NovelToon NovelToon
Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:552
Nilai: 5
Nama Author: Lingga Mn

Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bu Lusi Yakin, Mungkinkah Fresha adalah Sha.

Lusi tetep setia dengan tehnya, abis mesen, Profesor Zidan natap Bu Lusi dengan tatapan serius.

"Jadi, ada apa nih yang bikin kamu pengen ketemu saya? Kayaknya penting banget," tanya Profesor Zidan.

Bu Lusi narik napas dalem-dalem sebelum mulai cerita. Dia nyeritain semua tentang Fresha: kemiripannya dengan Sha, dua kepribadiannya, dan ingatan-ingatan aneh yang muncul.

"Saya bener-bener bingung, Profesor. Ini udah kayak kejadian di film, Saya khawatir banget sama Fresha. Dia kayak kehilangan jati dirinya," curhat Bu Lusi.

Profesor Zidan dengerin dengan seksama, tapi ekspresinya gak kebaca. Padahal, di dalem hatinya, dia udah panik banget! Bu Lusi gak tau kalo dia itu pamannya Fresha, dan dialah yang bertanggung jawab atas semua yang terjadi! Dulu, dia yang ngehapus ingatan Sha dan masukin ingatan Fresha ke tubuh Sha yang koma. Gawat kalo Bu Lusi sampe tau!

"Hmm, kasus yang sangat... unik," kata Profesor Zidan, nyoba tenang. "Saya perlu mikir dulu. Tapi, saya punya beberapa pertanyaan. Coba ceritain lebih detail soal perbedaan kepribadian Fresha saat pake kacamata dan nggak."

Bu Lusi mulai ngejelasin dengan detail. Profesor Zidan dengerin sambil sesekali nanya, nyoba buat tetep keliatan profesional dan tertarik, padahal di dalem hatinya dia lagi nyusun rencana buat nutupin semuanya. Dia gak boleh sampe ketauan! Reputasinya sebagai ahli saraf ternama bisa hancur berantakan!

"Oke, oke," kata Profesor Zidan setelah Bu Lusi selesai ngejelasin. "Saya butuh waktu buat menganalisis semua ini. Tapi, saya janji akan bantu kamu sebisa saya. Mungkin, kita bisa ketemu lagi minggu depan setelah saya mempelajari kasus ini lebih lanjut."

"Baik, Profesor. Terima kasih banyak atas bantuannya," jawab Bu Lusi, ngerasa sedikit lega.

Setelah itu, mereka ngobrol-ngobrol sebentar soal hal lain.

***

Malam itu, di rumahnya yang sederhana, Bu Lusi duduk di depan laptop. Kerutan di dahinya semakin jelas, menggambarkan betapa seriusnya dia memikirkan kasus Fresha. Dia membuka aplikasi chat AI yang sedang populer dan mulai mengetikkan pertanyaannya.

"Apa yang mungkin terjadi pada Fresha sehingga dia sangat mirip dengan Sha yang sudah meninggal 20 tahun lalu?" tulis Bu Lusi dengan hati-hati.

Beberapa saat kemudian, aplikasi AI itu mulai memberikan jawaban. Bu Lusi membaca dengan seksama setiap kalimat yang muncul di layar.

"Menurut analisis AI, belum ada keterangan resmi atau bukti ilmiah yang dapat menjelaskan fenomena ini. Namun, berdasarkan berbagai teori dan penelitian yang ada, ada dua kemungkinan yang dapat menjelaskan kasus Fresha:"

Bu Lusi semakin penasaran. Dia terus membaca dengan seksama.

'pertama Reinkarnasi: Reinkarnasi adalah keyakinan bahwa esensi non-fisik suatu makhluk hidup, seperti jiwa atau roh, memulai kehidupan baru dalam wujud fisik yang berbeda setelah kematian. Jika keyakinan ini benar, maka kemungkinan Fresha adalah reinkarnasi dari Sha.'

Bu Lusi menghela napas. Dia tahu, reinkarnasi adalah keyakinan yang sulit dibuktikan secara ilmiah. Namun, dia tidak bisa mengabaikan kemungkinan ini.

