NovelToon NovelToon
Sandiwara Cinta Sang Presma (Presiden Mahasiswa)

Sandiwara Cinta Sang Presma (Presiden Mahasiswa)

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta setelah menikah / Selingkuh / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:7.3k
Nilai: 5
Nama Author: ayuwidia

Dilarang memplagiat karya!

"Pernikahan kontrak yang akan kita jalani mencakup batasan dan durasi. Nggak ada cinta, nggak ada tuntutan di luar kontrak yang nanti kita sepakati. Lo setuju, Aluna?"

"Ya. Aku setuju, Kak Ryu."

"Bersiaplah menjadi Nyonya Mahesa. Besok pagi, Lo siapin semua dokumen. Satu minggu lagi kita menikah."

Aluna merasa teramat hancur ketika mendapati pria yang dicinta berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Tak hanya meninggalkan luka, pengkhianatan itu juga menjatuhkan harga diri Aluna di mata keluarga besarnya.

Tepat di puncak keterpurukannya, tawaran gila datang dari sosok yang disegani di kampus, Ryuga Mahesa--Sang Presiden Mahasiswa.

Ryuga menawarkan pernikahan mendadak--perjanjian kontrak dengan tujuan yang tidak diketahui pasti oleh Aluna.

Aluna yang terdesak untuk menyelamatkan harga diri serta kehormatan keluarganya, terpaksa menerima tawaran itu dan bersedia memainkan sandiwara cinta bersama Ryuga dengan menyandang gelar Istri Presiden Mahasiswa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 21 One Word One Kiss

Happy reading

Xavier masih didekap rasa bersalah. Wanita yang ingin dimintai maaf telah pergi. Seakan hilang ditelan bumi.

Kediaman keluarga Hamdan sepi. Senyap, tanpa suara canda tawa sepasang kakak--adik, Hamdan dan Sukma. Mereka terpisah. Berada di alam berbeda dan tidak mungkin lagi bisa bersama.

Xavier menatap hampa pintu rumah yang tertutup rapat. Berharap pintu itu akan terbuka lebar. Memperlihatkan Sukma yang berkenan memberi maaf.

"Maaf --" lirih, Xavier mengucap kata yang terus berdengung di ruang pikir.

Selama beberapa hari ini, otaknya berisik. Dipenuhi umpatan sekaligus petuah yang dilontarkan oleh Ryuga ketika mereka berbincang di gudang--bekas basecamp Geng Brawijaya.

"Balas dendam itu seperti politik. Satu hal selalu mengarah ke hal lain, sampai keburukan menjadi lebih buruk, dan lebih buruk menjadi jauh lebih buruk lagi. Pada akhirnya membuat pelakunya hancur," tutur Ryuga kala itu, menyelipkan tulisan tangan Jonas Jonasson. Tentu diimbuhi dengan perkataannya sendiri.

Xavier meraup udara dalam-dalam, biarkan tubuhnya didera air langit. Basah dan menggigil.

Ia tersadar bahwa ... balas dendam tidak bisa mengubah keadaan dan mengakhiri permasalahan. Justru, malah menambah runyam.

Bisa jadi, di kemudian hari semesta membalas perbuatan bejat yang pernah dilakukannya terhadap Sukma. Menghancurkan diri sendiri dan orang-orang yang dicinta. Seperti yang pernah dialami oleh Raditya Aditama--papanya.

Dosa besar yang dilakukan oleh Raditya, seakan berimbas pada kedua putrinya--Karina dan Aluna. Selain gagal menikah dengan lelaki yang dicinta, keduanya juga hampir menjadi korban ruda-paksa.

Hukum tabur tuai.

Setiap perbuatan, baik atau buruk, akan mendatangkan konsekuensi atau balasan yang setimpal di kemudian hari. Sama halnya ketika menanam benih baik, maka akan menghasilkan panen baik. Begitu juga sebaliknya.

.

.

