NovelToon NovelToon
Senja Di Tapal Batas (Cinta Prajurit)

Senja Di Tapal Batas (Cinta Prajurit)

Status: sedang berlangsung
Genre:Dark Romance / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: khalisa_18

Kalea dan Byantara tumbuh bersama di sebuah asrama militer Aceh, bak kakak dan adik yang tidak terpisahkan. Namun di balik kedekatan itu, tersimpan rahasia yang mengubah segalanya. Mereka bukan saudara kandung.

Saat cinta mulai tumbuh, kenyataan pahit memisahkan mereka. Kalea berjuang menjadi perwira muda yang tangguh, sementara Byantara harus menahan luka dan tugas berat di ujung timur negeri.

Ketika Kalea terpilih jadi anggota pasukan Garuda dan di kirim ke Lebanon, perjuangan dan harapan bersatu dalam langkahnya. Tapi takdir berkata lain.

Sebuah kisah tentang cinta, pengorbanan, keberanian, dalam loreng militer.
Apakah cinta mereka akan bertahan di tengah medan perang dan perpisahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khalisa_18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pohon trambesi, pengakuan asrama, dan kesadaran yang terlambat

Masa cuti Kalea di Bireuen telah memasuki hari ke sembilan. Setelah serangkaian perang-perangan di dapur dan di atap, Kalea merasa perlu recharge yang lebih serius.

Pagi itu Kalea mengajak Byantara untuk lari pagi. Akan tetapi, Byantara menolak ajakan Kalea lari pagi dengan alasan demam. Kalea memaksa. “Masa seorang Kapten, Komandan Kompi pula, takut sama demam biasa. Bangkit! Ini latihan pemulihan!”

Ujar kalea pagi itu seraya berkacak pinggang seolah ia tengah memarahi bawahannya.

Byantara akhirnya menyerah, tetapi sepanjang ia berlari, ia tampak tidak nyaman. Keringat dingin membasahi dahinya. Ketika mereka sampai di sebuah jalan setapak, Kalea menunjuk sebuah pohon trambesi yang rimbun. “Bang, istirahat di sana yuk! Pohon trambesi itu besar sekali, adem pasti.”

Byantara seketika membeku. Ia menggeleng keras, napasnya terputus. “Tidak, Lea. Jangan di sana.”

“Kenapa, Bang? Masih pagi, tidak ada hantu. Abang takut hantu pohon?” goda Kalea, bingung melihat kepanikan abangnya.

Byantara menatap Kalea dengan tatapan yang penuh kepedihan. “Bukan setan, Lea. Abang trauma sama pohon trambesi itu.”

Kalea langsung terdiam. “Trauma? Kenapa, Bang?”

Byantara menyandarkan tubuhnya ke pagar, matanya menghindari pohon besar di seberang jalan. “Ada sebuah insiden pernah terjadi tepat di bawah pohon trambesi itu. Dan Abang... Abang tidak bisa menyelamatkan sesuatu. Pada akhirnya, dia pergi untuk selamanya,” ujarnya, suaranya dipenuhi rasa bersalah yang mendalam.

Kalea mengira itu adalah insiden fatal di masa dinas. “Maaf, Bang. Aku tidak tahu,” ujar Kalea.

Mereka kembali ke rumah. Byantara langsung tumbang di sofa ruang tamu, menggigil hebat. Pak Aswangga dan bu Aswangga segera memberinya obat.

Keesokan harinya, Kalea memutuskan untuk pergi ke Banda Aceh, menghabiskan waktu sendirian. Ia mengunjungi RST tempat sahabat lamanya, Swasmita, bekerja sebagai dokter. Swasmita adalah sahabat Kalea sejak mereka tinggal di asrama militer, saat pak Aswangga masih berpangkat Mayor.

Kalea menemui Swasmita di kantin RST. Mereka berpelukan erat.

“Sudah lama sekali ya, Mit,” ujar Kalea.

Swasmita tersenyum getir. “Iya, Lea. Tujuh tahun, ya? Dan selama tujuh tahun pula aku mengejar Bang Byan. Dan tujuh tahun pula Bang Byan menolakku terus, tanpa memberi alasan jelas.”

