NovelToon NovelToon
Satu Atap Dua Rumah

Satu Atap Dua Rumah

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan rahasia / Wanita Karir / Keluarga / Poligami / CEO / Selingkuh
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Zara adalah gambaran istri idaman. Ia menghadapi keseharian dengan sikap tenang, mengurus rumah, dan menunggu kepulangan suaminya, Erick, yang dikenal sibuk dan sangat jarang berada di rumah.

Orang-orang di sekitar Zara kasihan dan menghujat Erick sebagai suami buruk yang tidak berperasaan karena perlakuannya terhadap Zara. Mereka heran mengapa Zara tidak pernah marah atau menuntut perhatian, seakan-akan ia menikmati ketidakpedulian suaminya.

Bahkan, Zara hanya tersenyum menanggapi gosip jika suaminya selingkuh. Ia tetap baik, tenang, dan tidak terusik. Karena dibalik itu, sesungguhnya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bari Awal Pelabrakan

Beberapa hari yang lalu, Mila meluapkan kekesalannya kepada Zara. Topiknya tak lain adalah Emily, seorang pemilik brand yang menurut Mila, sangat tidak memiliki etika.

"Pokoknya Emily itu sombongnya minta ampun! Dia pemilik brand, harusnya bisa lebih menjaga sikap kalau mau produknya laris. Aku jadi malas pakai produk dari dia yang songong itu. Aku mau cari produk lain yang klasifikasinya sama!" cecar Mila.

Zara yang saat itu sedang sibuk memotong buah untuk rujak, menanggapi dengan santai. "Kalau aku sih, akan pindah pilihan produk kalau kualitasnya menurun. Kalau kamu masih nyaman sama kualitasnya, lebih baik jangan pindah," ujar Zara.

"Atuh aku sebel sama orangnya! Makin kaya aja nanti dia!" balas Mila, tetap ngotot.

Zara hanya bisa geleng-geleng kepala melihat betapa tinggi tingkat kekesalan temannya itu. Begitulah kira-kira obrolan mereka.

Dan sekarang,

Semenjak kejadian itu, Mila yang sedang rebahan dirumahnya sambil main sosmed, suka kepikiran dengan sikap Emily yang super ngeselin menurutnya. Entah bagaimana algoritma bekerja, tiba-tiba ia menemukan akun Emily. Rasa kepo yang tak tertahankan mendorong Mila untuk melakukan stalking.

Ia menemukan sebuah postingan lama Emily yang aneh. Postingan itu ambigu, membicarakan tentang masa depan, dan yang paling mencurigakan, ada tag inisial nama seseorang yang jelas-jelas bukan Erick. Karena pernah mengalami trauma perselingkuhan ayahnya, indra penciuman Mila terhadap hal-hal terselubung langsung aktif.

Mila menelusuri lebih dalam. Kejanggalan lain muncul, Emily ternyata lebih sering memposting foto bersama seorang pria bernama Darren, dengan caption yang menyebut Darren sebagai partner bisnis terbaik.

Mila segera menelpon Zara.

"Ra, Erick ada cerita apa-apa nggak tentang Emily dan cowok namanya Darren? Mereka sering posting bareng, katanya partner bisnis. Terus ada postingan masa depan dengan inisial yang bukan Erick," tanya Mila beruntun.

Zara menjawab bahwa ia tidak tahu apa-apa. Erick tidak pernah bercerita soal itu. Zara sendiri sebenarnya sempat melihat postingan itu, namun ia mengabaikannya, memilih untuk tidak ambil pusing.

Berbeda dengan Zara, tingkat kekepoan Mila jauh lebih tinggi. Ia tidak bisa tenang. Akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke rumah Zara. Tujuannya berharap Erick pulang ke sana, dan ia bisa menanyakan langsung kepada laki-laki itu.