Seperti malam-malam sebelumnya, Aluna dan Ryuga tidur seranjang. Tidak ada drama tidur terpisah. Istri tidur di sofa, sementara suami tidur di ranjang. Atau sebaliknya. Bahkan, tidak ada guling penyekat. Hanya saja sedikit berjarak dan tidak ada aktivitas romantis, yang selayaknya dilakukan oleh pasangan suami istri.

Baik Ryuga maupun Aluna masih membatasi diri. Ada hal yang harus dihempas dan diyakini, sebelum menyerahkan segenap hati, jiwa, dan raga.

Ryuga duduk di atas ranjang sambil menyandarkan punggungnya pada headboard. Pandangan mata fokus menatap layar laptop dan jari-jarinya bergerak lincah di atas keyboard.

Kaca mata minus bertengger di ujung hidung. Menjadikan parasnya bertambah rupawan dan sejenak membuat Aluna terpana. Bukan karena rasa cinta. Melainkan kekaguman seorang wanita ketika melihat pahatan indah--maha karya Illahi yang mendekati kata sempurna.

Sama seperti Ryuga, Aluna pun merasa skeptis dengan perasaannya.

Ragu-ragu, kurang percaya, atau mencurigai sebentuk perasaan yang dirasa. Baik perasaan sendiri maupun perasaan pasangan. Tidak langsung menerima begitu saja dan mempertanyakan keabsahan, atau kedalamannya sebelum yakin benar-benar nyata.

Sikap itu muncul karena trauma yang pernah dialami, serta keyakinan bahwa emosi bisa menipu, atau keinginan untuk mencari kepastian yang lebih kuat.

"Kak, aku boleh melihat-lihat isi rak buku Kak Ryu?" Pertanyaan yang tercetus dari bibir Aluna sukses menghentikan aktivitas Ryuga.

Alihkan perhatian dari layar laptop, lalu mengangguk.

"Boleh. Asal jangan diberantakin," jawabnya datar. Khas nada suara Ryuga Mahesa. Bukan nada suara seorang suami yang lembut dan penuh cinta.

Usai mengucap kata terimakasih, Aluna membawa tubuhnya beranjak dari ranjang. Lantas berjalan menuju rak buku yang berada di pojok ruang.

Berbagai macam buku tertata rapi di rak itu dan dikelompokkan sesuai kategori atau jenisnya.

Pandangan mata Aluna jatuh pada deretan novel yang ditulis oleh Jianayu. Lengkap dan tidak ada satu pun judul yang terlewat. Mulai dari karya Jianayu yang pertama, hingga terbaru. Menandakan jika Ryuga sangat mengidolakan dan menyukai tulisan-tulisan karya penulis itu. Atau mungkin, karena rasa kagum sekaligus cinta.

Jianayu bukan nama asli sang penulis, melainkan nama pena. Dan Aluna tahu betul siapa pemilik nama pena itu. Dia ... Ayunda Nafsha Azia, yang biasa disebutnya 'Kak Ayu'.

Tangan Aluna terulur untuk mengambil novel berjudul 'Jerit Tangis Makhluk Kecil Yang Terbuang'.

Tanpa sengaja ia menjatuhkan selembar foto berukuran 3R yang terselip di tengah halaman.

Foto itu terjatuh di lantai dan buru-buru diambilnya.

"Kak Ayu --" Aluna bergumam. Pelan. Bahkan sangat pelan.

Rupanya, foto yang terselip di tengah halaman adalah foto Ayu. Mengenakan seragam khas anak SMA dan memperlihatkan sebaris senyum.

First Love

Dua kata yang tertera di ujung foto.

Sementara di bagian belakangnya tertulis puisi, yang menggambarkan isi hati si penulis.

