NovelToon NovelToon
KETIKA NAGA JATUH CINTA

KETIKA NAGA JATUH CINTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Wanita perkasa / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Romansa / Bad Boy
Popularitas:418
Nilai: 5
Nama Author: Aira Sakti

cerita ini hanya fiktif belaka dan hanya karangan dari Author, apabila ada.kesamaan nama.dan tempat Author minta maaf. Alkisah ada seorang pemuda bernama naga lahir dari seorang ayah bernama Robert dan Ibu bernama Julia, Robert sendiri adalah seorang pengusaha suskses yang mempunyai berbagai bisnis yang berada di beberapa negara, baik Asia maupun Eropa. Dengan status sebagai anak orang kaya dan sekaligus pewaris tunggal Naga adalah anak yang sombong dan angkuh, jika Ia menginginkan sesuatu maka sesuatu itu harus bisa menjadi miliknya apapun cara nya. namun lama kelamaan kesombongan dan keangkuhan Naga mulai luntur karena satu sosok wanita yang mempunyai paras yang cantik bernama Jelita.Jelita sendiri adalah anak sulung dari 2 bersaudara pasangan dari seorang petani bernama pak Karyo dan bu ambar namun karena tekad dan keinginannya untuk membanggakan keluarga ini lah yang membuat Naga jatuh cinta kepada Jelita dan perlahan-lahan berubah menjadi orang yang jauh lebih baik lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira Sakti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JEBAKAN UNTUK CRAZY RICH

Naga duduk di bangkunya, seringai sinis menghiasi wajahnya. Di seberang kelas, Jelita tertawa bersama Samuel, seolah dunia hanya milik mereka berdua. Naga mengepalkan tangannya, urat-uratnya menonjol di kulit. Ia bukan siswa teladan yang patuh pada aturan. Ia adalah Naga, penguasa sekolah ini, dan tidak ada yang berani menentangnya. Sejak Samuel, si anak baru sok tampan itu, datang, Naga merasa wilayah kekuasaannya terancam.

Naga mengingat bagaimana ayahnya, Pak Robert, selalu menekankan pentingnya kekuasaan. "Kekuasaan adalah segalanya, Naga. Dengan kekuasaan, kau bisa mendapatkan apa pun yang kau inginkan," kata Pak Robert, tatapannya tajam dan penuh ambisi.

Naga menggunakan kekuasaan ayahnya untuk mengendalikan sekolah. Ia mengintimidasi siswa, dan mengatur segala sesuatu sesuai keinginannya. Tidak ada yang berani melawannya, kecuali mungkin Samuel. Samuel bukan hanya sekadar mendekati Jelita, ia berusaha merebutnya. Dan Naga tidak akan membiarkan itu terjadi. Jelita adalah miliknya, dan siapa pun yang berani menyentuhnya akan merasakan murka Naga.

Naga teringat malam itu, ketika ia melihat Jelita dan Samuel keluar dari studio musik. Ia ingin menghajar Samuel di tempat itu juga, tapi ia menahan diri. Ia tahu bahwa ia harus merencanakan sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang akan membuat Samuel menyesal telah berani mendekati Jelita.

"Aku akan membuatmu membayar mahal," desis Naga, matanya menyala penuh amarah.

Keesokan harinya, di lapangan basket, Naga sengaja menabrak Samuel dengan keras. Samuel tersungkur ke tanah, meringis kesakitan.

"Maaf, tidak sengaja," kata Naga, seringainya mengejek. "Lain kali hati-hati, jangan sampai menghalangi jalanku."

Samuel bangkit dengan wajah memerah. "Kau sengaja melakukan ini," katanya, suaranya bergetar.

"Buktikan," jawab Naga, menantang.

Samuel mengepalkan tangannya, tapi ia tidak berani melawan. Ia tahu bahwa Naga lebih kuat dan lebih berkuasa darinya.

Naga mendekat ke telinga Samuel dan berbisik, "Jauhi Jelita, atau kau akan menyesal."

Samuel menelan ludah, ketakutan terpancar jelas di matanya. Namun, Naga tahu bahwa ancaman saja tidak cukup. Ia harus melakukan sesuatu yang lebih drastis untuk menyingkirkan Samuel.

Setelah insiden Naga dengan Samuel, Naga pun menemui Jelita ditaman belakang Sekolah, Namun sayang sesampainya Naga ditaman belakang sekolah untuk bertemu dengan Jelita, Jelita melihat insiden yang terjadi antara Naga dan Samuel.

Jelita pun akhirnya berlari meninggalkan Naga di taman belakang sekolah, Samuel mengamatinya dari kejauhan. Ia tersenyum sinis, merencanakan sesuatu yang jahat. Ia tahu bahwa hubungan Naga dan Jelita sedang rapuh, dan ia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk merebut Jelita dari Naga. Ia akan menunjukkan pada Jelita bahwa ia lebih pantas untuknya, bahwa ia bisa memberikan apa yang tidak bisa diberikan oleh Naga.

Samuel mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan singkat: "Sekarang! Aktifkan rencana B."

Pesan itu ditujukan kepada Rino, teman dekat Samuel yang juga merupakan anggota geng motor. Rino dan teman-temannya sudah lama menyimpan dendam pada Naga karena sering meremehkan mereka.

Samuel tahu bahwa Naga memiliki banyak musuh. Ia memanfaatkan situasi ini untuk memprovokasi mereka dan membuat Naga terlihat bersalah atas penyerangan yang akan terjadi.

Malam itu, saat Samuel dalam perjalanan pulang, Rino dan teman-temannya menghadang Samuel. Mereka berpura-pura marah dan menuduh Samuel berkhianat karena mendekati Jelita, pacar Naga.

