NovelToon NovelToon
PELANGI DI UJUNG SENJA

PELANGI DI UJUNG SENJA

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Tamat
Popularitas:522.9k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

Annisa Dwi Az Zahra gadis periang berusia 20 tahun yang memutuskan ingin menikah muda dengan lelaki pujaannya yang bernama Rian Abdul Wahab, namun kenyataan pahit harus diterima ketika sebuah tragedi menimpanya.
Akankah Nisa bertemu bahagia setelah masa depan dan impiannya hancur karena tragedi yang menimpanya?

"Kini aku sadar setelah kepergianmu aku merasa kehilangan, hatiku hampa dan selalu merindukan keberadaanmu, aku telah jatuh cinta tanpa kusadari" Fahri

"Kamu laki-laki baik, demi kebaikan kita semua tolong lepaskan aku, karena bertahan pun bukan bahagia dan pahala yang kita dapat melainkan Dosa" Nisa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

"Terimakasih banyak untuk tumpangannya, A."

Setelah mengucapkan terimakasih, Yuli langsung turun dari mobil tanpa menunggu jawaban Arman. Karena ia yakin tidak akan mendapat sahutan, paling untung hanya deheman.

Motornya udah aku pinggiran. Nanti ajak orang bengkel saja kesini buat ambil kuncinya, Oke bye sampai ketemu disini.

Yuli menutup panggilan teleponnya pada Dodi yang baru keluar dari rumahnya, hendak menyusul ke rumah Nisa atau lebih tepatnya menjemputnya sekalian mengantarkan motor miliknya ke bengkel.

Sedangkan di dalam mobil tanpa ada yang melihat seorang pun, Arman tersenyum simpul penuh arti sambil memegang pintu mobil yang hendak ia buka. Kemudian ia kembali memeriksa handphonenya sambil mengetikkan sesuatu yang berakhir dengan handphonenya berbunyi, ada panggilan masuk.

Entah apa yang disampaikan si penelepon, karena Arman hanya mengangguk-angguk sesekali manjawab ya, terakhir bilang good job kemudian mematikan panggilannya. Setelah memasukkan kembali handphonenya ke dalam saku, ia turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah melewati ruang keluarga langsung menuju dapur karena mendengar kehebohan sang adik yang diiringi gelak tawa.

"Jadi ban motornya pecah pas mau belok masuk ke area sini?"

Dengan muka yang memerah karena dari tadi tertawa terus, Nisa mengulang pertanyaannya yang hanya dijawab dengan lemparan potongan paprika oleh Yuli.

Nisa terus menerus menertawakan sahabatnya itu karena geli, mendengar ceritanya Yuli yang kaget ketika melihat wajahnya sendiri di spion mobilnya Arman, yang sebelum berangkat ia polesi make up tiba-tiba hilang tak berbekas, luntur oleh keringat yang terus keluar saat mendorong motornya.

"Untung cantik. Jadi walaupun make-up luntur juga gak begitu berpengaruh, hanya glowingnya saja yang hilang." Ujar Nisa dengan senyum ditahan sambil mencomot pizza yang dibawa Yuli.

"Teh. A Dodi tuh nelepon" Nisa yang hendak kembali ke dapur melanjutkan masaknya, melirik hp Yuli yang ditaruh di meja nyala dengan layar bertuliskan Dodol calling.

"Lah ni orang dari tadi nelepon mulu. Masa masih belum jelas juga."

Yuli menggerutu sambil men slide layar handphonenya ke atas.

Ya Halo, ada apalagi? kan letaknya tadi sudah dikirim. Depan rumah no.4 dari gerbang. Apa?! Astaghfirullah.

Eh Dodol! kamu kalau mau ngeprank lihat sikon dong!!

Dengan kesal Yuli menutup panggilan dari Dodi yang mengatakan motornya hilang, karena ditempat yang ditunjukkan Yuli tidak ditemukan adanya motor terparkir.

"Kasian mau ngeprank gak kena. Hahaaa." Yuli terbahak sendiri menertawakan Dodi yang menurutnya salah orang.