Kau seperti Pelangi

Indah, tapi tak bisa digapai

Hadirmu nyata

Namun serasa fatamorgana

Hanya bisa dilihat dan selalu hiasi mimpi

Tak bisa direngkuh, apalagi dimiliki

Secawan rindu mendera, setiap kali malam tiba

Namun tak ada yang bisa aku lakukan, selain menyebut nama-mu dalam untaian doa

Bukan merayu Tuhan untuk menakdirkan kita bersama

Tapi, meminta-Nya untuk selalu menjaga

Cintaku mengerat selayaknya karat

Sulit terhapus dan masih menjerat erat

Entah kapan bisa terlepas

Tergantikan indahnya rasa iklas

--Ryuga Mahesa--

Setetes kristal bening jatuh membasahi pipi, ketika Aluna selesai membaca rangkaian kata yang ditulis oleh Ryuga. Segumpal daging yang bersemayam di dalam dada serasa diremas dan mencipta sensasi ngilu.

Meski rasa cinta belum hadir dan bertahta di relung hati, nyatanya rasa tak nyaman muncul dan membentuk segumpal cemburu.

Aluna segera menyeka wajahnya yang basah dengan jemari tangan dan mengembalikan novel karya Jianayu ke tempat semula, tanpa terlupa menyelipkan kembali foto Ayu di tengah halaman.

Pandangan mata Aluna berpindah pada buku berjudul 'Madilog' tulisan tangan Tan Malaka dan mendorong-nya untuk mengambil buku itu.

Balkon, tempat yang Aluna pilih untuk menikmati tulisan tangan Tan Malaka.

Kalau sistem itu tak bisa diperiksa kebenarannya dan tak bisa dikritik, maka matilah Ilmu Pasti itu.

'Madilog' Tan Malaka.

Kata-kata itu tertulis di salah satu halaman buku 'Madilog' dan berhasil menyita atensi Aluna. Mengajaknya menelaah dan mencerna maksud dari rangkaian kata yang ditulis oleh Tan Malaka, tokoh yang mendapat julukan 'Bapak Republik Indonesia' dari Muhammad Yamin.

Aluna tenggelam dan teramat menikmati setiap kata yang ditulis, hingga tanpa terasa sudah hampir dua jam ia berada di balkon--membaca buku itu.

"Udah larut malam, buruan masuk dan tidur." Suara khas Ryuga memecah suasana hening dan tenang yang beberapa menit tercipta. Namun tak mengalihkan perhatian Aluna dari buku 'Madilog' yang masih dibaca.

"Lun, lo denger gue nggak sih?" Nada suara Ryuga rendah. Namun mencipta denyut ngilu. Tak ada setitik kesan manis yang tersirat dari ucap.

Love

Sebutan itu terpaksa diucap dan hanya sekedar untuk bersandiwara. Aluna kian meyakininya.

Karena objek yang diajak bicara enggan menanggapi, Ryuga berjalan mendekat dan paksa Aluna untuk mengalihkan atensi dengan mengambil alih buku yang berada di genggaman tangan.

Aluna diam dan berusaha mengendalikan buncahan rasa. Tekan dadanya dan tahan air bening yang ingin mendobrak keluar.

"Sudah larut malam. Besok lagi bacanya." Ryuga kembali bersuara.

"Aku belum ngantuk dan masih ingin duduk di sini."

"Lo nggak takut kalau tiba-tiba ada Mas Gen nyamperin?"

Aluna menggeleng. Pandangan matanya tertuju pada objek di depan, bukan pada lawan bicara yang berdiri tepat di sisi.

"Gue udah ngantuk. Ayo buruan tidur."

"Kak Ryu duluan saja --"

Ryuga menghela napas, lalu meletakkan buku Madilog di atas meja.

"Gue nggak mau lo sakit, gara-gara semalaman begadang di luar." Usai mengucap kalimat itu, Ryuga mengangkat tubuh Aluna. Tanpa aba-aba dan sukses membuat Aluna terkesiap.

"Kak --" Aluna memekik pelan dan refleks mengalungkan tangannya di leher Ryuga.

"Kalau lo nggak nurut lagi, gue bakalan cium bibir lo."

Blush

Pipi Aluna seketika memerah. Cemburu yang dirasa pun sedikit memudar. Berganti desiran halus yang membuat degup jantungnya bertalu merdu.