Sesampainya disana,

Mila tiba di rumah Zara dan disambut baik. Mereka baru saja masuk dan menutup pintu, beberapa langkah kemudian, terdengar ketukan keras.

Dok! Dok! Dok!

"Aku aja yang bukain, Ra," kata Mila beranjak menuju pintu.

"Oke, aku ke belakang dulu ya," pamit Zara, yang dijawab anggukan oleh Mila.

Mila membuka pintu.

Seketika, ia mendapat dorongan kuat. Itu adalah Emily.

Melihat yang membuka pintu bukan Zara, mata Emily memancarkan jiwa-jiwa pelabrakan.

"Di mana temenmu yang jalaang itu?" hardik Emily.

"Ish, jallang jangan teriak jalaang atuh, biasa weh."

"Kau! Beraninya bicara seperti itu padaku!"

Emily serampangan menjambak rambut Mila. Mila membalas. Pertikaian fisik pun tidak terhindarkan. Sayangnya, Mila kalah jumlah. Asisten Emily yang turut datang, langsung mencengkeram lengan Mila dan mengancam.

"Hati-hati, Nona. Kalau sampai Nyonya Emily terluka, kami akan bawa ini ke ranah hukum," ujar asisten itu.

"Aku terluka juga bisa dibawa ke ranah hukum!" balas Mila.

Emily tertawa pongah, "Cih, coba saja. Kayak yang bisa saja kamu!"

"Bisa lah, sama-sama manusia kan?"

"Cih, coba saja." tantang Emily lagi, diiringi tawa meremehkan.

Mila yang kalah jumlah ditarik serampangan oleh Emily. "Minggir kau!" hardik Emily, mendorong Mila hingga terhuyung dan hampir ambruk ke lantai.

Mila buru-buru bangkit. Dalam benaknya ia hanya memikirkan Zara. Emily tidak boleh menyakiti Zara, dia sedang hamil. Emily saat ini terlihat seperti banteng yang siap menyeruduk.

Mila segera berlari ke belakang mendahului Emily. Ia membayangkan Emily menjambak, atau bahkan mendorong Zara.

Saat Mila tiba, pemandangan yang paling ia takutkan hampir terjadi. Emily sudah mengayunkan tangannya ke arah Zara.

Namun sebelum tangan itu mengenai Zara, sebuah tangan lain menangkapnya dengan cepat.

Itu adalah Erick, dan Mila pun merasa lega.

Setelah tangannya ditangkis, Emily yang merasa harga dirinya diinjak, langsung membabi buta menyerang Erick. Tapi ia tetap berusaha keras menjangkau dan menjambak Zara.

Erick sigap. Ia seketika mendekap Zara erat-erat, menjadikan tubuhnya perisai. Serangan Emily kini hanya tertuju pada tubuh Erick.

"Erick! Apa-apaan kamu, hah?! Jangan lindungi dia! Atau enggak, aku akan hancurkan dirimu!" hardik Emily, seraya terus memukuli dada Erick. Alasan yang sama yang selalu Emily gunakan untuk mengendalikan Erick kembali terucap, dan itu membuat Erick muak.

Kemeja Erick ditarik-tarik kuat hingga kancing paling atasnya copot. Mila melihat situasi yang semakin kacau, ikut membantu Erick mengamankan Zara. Kadang kala, Mila pun ikut terkena pukulan Emily.

Zara sudah aman, dan ia mengatur napasnya. Erick kini mencekal kedua pergelangan tangan Emily kuat-kuat agar wanita itu berhenti mengamuk.

"Bajingan!" umpat Emily, Ia bahkan sampai meludah ke wajah Erick.

Erick mengelap ludah itu dengan punggung tangannya, wajahnya datar, ia hanya berkata, "Ayo kita pulang."

"Kita? Hello, kau tidak ada tempat lagi di rumahku. Kau ini apa-apaan hah? Beraninya selingkuh. Bajinngan sekali berani main belakang."