"Emang mau ngeprank apa?" Nisa yang sudah berdiri di depan kompor kembali menghampiri Yuli karena penasaran.

"Masa dia bilang motorku ilang Ca. Kan gak lucu banget, coba pake ide lain gitu yang lebih ekstrim biar aku kaget."

"Kalian emang klop deh" Ujar Nisa sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Sedangkan di ruangan sebelahnya, yang hanya disekat oleh dinding kaca yaitu ruangan tv, Arman yang sedang duduk di sofa depan tv tersenyum samar hampir tidak terlihat mendengar percakapan Nisa dan Yuli. Tidak seperti biasanya ia pulang kerja nonton tv, biasanya pulang dari kantor langsung rebahan di kamar paling turun kalau keluarganya sudah kumpul semua menjelang jam makan malam.

Assalamu'alaikum

"Aa. Tolong bukain pintu, kayaknya A Dodi yang datang."

Nisa berteriak dari dapur memanggil Arman

Dengan berat Arman bangkit dari duduknya menuju pintu utama, asal suara salam.

"Waalaikumsalam" Arman membuka pintu sambil menjawab salam.

"Eh, Bang" Dodi menganggukan kepalanya pada Arman.

"Panggil nama saja gak usah ada embel-embel panggilan. Saya juga gak setua kakakmu"

Astaga, ni orang keturunan mana ya, gak mungkin kan kalau dia kakak kandungnya Nisa anak pak Ahmad, gue kalau jadi perempuan ogah dikawinin laki kayak gitu, ganteng sih ganteng tapi percuma kalau hidupnya tawar, yang ada nyusahin orang harus dibumbuin mulu

Dodi menggerutu dalam hati, kesal dengan Arman yang menurutnya sangat menyebalkan, kemudian ia duduk di sofa ruang tamu menunggu Yuli yang tak kunjung menampakkan diri padahal udah di chat sejak ia masih diluar tadi.

"Cian deh lu ngeprak salah orang." Yuli muncul dengan tawa penuh kemenangan menghiasi wajahnya.

"Siapa yang ngeprank? gak ada kerjaan banget harus ngeprank kamu" Dengan kesal Dodi balik bertanya. Ia heran dengan sahabatnya yang satu ini karena sikapnya yang terlalu cuek.

"Dengerin ya baik-baik. Motor kamu beneran gak ada. Masa aku harus sumpah." Dodi menjelaskan dengan kesal, sedangkan Yuli yang tadinya duduk mendadak berdiri kaget.

"Ja jadi bukan ngeprank? Astaghfirullah, kenapa gak bilang dari tadi."

Yuli mondar-mandir sambil menggigit bibir menahan tangis yang ingin pecah, mendengar motor kesayangannya lenyap.

Dodi hanya membuang muka dan nafas mendengar pertanyaan Yuli

kemudian ia ikut berdiri menarik tangan Yuli keluar.

"Ayo kita lihat sekarang dan susul, siapa tau belum jauh. Lagian kan motornya juga gak bisa dinaikin"

"Sebentar iss main tarik aja. Aku mau pamit dulu sama Caca."

Yuli melepaskan tarikan tangan Dodi kemudian ia kembali menghampiri Nisa didapur.

"Ca. Aku pamit dulu ya. Sampai ketemu besok aku jemput kesini pake mobil saja ya." Tanpa menunggu jawaban Nisa, Yuli langsung pergi meninggalkan Nisa yang melongo, tidak seperti biasanya Yuli seperti itu.

"Emang ada apa, Teh? Besok gak usah jemput, aku naik motor sendiri aja." Nisa menjawab sambil mengikuti Yuli dari belakang.

"Kita pamit dulu ya Ca. Assalamu'alaikum" Dodi membunyikan klakson sebelum keluar meninggalkan rumah Nisa.

"Mereka ada apa sih. Kok buru-buru gitu gak jelas banget ih." Nisa bertanya kepada diri sendiri sambil menutup pintu.

"Gak ada apa-apa. Cuma kepanikan orang-orang ceroboh yang gak mau bertanya." Suara Arman dari belakang mengagetkan Nisa hingga terjengkit.