"Kau sudah berani mendekati Jelita, hah?" bentak Rino, mendorong Samuel hingga tersungkur ke tanah. "Kau tahu dia pacar siapa?"

Samuel berusaha membela diri, tetapi Rino dan teman-temannya langsung menyerangnya dengan brutal. Mereka memukuli Samuel hingga babak belur dan meninggalkannya tergeletak di jalan.

Keesokan harinya, berita tentang penyerangan Samuel menggemparkan sekolah. Jelita sangat terkejut dan khawatir. Ia segera pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Samuel.

Naga juga merasa terkejut dan marah mendengar berita itu. Ia tidak menyangka Samuel akan menjadi korban kekerasan seperti ini. Ia merasa bersalah karena telah mengancam Samuel sebelumnya.

Di rumah sakit, Jelita melihat Samuel terbaring lemah dengan luka di sekujur tubuhnya. Ia tidak tega melihat penderitaan Samuel.

"Samuel, maafkan aku," bisik Jelita, menggenggam tangan Samuel erat. "Ini semua salahku."

Samuel membuka matanya perlahan dan tersenyum lemah. "Tidak apa-apa, Jelita. Aku tahu kamu tidak bersalah," jawabnya dengan suara serak.

Naga datang menjenguk Samuel, tetapi ia tidak bisa menyembunyikan rasa bersalahnya. Ia merasa bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada Samuel.

"Samuel, aku minta maaf," kata Naga, dengan nada menyesal. "Aku tidak tahu ini akan terjadi padamu."

Samuel menatap Naga dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku tahu kau tidak bersalah, Naga," jawabnya dengan suara pelan. "Tapi, aku tahu kau tahu siapa yang melakukan ini padaku."

Jelita menatap Naga dengan tatapan curiga. Ia mulai bertanya-tanya apakah Naga terlibat dalam penyerangan Samuel.

"Naga, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Jelita, dengan nada serius. "Apakah kau tahu sesuatu tentang ini?"

Naga terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Ia tidak ingin berbohong pada Jelita, tetapi ia juga tidak ingin membuatnya semakin khawatir.

"Aku... aku tidak tahu apa-apa," jawab Naga, akhirnya. "Aku juga terkejut mendengar berita ini."

Jelita tidak percaya begitu saja. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Naga.

"Kau yakin?" tanya Jelita, menyelidik. "Kau tidak menyuruh siapa-siapa untuk melakukan ini pada Samuel?"

Naga tersentak mendengar pertanyaan itu. Ia merasa Jelita sudah mulai mencurigainya.

"Tentu saja tidak!" bantah Naga, dengan nada panik. "Aku tidak mungkin melakukan hal seperti itu."

Jelita terus menatap Naga dengan tatapan tidak percaya. Ia merasa semakin yakin bahwa Naga terlibat dalam penyerangan Samuel.

Tiba-tiba, seorang polisi datang ke ruangan Samuel dan meminta keterangan tentang penyerangan itu. Jelita dan Naga semakin tegang.

Polisi menatap Naga dengan tatapan menyelidik. "Apakah Anda mengenal korban, Naga?" tanya polisi itu.

"Ya, saya mengenalnya," jawab Naga, dengan nada gugup. "Kami teman sekolah."

"Apakah Anda tahu sesuatu tentang penyerangan ini?" tanya polisi itu lagi.

Naga terdiam sejenak. Ia berpikir keras tentang apa yang harus ia katakan. Ia tidak ingin terlibat dalam masalah ini, tetapi ia juga tidak ingin berbohong pada polisi.

"Saya tidak tahu apa-apa tentang penyerangan ini," jawab Naga, akhirnya. "Saya baru tahu tadi pagi ketika teman-teman memberitahu saya."

Polisi itu mencatat jawaban Naga dalam buku catatannya. "Apakah Anda punya alibi untuk malam kejadian?" tanya polisi itu lagi.

Naga terkejut mendengar pertanyaan itu. Ia tidak menyangka polisi akan menanyainya tentang alibi.

"Saya... saya ada di rumah," jawab Naga, gugup. "Saya sedang belajar untuk ujian."

"Apakah ada yang bisa membenarkan alibi Anda?" tanya polisi itu.

Naga berpikir sejenak. Ia tidak yakin apakah ada yang bisa membenarkan alibinya. Ia biasanya sendirian di rumah saat malam hari.

"Saya... saya tidak yakin," jawab Naga, dengan nada pasrah.

Polisi itu menatap Naga dengan tatapan curiga. "Baiklah, Naga," kata polisi itu. "Kami akan menghubungi Anda jika kami membutuhkan keterangan lebih lanjut."

Polisi itu kemudian beralih ke Jelita dan menanyainya tentang penyerangan Samuel. Jelita menjawab semua pertanyaan polisi dengan jujur dan terbuka.

Setelah polisi pergi, Jelita menatap Naga dengan tatapan kecewa.

"Aku tidak percaya kau berbohong padaku," kata Jelita, dengan nada sedih. "Aku pikir aku mengenalmu, tapi ternyata aku salah."

Naga berusaha menjelaskan situasinya pada Jelita, tetapi Jelita tidak mau mendengarkannya. Ia merasa dikhianati oleh Naga.

"Aku tidak ingin bicara denganmu lagi," kata Jelita, dengan air mata berlinang, meninggalkan ruangan Samuel, meninggalkan Naga yang terpaku dengan rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam. Naga tahu, ia telah kehilangan kepercayaan Jelita, mungkin untuk selamanya.

1
Aira Sakti
g
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!