Kalea menghela napas. “Mungkin Kak Lara begitu dicintainya. Bang Byan kan setia sekali. Sejak putus dari Kak Lara, dia tidak pernah dekat sama siapa pun, kan?”

Swasmita menggeleng. “Kamu salah, Lea.”

“Maksudmu, Mit? Siapa orang yang dia cintai sampai sekarang?” tanya Kalea penasaran.

Swasmita menatap Kalea. “Orang yang membuat Bang Byan memutuskan untuk tidak lagi melangkah maju. Orang itu... adalah yang saat ini bersamaku, merajut mimpi dari tangannya. Dia yang membuat Bang Byan melukis senja di setiap laporan kehidupannya. Tapi dia pergi meninggalkannya di bawah pohon trambesi.”

Kalea merasakan desakan aneh di dadanya. Kalimat itu terasa familiar, tetapi logikanya menolak menerjemahkan. Ia hanya fokus pada misteri.

“Mit, kamu tahu siapa orangnya? Aku mau Bang Byan sembuh, Mit. Aku enggak tahan ngeliat dia sakit karena menanggung beban cinta begitu lama,” ujar Kalea, tulus.

Swasmita tertawa hambar, matanya berkaca-kaca. “Kamu benar-benar tidak sadar, Le?”

Kalea menggeleng. “Sadar apa?”

“Merajut mimpi dari tangannya, pohon trambesi, senja, dan juga pergi. Kamu tidak ingat masa di asrama dulu, Lea? Sehari sebelum kamu berangkat seleksi pusat? Di belakang rumah asrama kita, ada pohon trambesi besar, kan?” tanya Swasmita.

Tiba-tiba, memori yang terkunci rapat itu menyeruak di benak Kalea, Tujuh tahun lalu. Ia masih remaja. Pohon trambesi besar di belakang rumah asrama. Senja yang keemasan. Ia yang nekat, menyatakan perasaannya pada Byantara. Byantara terdiam kaget. Kalea yang malu dan takut ditolak, segera berbalik dan lari, memutuskan untuk fokus pada pendidikan Komando dan tidak pernah membicarakan hal itu lagi. Ia pergi, meninggalkan Byantara dan pengakuan cintanya di bawah pohon itu.

Kalea berdiri dengan sigap, kursi kantinnya berderit. Ia tersentak, air mata tiba-tiba menggenang.

“Mit... itu... itu aku, Mit?” tanya Kalea, suaranya hampir tak terdengar.

Swasmita mengangguk, air mata menetes. “Iya, Le, itu kamu. Bang Byan tidak pernah bisa melupakan hari itu, hari kamu ‘pergi’ meninggalkannya di bawah pohon itu. Itu bukan trauma militer, Le. Itu trauma cinta.”

“Darimana kamu tahu, Mit?”

“Bang Byan selalu telepon aku, Le. Dia bilang semua. Dia bilang dia sakit karena melihat kamu bahagia, tapi bukan dengannya. Dan iya, dia sakit sekarang kan? Itu bukan demam biasa. Itu demam rindu, Le. Dia bilang, ‘bagaimana aku bisa melihat dia bahagia dengan orang lain, Mit, sementara dia adalah gadis yang aku tunggu di bawah pohon trambesi itu.’”

Kalea merasakan hantaman emosi yang luar biasa. Tujuh tahun. Cinta yang sama. Perasaan yang bersalah.

“Mit, makasih. Aku balik ke Bireuen sekarang,” ujar Kalea, tanpa menunggu balasan.

Ia berlari keluar dari RST, masuk ke mobil, dan memacunya cepat-cepat menuju Bireuen. Ia harus menemui Byantara. Ia harus menghadapi kenyataan ini. Ternyata, Operasi Cinta Terlarang ini tidak pernah selesai, ia hanya meninggalkan medan pertempuran sendirian. Dan kini, ia harus kembali untuk menemukan abangnya yang sedang terluka.

1
atik
lanjut thor... semangat 💪
Khalisa_18: Makasih KK, di tunggu update selanjutnya ya
total 1 replies
atik
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!