"Iss Aa ngagetin. Terus kenapa Aa bilang begitu?" Nisa menatap Arman keheranan.

"Kan bener, tiba-tiba bilang motor hilang gak mau nanya dan nyelidiki dulu." Arman menjawab sambil pergi meninggalkan Nisa yang masih belum paham dengan ucapan sang kakak.

"Motor si ciblek sudah di bawa ke bengkel. Antepin saja gak usah ngomong biar capek sendiri nyari-nyari motornya." Arman berbicara dari ujung tangga menjawab kepenasaran adiknya.

"Astaghfirullah Aa gak boleh begitu. Kan kasihan mereka panik sama capek pastinya." Nisa menggelengkan kepalanya kemudian ia bergegas naik juga ke atas mau ngambil hp yang sengaja ia tinggal dikamar.

Teh. Motornya gak ilang tapi sudah dibawa ke bengkel sama orang suruhan Aa. Jadi gak usah dicari nanti habis Maghrib dianterin katanya.

Nisa mengirimkan pesan pada Yuli. Tak lama kemudian terdengar notif balasan.

Tehque : [😭$#@&)(//(;:aslktgj$@]

Membaca pesan balasan dari Yuli, Nisa tertawa sendiri sambil berjalan menuruni tangga.

......................

Kamis, hari yang ditunggu-tunggu oleh segenap jajaran yayasan Manarul Huda telah tiba yaitu ulang tahun yayasan yang menaungi beberapa sekolah di kota Bandung.

Segala persiapan mulai dari panggung yang terletak di dalam aula gedung, dan konsumsi makanan yang mengambil jasa catering semuanya sudah siap dengan sempurna, tinggal menunggu jam untuk memasuki acara inti yaitu tabligh Akbar yang akan diisi oleh beberapa Da'i kondang sebagai penceramahnya.

Di kediaman keluarga Nisa yang notabene keluarga pemilik yayasan ikut disibukkan dengan Nisa yang mondar-mandir menunggu sang ayah yang belum pulang dari yayasan. Padahal tadi sudah berjanji selesai sholat Ashar akan menjemputnya dikarenakan Rian tidak mengijinkan Nisa membawa motor sendiri.

"Bu. Adek berangkat naik motor saja ya kan deket juga gak sampai 15 menit kok. Soalnya ayah pasti sibuk." Nisa meminta ijin sang ibu yang sedang duduk depan tv.

"Kalau ibu sih gak apa-apa. Yang penting selalu hati-hati dan jangan lupa berdoa selalu."

"Kalau itu sudah pasti Bu. Yasudah adek berangkat sekarang ya. Ibu tolong kasih tahu ayah tidak usah jemput, kasihan juga harus bolak-balik, nanti jemput ibu." Setelah mendapat ijin akhirnya Nisa berangkat.

Setelah beberapa menit ia sampai ditempat tujuan dengan Yuli yang sudah menyambutnya dengan berkacak pinggang.

"Duh ini bulu kudukku kok merinding ya" setelah melepas helm Nisa pura-pura memegang bawah kepala belakang sambil senyum dikulum. Ia sudah paham dengan orang di depannya itu pasti mau ceramah yang tertunda kemarin gara-gara motornya.

"Udah gak usah marah, nanti cantiknya ilang. Seharusnya teteh senang karena motornya gak ilang beneran malah ada yang servisin gratis kan." Nisa menggoda Yuli sambil menggandengnya menuju ke ruangan yang sudah disediakan buat para staf dan guru.

"Gratis sih gratis. Tapi caranya itu yang bikin gedeg, mana aku kemarin udah marah-marahin si Dodol juga." Dengan cemberut Yuli mengungkap

kan kekesalannya pada Nisa yang ditanggapi dengan kekehan.

Tak terasa waktu terus bergulir merangkak maju hingga suara Adzan di mushola terdengar mengalun syahdu, memanggil semua umat muslim untuk melaksanakan kewajibannya.