"Kalau aku sudah nggak ada lagi tempat di rumahmu, baiklah. Sekarang kamu pulanglah sendirian."

"Ngusir?"

"Tidak. Lebih baik kamu pulang daripada bikin keributan di sini."

Emily tersenyum simpul, "Enak saja pulang sekarang. Aku tak akan pulang sebelum menendang perut jaalang itu hingga anaknya keluar."

"Itu tidak akan terjadi, karena aku tidak akan membiarkannya. Jika kamu masih tetap ingin di sini, biarlah aku dan Zara yang pergi."

"Aku tidak sedang menyuruhmu untuk memilih, Erick."

Emily memberikan isyarat. Empat orang pria berotot, masuk dengan wajah garang dan siap mengeksekusi perintah.

Erick sendirian sebagai lawan, namun ia tidak gentar sama sekali.

Tepat ketika pertarungan akan dimulai, bantuan yang tidak diinginkan datang.

Reyhan.

Ia telah memantau situasi dari depan rumah dan masuk tepat pada saat krusial ini. Tidak ada waktu bagi Erick untuk bertanya mengapa Reyhan ada di sana. Dua lawan satu, Reyhan bergabung dengan Erick melawan para bodyguard.

Namun Reyhan ternyata tidak jago berkelahi. Ia segera berteriak, "Masuk!"

Preman-preman bayaran Reyhan pun masuk dan perkelahian massal pecah. Sayangnya bodyguard Emily jauh lebih terlatih dan kuat, membuat preman bayaran Reyhan satu per satu tumbang.

Erick sendiri masih sibuk bertarung dengan dua bodyguard Emily lainnya, pertarungan terlihat seri.

Reyhan yang licik, melihat kesempatan. Ia memerintahkan preman bayaran yang tersisa energinya untuk mencelakai Emily, berniat menjadikannya sandera atau sekadar melukai.

Namun Erick yang masih fighting dengan bodyguard Emily, melempar benda ke arah preman Reyhan.

Ia berteriak, "Jangan nyerang perempuan!"

Sontak, hal itu membuat sesuatu yang aneh yang dirasakan Emily kembali datang.

.

.

Bersambung.

1
〈⎳ FT. Zira
dari emak🙄🙄
〈⎳ FT. Zira
kapan dua ini sadarrr🤧🤧
〈⎳ FT. Zira
ternyata sebijak ini si bapak🥲
〈⎳ FT. Zira
padahal dirimu gak lebih baik🙄🙄
tinie
memang ginjal Zahra kemana,
di donorin buat Erick ya,
paska sakit 😁😄
🔵 Muliana
Wah, baiknya pak hartono.
🔵 Muliana
org diam, kalo marah. ternyata parah ya
🔵 Muliana
Kenapa gak suruh anak mu ataupun dirimu bercermin lebih dulu? apakah org kaya gak punya cermin di rumah?
nowitsrain
Kalaupun Zara nggak sama Erick, yang pasti nggak boleh sama kau juga sih Rayhan 😌😌
nowitsrain
Idih idihh
nowitsrain
Kostumnya mana Milaaaaa
〈⎳ FT. Zira
pacar apaan oiii/Curse/
〈⎳ FT. Zira
mila bisa diandalkan disegala situasi ya ternyata
🔵 Muliana
ini pasti akibat stress
🔵 Muliana
apa ini perintah ayah emily?
🔵 Muliana
sesuatu apa? kagum? anda telat
🔵 Muliana
dalam keadaan genting gini aja, kamu masih melindunginya
Dewi Payang
Semiga saja kandunganbya baik² aja...
nowitsrain
Ekhem... permisiiii, mbaknya juga selingkuh tapii
nowitsrain: Tapi aku nggak membenarkan tindakan Erick ya. No no ☝️☝️
total 1 replies
nowitsrain
Kan yang mulai duluan your bos yh..

Yaaa tapi kan hukum di negeri enih bisa dibeli 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!