjalan menuju toilet ,hingga langkahnya terhenti karena sosok yang terlalu familiar muncul dalam jarak pandangnya.
"Aleric."batinnya.
Pria itu berdiri bersandar pada dinding dekat toilet, berbicara lewat telepon dengan wajah yang jelas memendam stres.
Karena rasa ingin tahu yang muncul begitu saja, Sera mendekat perlahan, berdiri di balik dinding dengan gestur santai, tapi telinganya menangkap setiap kata yang di ucapkan Aleric.
📞"Kita harus segera mencari artis pendatang baru Nico, calon bintang yang berbakat yang mampu membangkitkan perusahaan kita dari keterpurukan ini. "
📞Tapi bagaimana kita bisa menemukannya pak, tidak ada satupun orang yang mendaftar di agency kita meskipun kita sudah membuka audisi secara besar - besaran di kota ini. "
"Nico kamu tau jika kali ini kita gagal mendapatkan artis baru agencyku benar2 akan bangkrut. "
📞"Papaku sudah memaksaku untuk mengikutinya ke pertemuan - pertemuan bisnisnya , tidak lama lagi agency itu tidak akan bisa lagi aku jadikan alasan untuk menolak kemauan papaku untuk meneruskan perusahaannya. "
📞"Aku akan berusaha lebih keras lagi pak. "jawab Nico yang menjadi penutup telfonan itu.
Aleric mengacak - acak rambutnya, terlihat frustasi dengan kesulitan yang ia hadapi saat ini. Tak berapa lama ia pun beranjak dari sana di ikuti oleh Sera yang berjalan menuju toilet.
Sera melangkah masuk ke toilet dan berdiri di depan westafel. Cermin memantulkan bayangannya—lebih tajam, lebih berbahaya, dan dipenuhi rencana yang baru saja terbentuk.
“Keadaan selalu memihak kepadaku,” bisiknya pelan, menyunggingkan senyum dingin. “Bahkan hal yang tak pernah kuduga sekalipun memberiku jalan untuk masuk ke dunianya.”
Ia merapikan rambut yang jatuh di keningnya dan menegakkan kepala, mata memantulkan ambisi yang menyala.
"Tunggu pembalasanku Kael,Aku pastikan kamu akan menerimanya dengan cara yang bahkan tidak pernah kamu duga. " ucap Sera tertawa sembari menatap dirinya sendiri, tawa yang terdengar begitu mengerikan.
____
“Baiklah,” akhirnya ia menyerah. “Apa permintaanmu?”
Sera mendekat sedikit, menatap tepat ke mata Aleric dengan tatapan tajam dengan kilatan rencana yang baru saja ia temukan.
“Jadikan aku artis-mu,” ucapnya dengan senyum tipis namun penuh tekad.
Sontak saja ucapan Sera langsung membuat Aleric melepaskan pegangan tangan Sera darinya, matanya membulat menatap Sera memikirkan apa yang sedang di rencanakan perempuan itu .
“Kamu bercanda? Kamu pikir agencymu adalah tempat untuk memenuhi permintaan konyol semacam itu?” ucapnya terdengar tersinggung. “Aku memang berutang budi padamu, tapi bukan berarti kamu bisa mempermainkanku. Agency itu sangat berharga bagiku. Aku membangunnya mati-matian dengan uangku sendiri tanpa bantuan siapa pun.”
Ia menatap Sera dari kepala hingga kaki—tidak percaya pada apa yang baru saja ia dengar.
“Aku akui kamu sekarang cantik. Kamu juga anak rekan bisnis papaku. Tapi jangan lupa, kamu adalah mantan istri dari saingan terbesarku. Aku tidak bisa mempercayai seseorang sepertimu untuk bergabung dengan agencyku.”
Aleric berbalik hendak pergi. Namun suara Sera kembali menghentikan langkahnya.
“Tapi bukankah agencymu akan bangkrut kalau kamu tidak menemukan artis baru?”
Tangan Aleric terhenti di gagang pintu—kaku, terpaku. Kata-kata itu menancap tepat di titik terlemahnya.
“Ada atau tidak adanya aku, agency itu akan hancur juga,” lanjut Sera pelan namun menusuk. “Jadi bukankah lebih baik kamu menerimaku? Aku memang tidak bisa menjamin kesuksesanmu. Tapi dengan aku bergabung… setidaknya kau bisa menyelamatkan dirimu dari tekanan papamu.”
Aleric terperanjat.
“Kamu mendengar semua obrolanku di telepon?”