Nisa dan Yuli keduanya jalan beriringan menuju mushola yang mulai penuh dengan para jemaah yang akan melaksanakan sholat juga, padahal kalau hari-hari biasa tidak ada acara, musholanya hanya diisi dua orang security yayasan yang sedang berjaga saja. Karena lokasinya yang berada didalam yayasan dan tidak dibuka untuk umum.

Seusai melaksanakan sholat Maghrib, Nisa buru-buru mengecek hpnya karena dari tadi terdengar suara getarnya beberapa kali, dan benar saja beberapa pesan masuk dari Rian yang mengabarkan sudah berada di Bandara Juanda Surabaya mau pulang ke Bandung.

Iya mas hati-hati ya, sampai ketemu nanti disini.

Nisa mengirimkan pesan balasan, kemudian ia mencari-cari power bank hendak mengisi daya karena batre hpnya tinggal 25 persen ia lupa saat tidur siang hpnya ditaruh begitu saja tidak di charge.

Duh ini gimana batre hape sekarat mana power bank sama chargeran ketinggalan, padahal perasaan tadi sudah disiapin semuanya, oiya ibu semoga belum berangkat.

Assalamu'alaikum, Bu tolong bawain charger sama power bank punya Adek dikamar di atas meja kalau gak salah.

Apa? ibu sudah mau sampai, yasudah . Huff

Nisa membuang nafas kasar mengetahui ibunya sudah berangkat dari rumah bahkan sudah mau sampai.

Terpaksa ia harus mengambil sendiri pulang dulu ke rumah, karena tidak mungkin membiarkan hpnya mati yang ada Rian nanti kebingungan. Setelah pamit sama Yuli yang menawarkan bantuan mau mengantarnya namun ia tolak karena masih sore, ia pun berjalan menuju parkiran hendak menemui ibunya dulu yang diperkirakan sudah sampai.

Benar saja, Nisa melihat mobil sang ayah yang baru saja parkir diantara beberapa mobil lainnya. Ia langsung menghampiri sang ibu.

"Bu. Adek mau pulang dulu ke rumah ngambil charger."

"Dianter ayah saja ayo" Sang ayah yang hendak turun dari mobil mengurungkan niatnya dan kembali menghidupkan mesinnya.

"Gak usah yah, Ayah sudah ditungguin dari tadi buat nyambut tamu. Adek sendiri saja gak apa-apa masih sore ini." Nisa menolak karena memang sang ayah yang menjadi ketua disana kehadirannya sangat dibutuhkan.

"Adek hati-hati ya. Nanti balik kesininya tungguin Aa saja biar bareng pake mobil." Bu Ratna mewanti-wanti putrinya yang kadang suka ceroboh itu supaya lebih hati-hati.

"Iya Bu. Memang Aa nya masih dimana?"

"Tadi baru keluar dari kantornya karena Maghriban dulu disana, paling sekarang sudah sampai rumah."

"Yasudah kalau gitu" Kemudian Nisa menghidupkan mesin motornya dan keluar dari area yayasan menuju jalanan yang tidak begitu rame karena bukan jalan raya utama.

Nisa melajukan motornya secara perlahan, ia ingin menikmati sejuknya udara malam yang jarang ia rasakan karena jarangnya keluar rumah malam hari.

Saat ia hendak menyebrang jalan raya utama, tidak sengaja sudut matanya melihat ada mobil yang terparkir sembarangan disisi sebelah kanan dengan pintu kemudi yang agak terbuka menampakkan punggung seseorang yang seperti sedang tersungkur pada jok sebelahnya. Ia pun membalikkan motornya menghampiri mobil tersebut, setelah berjarak kira-kira satu meter Nisa turun dari motor dan perlahan berjalan menuju pintu mobil yang terbuka sedikit itu, ingin mastikan pengemudinya pingsan apa sengaja tidur.

Perlahan ia membuka pintunya, kaget bukan main karena bukan seperti yang ia duga sebelumnya, yaitu pengemudinya tidur atau pingsan melainkan seperti sedang terisak dengan kedua tangan yang terkepal erat.