Ryuga mendengus geli ketika melihat rona merah yang tercetak jelas di pipi Aluna dan serasa ingin kembali menggoda.

"Mau nggak gue cium?"

Aluna menggeleng pelan. "A-aku nggak mau. Bi-bibirku sudah terno--"

Ryuga melabuhkan kecupan singkat di bibir, memangkas kalimat yang ingin terucap.

"Gue nggak mau denger kata itu lagi. One word one kiss."

Aluna bergeming. Lidahnya serasa kelu untuk menuturkan kata.

🍁🍁🍁

Bersambung

1
Najwa Aini
Bumi wakanda, Negara konoha...
kreatif. Tapi nilai kreatifnya akan bermakna jika digunakan ke arah hal yg lbh positif. ngritik boleh. Tapi lbh baik jika energinya dibuat utk ikut membangun aja kan... membangun bukan yg berarti harus ini dan itu, terjun di politik atau apalah..berpikiran kayak anak muda di kisah ini, itu udah bagian dari membangun. membangun mental bangsa yang udah terlalu banyak dicekoki parodi---yang sementara dianggap lucu, tapi justru tanpa sadar menanamkan nilai tidak mrncintai negeri ini....
ah..kok ngomongnya jadi kemana2 ya..
Ayuwidia: Betoel sekali
total 1 replies
Najwa Aini
Gue nyimak ya. gak jadi goleran, sambil duduk aja..biar seriusnya dapat
Najwa Aini
wuiihhh...salam sapa seorang announcer...
Najwa Aini
interupsi Tor. Nichol ini cewek apa cowok ya
Ayuwidia: cowok, next dech aku kasih gambarannya 😆
total 1 replies
Najwa Aini
Aku kasih vote biar ngebahasnya makin semangat dan ...panas...
aku nyimak ya..sambil goleran
Ayuwidia: Wkkkk makasih, Kak. Dahal bahasanya udah dicicil chat an sama Nyai 🤣
total 1 replies
Najwa Aini
Nah bagus. babat habis ini topik. kan emang lagi hangat ...sambil ngopi tentu saja..
Najwa Aini
makin dalam ceritanya....
Najwa Aini
mulai membuka diri
Najwa Aini
ini kafe tempat Arjuna ketemua sama pak Winata itu ya
Ayuwidia: Betul. Tempat Nofiya nemenin Ryuga ngobrol juga. Istri Pak Win ingatannya tajam 😄
total 1 replies
Najwa Aini
ngapain, buang gas?
Ayuwidia: boker, Kak
total 1 replies
Najwa Aini
sweet di depan orang aja itu mah...
kalau di lingkup personal gak. Tapi itu emang udah sesuai porsi. kan judulnya sandiwara cinta Presma...😍😍
Ayuwidia: Wkkk hiyaaa
total 1 replies
Najwa Aini
Emangnya Aluna Ryu udah go publik??
Ayuwidia: bentar lagi
total 1 replies
Najwa Aini
Main perintah. tadi ke bininya, sekarang ke bini orang. 😆😆😆 alasannya satu. cemburu. tapi gak nyadar. parah lo pak Ketu..Garvi habis ini mah
Ayuwidia: Kan fans nya Garvi
total 1 replies
Najwa Aini
ngakak aku...
nyonya kaya raya ketipu arisan bodong bisa darting juga ya😄😄
Najwa Aini
kayak Garvi nih orang main paksa jemput aja
Ayuwidia: adeknya Garvi dia
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
cowok emang gitu kebanyakan.....egonya tinggi 😄
Shofiah
bagus lanjut
Najwa Aini
Nah kan benar...😄
Najwa Aini
Aksara.
ada sesuatu nih dgn nama ini
Ayuwidia: Uhuk, Aksara Angka
total 1 replies
Najwa Aini
jiaahh main ancam²an. bilang aja mang ingin
Ayuwidia: Malu malu meong
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!