Alvonso adalah seorang Mafia dan juga CEO terkenal dingin dan kejam. Sangat tampan digilai banyak wanita tapi Alvonso tidak pernah tertarik terhadap wanita manapun.
Kasandra seorang gadis cantik, genius dan baik hati. Namun sayang keluarga besarnya lebih menyayangi anak angkatnya dibandingkan dirinya. Lebih parahnya lagi mereka sering menyiksa Kasandra akibat fitnah keji anak angkatnya.
Hingga suatu ketika anak angkatnya mengajaknya pergi ke hotel untuk merayakan ulang tahun temannya. Ternyata dirinya di jebak agar tidur dengan pria paruh baya.
Kasandra yang tidak ingin ternoda berusaha kabur namun seorang pria tampan yang bernama Alvonso menariknya hingga akhirnya Kasandra kehilangan apa yang dijaganya selama ini.
Alvonso yang merasa bersalah mengajaknya menikah dan Kasandra setuju agar bisa keluar dari keluarga besarnya yang tidak menginginkannya.
Apakah pernikahan mereka berakhir bahagia mengingat keluarga besarnya Kasandra berusaha memisahkan mereka? Ikuti yuk novelku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kakek Tio
"Semua tamu undangan! Tolong Aku untuk memberikan keadilan untukku! Putriku yang Aku kandung selama sepuluh bulan, malah sangat sombong dan mata duitan!" Teriak Ibu Vina sambil menunjuk ke arah Kasandra.
"Selain itu, Dia tidak mengakuiku sebagai orang tua kandungnya. Keluarga Danuarte adalah keluarga besar yang terpandang. Tapi bagaimana bisa mereka menerima wanita yang moralnya sudah rusak masuk ke rumah kediaman Keluarga Danuarte!" Teriak Ibu Vina tanpa ada rasa malu sedikitpun.
Kemudian Ibu Vina pura-pura menangis membuat Ayah Vino membantu istrinya agar segera bangun dan tidak duduk di lantai.
"Calon tunangan Tuan Besar Alvonso terlihat sangat cantik, tapi tidak Aku sangka ternyata tidak mengakui keluarganya sendiri. Entah bagaimana bisa Tuan Muda Alvonso bisa menyukainya?" Tanya salah satu pria yang merupakan tamu undangan.
Sepasang mata Kasandra langsung memerah seakan ingin menangis ketika mendengar perkataan Ibu kandungnya dan juga salah satu undangan.
"Aku dengar kalau Nyonya Besar Angel sangat mementingkan moral. Jika seandainya Nyonya Besar Angel mendengar dan melihat kejadian ini pasti tidak akan membiarkan orang seperti ini masuk ke keluarganya." Ucap salah satu wanita yang juga merupakan salah satu tamu undangan.
"Sepertinya pertunangan hari ini akan batal." Celetuk salah satu wanita yang juga tamu undangan.
"SUDAH CUKUP!" Teriak Bela dengan suara menggelegar agar orang-orang berhenti menjelek-jelekkan Kasandra namun dalam hatinya sangat senang.
"Aku mohon sama kalian agar jangan membicarakan Kakakku seperti itu. Meskipun Kakakku menggunakan cara yang tidak bermoral untuk tidur dengan Tuan Muda Alvonso, tapi Kakakku bilang itu tidaklah penting. Apa pun bisa dilakukan Kakakku untuk mencapai tujuan." Ucap Bela dengan suara agak keras.
Orang yang mendengar perkataan Bela pasti menganggap kalau Bela membela Kasandra namun sebenarnya Bela sengaja menjatuhkan nama baik Kasandra di depan para tamu undangan.
"Aku sudah menduga, mana mungkin orang seperti Dia bisa mendapatkan Tuan Muda Alvonso. Ternyata wanita itu menjebaknya ke tempat tidur." Ucap pria pertama.
"Tuan Muda Alvonso pasti terpaksa menikahinya karena merasa terikat secara moral." Ucap pria kedua.
"Kakak, Aku memberikan saran yang terbaik yaitu membatalkan pertunangan Kakak dan biarkan Aku yang menggantikan Kakak untuk bertunangan dengan Tuan Muda Alvonso." Ucap Bela sambil berjalan ke arah Kasandra dengan wajah pura-pura sedih.
"Jika tidak maka Kakak akan menyesalinya. Kakak ingin tahu kenapa?" Tanya Bela sambil berjalan satu langkah lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Kasandra.
'Aku tahu kalau Kakak sangat peduli dengan para tetua dari Keluarga Danuarte dan juga Nyonya Besar Angel. Selain itu bukankah Kakak paling peduli dengan orang tua angkat Kakak yang sudah dimakamkan di desa?' Tanya Bela dengan suara berbisik agar orang lain tidak mendengarnya.
Kasandra yang mendengarkan perkataan Bela tentu saja sangat terkejut dan langsung menatap tajam ke arah Bela. Sedangkan Bela mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya.
'Kakak, Aku kasih tahu ya. Kalau Aku sudah meminta Kak Bowo untuk diam-diam menyuruh empat orang pria. Di mana empat orang itu ditugaskan untuk menggali makam jika Kakak tidak membatalkan pertunangan dan memberikan pertunangan padaku.' Bisik Bela sambil memperlihatkan ponselnya.
Kasandra menatap ke arah layar ponselnya di mana empat orang pria berseragam hitam sedang berada di tengah-tengah makam ke dua orang tua angkat Kasandra.