Sera tersenyum, " Seharusnya kamu lebih berhati- hati . "ucap Sera menepuk bahu Aleric pelan sembari menyelipkan kartu namanya di tangan Aleric sebelum ia keluar mendahului Aleric.
"Pastikan kamu berubah pikiran!. " ucapnya sebelum benar - benar lenyap dari pandangan Aleric.
Sera berlenggok percaya diri berjalan lurus ke depan menuju mobil Alphard papanya, "Aku yakin dia akan menghubungiku." gumam Sera dengan senyum sumringah .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di sisi lain, di kediaman Kael Donovan, suasana berubah kacau. Terjadi keributan hebat—teriakan, saling tuduh, dan penyesalan yang terlambat.
Mama Stevia memukul meja keras, wajahnya memucat karena campuran marah dan kaget.
“Kenapa kamu bisa-bisanya tidak tahu kalau Sera adalah anak tunggal dari pengusaha ternama di kota ini, Kael?!” bentaknya. “Kamu sudah mencampakkan berlian demi perak murahan yang bahkan tidak berharga!”
Lyra yang mendengar itu langsung menegang, merasa tercabik oleh kalimat tersebut.
Kael mengepalkan tangan hingga buku jarinya memutih. “Mana aku tahu, Ma? Aku menikahi dia dengan cara kawin lari. Aku tidak pernah tahu siapa keluarganya. Yang aku tahu, dia tinggal dengan ibu tirinya yang kejam, itu saja.”
Ia menghela napas kasar, frustasi.
“Andai aku tahu… mana mungkin aku menyia-nyiakannya? Apalagi sekarang. Dengan tubuhnya yang ramping, wajahnya yang cantik, dan suara emas itu—dia bisa jauh lebih bersinar dibandingkan Lyra yang hanya bisa mengandalkan suara Sera selama ini.”
Lyra mendelik marah.
“Kenapa sekarang kalian malah menghinaku?” suaranya meninggi, tak terima. “Ucapan kalian berdua seolah-olah semua ini salahku! Yang bodoh itu kamu, Kael! Kamu menikahi seseorang tanpa menyelidiki asal-usulnya dulu. Jadi jelas semua ini akan terjadi!”
Kael menoleh tajam, sorot matanya menusuk tanpa ampun.
“Kamu menyalahkanku? Sadar tidak selama tiga bulan ini kita tidak menggelar konser satu pun karena vokalmu yang hancur itu?! Para penggemarmu mulai pergi karena alasan tidak masuk akal yang kamu umumkan di media sosial!”
“Kerusakan pita suara?” Kael mendengus sinis. “Kamu pikir orang-orang akan percaya begitu saja setelah kecelakaan panggung itu? Gara-gara kamu, semua orang kini mendesakku untuk membuktikan suaramu secara langsung!”
Lyra menegakkan dagunya, tetap menunjukkan kesombongannya.
''Ya kita buktikan saja, lagi pula jika mereka semua bertemu denganku secara langsung yang akan mereka lihat juga wajahku yang seperti dewi.Mereka tidak akan terfokus dengan suaraku Kael."ucap Lyra menantangi.
Kael menatapnya jijik.
“Kamu terlalu percaya diri, Lyra. Tanpa suara, kecantikanmu tidak berarti apa pun di mata penggemarmu.”ucap Kael yang kemudian pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
"Kael tunggu, aku akan membuktikan semuanya pada penggemarku. Kita akan segera melakukan konser lagi Kael."teriak Lyra histeris,
Kael berhenti sejenak di anak tangga, melirik dingin.
“Membuktikan apa? Membuktikan betapa buruknya suaramu?” ucapnya sebelum kembali melanjutkan langkah.
Mama Stevia menatap Lyra dengan jijik.
“Ternyata benar apa kata Sera. Sampah yang sebenarnya… adalah kamu.” ucap mama stevia mendelik sinis ke arah Lyra.
Wajah Lyra memerah menahan amarah, dadanya naik turun karna semua perkataan Kael dan mamanya tanpa berkata apapun ia langsung keluar dari rumah Kael.
.
.
.
💐💐💐Bersambung 💐💐💐
Yaah auto ngak jadi nyonya besar deh Lyra, malah karir juga terancam ancur. Lagian dah di kasih hati sama Sera malah main apai sama lakinya. Emang enak, sekarang yang hina malah dia wkwkkw.
Lanjut Next Bab ya guys😊
Lope lope jangan lupa ya❤❤
Terima kasih sudah membaca bab ini hingga akhir semuanya. jangan lupa tinggalkan jejak yaa, like👍🏿 komen😍 and subscribe ❤kalian sangat aku nantikan 🥰❤