"Eh maaf mas nya kenapa?" Nisa nyentuh punggung laki-laki yang memakai kemeja warna navy tersebut, Namun bukan sahutan yang ia dapatkan melainkan suara ingin muntah dari laki-laki tersebut.

Huweekkk huwekkk

"Astaghfirullah ini kenapa?" Nisa panik kemudian ia melihat sekelilingnya nyari-nyari orang yang lewat untuk meminta pertolongan, namun sayangnya jalanan sepi, sedangkan yang ramai masih beberapa puluh meter didepannya yaitu jalan raya, ia tidak mungkin berteriak karena tidak akan ada yang mendengarnya.

Tanpa pikir panjang, Nisa membuka pintu mobil dengan lebar, kaki kanannya ia naikin kedalam sedangkan kaki kiri masih berpijak pada jalan, ia menarik pundak laki-laki itu dengan sekuat tenaga dan hanya bergeser sedikit.

"Aduh ni orang banyak dosa kayaknya, badannya berat banget, huff

Ditengah kepanikannya Nisa menahan senyum karena monolognya sendiri.

Nisa kembali menarik pundak laki-laki didepannya sekarang dengan posisi lebih dekat, dengan susah payah karena orang yang ia tarik memiliki postur tubuh yang jauh diatasnya bahkan Rian pun kalah tegap dari orang itu. Perlahan terangkat namun saat mau di sandarkan ke belakang, karena tidak seimbang malah ambruk menimpa tubuhnya yang juga hanya mengandalkan lutut sebelah bertahan diatas jok dan kaki kanan di bawah setir.

Dan yang membuat Nisa sangat syok, tanpa beban laki-laki yang kepalanya berada dipangkuannya itu memuntahkan isi perutnya diatas paha Nisa hingga kulot yang Ia pakai terasa basah tembus kedalam.

"Astaghfirullah. Huweekkk." Bukannya bangkit, Nisa malah ikut-ikutan mual dan ingin muntah.

Dengan mata yang sebenarnya ingin ditutup karena tidak mau melihat kebawah, perlahan Nisa mendorong tubuh tegap itu dengan sekuat tenaga. Ia mengambil tissue yang berada tepat didepannya, mengelap pahanya yang kena cairan dari mulut yang kini bergumam hampir tidak terdengar, meminta minum.

🍁🍁🍁

1
Aisyah Isyah66
Luar biasa
☠@AngguN
wkwkekek saking diem dieman dalam mobil😄
☠@AngguN
memang lebih baik berpisah drpd banyak hati yg terluka
☠@AngguN
astaghfirullah
lucky gril
awalnya ngintip kok jadi keterusan sampai tamat❤❤❤
lucky gril
ternyata mak baca expresss tau2 udah tamat,makasih karya nya teh nei🙏🙏🙏
lucky gril: sama2 kk'yg mau nuangin karyanya di NT dan waktunya untuk menghibur mak yg kegabutannya ruaaarrr biasa😅
total 2 replies
lucky gril
kok perasaan mak ngga enak😔

jagain fahri atuhhh
lucky gril
SAH
lucky gril
si mm risa mau menodai pikiran kotor ke caca🤣🤣
lucky gril
guling nis itu🤣🤣🤣
lucky gril
bintang utamanya siapa y...kok tau2 fahri datang tanpa kejelasan hubungan siapa ....

masih membanggongkan ceritanya😯
lucky gril
loh kok rian ngga pamit sama orang tuanya nisa😟
lucky gril
wa'alaikum salam salam kenal dr mak di brebes😍
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Semoga berhasil ya bu
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Bener banget makanya dibilang cinta itu buta, tapi harus pake logika yah😂😂😂
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Wkwkwkwwk pada senyum2 sendiri
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Wkwkwwk males amndi ternyata bukan cuman di novel, kenyataan juga begitu harus pada diomelin dulu padahal handuk udh dipegang dr tadi
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Nisa gak sadar dengan tingkah abstrudnya
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Ketahuan hayooo saling baperrr
☠ Atin 🍒𝐙⃝🦜
Kejedot bener dirasa in sama nisa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!