'Aku akan menyuruh empat orang itu untuk membuangnya di jurang agar tidak memiliki tempat kuburan.' Bisik Bela lagi kemudian tertawa jahat.
Plak
Kasandra yang mendengar ucapan Bela tentu saja sangat marah dan langsung menampar Bela dengan kekuatan penuh.
Hal itu membuat Bela berteriak dan tubuhnya nyaris terjatuh ke lantai jika saja Bino tidak menarik tangan Bela.
Ibu Vina dan keluarganya sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Kasandra membuat mereka menatap Kasandra dengan tatapan nyalang.
"Kenapa kamu memukulnya?" Tanya Ayah Vino dengan nada satu oktaf.
"Kakak, Aku tahu kalau Aku ini orangnya blak-blakan dan polos. Jadi tanpa sengaja mengungkapkan masalahmu di depan orang banyak. Semua ini salahku jadi maafkan Aku." Mohon Bela sambil kembali mengeluarkan air mata dan menundukkan tubuhnya.
"Aku salah karena itu Aku meminta maaf." Sambung Bela sambil kembali menundukkan tubuhnya untuk meminta maaf dengan air mata berlinangan.
"Kasandra!" Teriak Beni sambil mengangkat tangannya ke atas untuk menampar Kasandra.
"Jika kamu berani menamparnya maka Aku tidak segan-segan mematahkan tanganmu!" Teriak pria tampan tiba-tiba datang sambil berjalan ke arah Kasandra siapa lagi kalau bukan Alvonso.
"Tuan Muda Alvonso datang." Ucap salah satu tamu undangan.
"Kasandra, apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Alvonso penasaran.
Sambil berbicara, Alvonso menatap ke arah Kasandra yang juga sedang menatap dirinya. Alvonso melihat dengan jelas kalau sepasang mata Kasandra memerah seakan menahan agar tidak menangis.
"Kak Alvonso, Aku ... " Ucapan Kasandra terpotong oleh Ibu Vina.
"Aduh .... Menantuku yang sangat baik, Aku adalah Ibu Mertuamu. Walau Kasandra adalah putri kandungku, tapi perilakunya sangatlah buruk. Jadi Kasandra sama sekali tidak pantas menikah denganmu. Ini adalah ...." Ucap Ibu Vina sambil menatap ke arah Bino dan memberikan kode.
Bino yang mengerti langsung mendorong tubuh Bela ke arah Alvonso. Bela yang belum ada persiapan langsung berteriak dan tubuhnya terhuyung ke arah Alvonso.
Alvonso langsung memeluk Kasandra lalu menggeser tubuhnya ke arah samping. Hal itu membuat bela kembali nyaris terjatuh jika saja Ibu Vina tidak memeluk tubuhnya.
"Menantuku, putri bungsuku ini bernama Bela. Dia itu sangat cantik dan berbakat jadi kalian berdua sangat cocok untuk bertunangan hari ini. Setelah itu nantinya kalian berdua menikah dan hidup bahagia." Ucap Ibu Vina sambil tertawa.
"Kalian berdua sudah ditakdirkan dari surga untuk hidup bersama sampai maut memisahkan kalian." Sambung Ibu Vina sambil masih tersenyum.
Sedangkan Bela hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya dan mendengarkan apa yang dikatakan Ibu Vina. Dirinya tidak sabar untuk menikah dengan Alvonso.
"Semua tamu penting yang ada di tempat ini sudah melihatnya kalau Kasandra memiliki perilaku yang sangat buruk." Ucap Ibu Vino.
"Apa yang dikatakannya memang benar." Ucap pria paruh baya.
"Perkenalkan namaku adalah Tuan Besar Tio. Sejak tadi Aku mendengar dan melihat semuanya dengan jelas. Kalau wanita ini sama sekali tidak memandang Keluarga Besar Danuarte, bahkan masih berani menampar Adiknya di depan kita." Sambung Tio.
"Jadi Aku meminta sama Tuan Muda Alvonso agar tidak bertunangan dengan wanita ular itu. Lebih baik capat usir wanita jahat itu." Sambung Tio.
"Sedangkan untuk gadis ini." Ucap Tio sambil menunjuk ke arah Bela.
"Gadis ini sangat baik dan selalu mengorbankan diri demi keluarga. Jadi menurutku lebih baik kalau gadis itu menjadi Nyonya Muda Alvonso." Sambung Tio.
"Tuan Besar Tio adalah orang kepercayaan almarhum Tuan Besar Danuarte. Tuan Besar Tio sangat disegani bahkan Nyonya Besar Angel selalu bersikap sopan dan hormat padanya." Ucap salah satu tamu undangan.
"Meski Aku tidak akan menyalahkan Kakak Kasandra, tapi terima kasih untuk Kakek Tio karena sudah membelaku. Kelak Aku pasti akan menghormati Kakek Tio." Ucap Bela dengan nada lembut sambil berjalan ke arah Kakek Tio.
"Tuan Muda Alvonso, Anda bisa melihat dengan jelas. Ini baru penampilan yang layak untuk menjadi Nyonya Muda Alvonso Danuarte." Ucap Kakek Tio.
"Sepertinya hari ini Nyonya Muda Keluarga Danuarte akan segera di ganti." Ucap salah satu tamu undangan.
"Apakah kamu benar menampar Bela?" Tanya Alvonso sambil menahan amarahnya.
"Itu karena ..." Ucapan Kasandra terpotong oleh Alvonso.
anak Buan mu jg ga di hukum
Kasandra tunggu hasilnya dr Bella yg songong dan tdk tahu malu itu.