'Transfer Memori: Penemuan terbaru menunjukkan bahwa memindahkan memori manusia yang telah meninggal ke tubuh manusia yang koma atau masih hidup adalah mungkin. Proses ini melibatkan pemasangan chip ke dalam otak dan alat pengendali chip tersebut. Jika alat pengendali tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu, memori asli dari manusia yang koma dapat kembali.'

Mata Bu Lusi terbelalak. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia baca. Transfer memori? Apakah itu mungkin?

'Jika teori ini benar, maka kemungkinan Fresha adalah manusia yang telah meninggal yang di pindah memorinya ke tubuh Sha yang masih koma, Agar Sha menjadi seperti Fresha, pada kesimpulannya Wajah dan tubuh Sha tapi memorinya adalah Fresha, dan harus ada alat pengendali, bisa benda sering di pakai di kepala, kemungkinan sebuah kacamata, topi di pasang cip" lanjut aplikasi AI itu.

Bu Lusi terdiam cukup lama, pikirannya berkecamuk dengan informasi yang baru saja diterimanya dari aplikasi AI. Reinkarnasi atau transfer memori? Dua kemungkinan yang sama-sama sulit dipercaya, namun keduanya bisa menjelaskan fenomena Fresha.

Setelah mempertimbangkan dengan seksama, Bu Lusi akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan. Namun, kali ini, dia merasa lebih condong pada teori transfer memori dengan sedikit modifikasi.

"Reinkarnasi terlalu abstrak. Transfer memori lebih masuk akal, tapi... ada yang kurang," gumam Bu Lusi, jarinya mengetuk-ngetuk meja.

Dia kembali membaca hasil chat AI itu. Matanya terpaku pada bagian tentang transfer memori. Tiba-tiba, sebuah ide melintas di benaknya. Sebuah ide yang membuatnya terkejut sekaligus bersemangat.

"Bagaimana jika... bagaimana jika bukan memori Sha yang dipindahkan ke tubuh Fresha, tapi sebaliknya? Bagaimana jika memori Fresha yang dipindahkan ke tubuh Sha yang koma?" bisik Bu Lusi, matanya membulat.

Dia mulai menyusun kembali puzzle di otaknya. Kecelakaan Sha, koma selama 20 tahun, kemunculan Fresha yang tiba-tiba... semuanya mulai terhubung.

"Jadi, Sha sebenarnya masih hidup, tapi dengan memori Fresha. Tubuhnya adalah tubuh Sha, tapi pikirannya adalah pikiran Fresha," gumam Bu Lusi, semakin yakin dengan teorinya.

Dia menggelengkan kepala. "Tapi, jika itu benar, siapa yang melakukan ini? Keluarga Sha pasti tidak terlibat. Mereka terlalu mencintai Sha untuk melakukan hal seperti ini."

Bu Lusi berpikir keras. Dia teringat pada penelitian-penelitian tentang transfer memori yang pernah dia baca. Dia teringat pada ilmuwan-ilmuwan gila yang terobsesi dengan teknologi dan tidak peduli dengan etika.

"Pasti ada seseorang di luar sana yang melakukan penelitian ini secara ilegal. Seseorang yang ingin menciptakan keajaiban dengan mengorbankan orang lain," kata Bu Lusi dengan nada geram.

Bu Lusi tersentak. Sebuah pikiran tiba-tiba menghantam benaknya, membuatnya terkejut sekaligus ngeri. Dia teringat pada kacamata yang selalu dipakai Fresha. Kacamata yang, menurut dia, membuat Fresha terlihat berbeda, lebih lemah dan pemalu.

"Kacamata..." bisik Bu Lusi, matanya membulat. "Mungkinkah... mungkinkah kacamata itu adalah alat pengendali chip yang disebutkan oleh AI?"

Dia segera membuka kembali aplikasi AI dan membaca kembali bagian tentang transfer memori. Dia mencari kata kunci "alat pengendali" dan menemukan kalimat yang membuatnya semakin yakin.

"Jika alat pengendali tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu, memori asli dari manusia yang koma dapat kembali."

Bu Lusi menarik napas dalam-dalam. Dia mulai menyusun kembali puzzle di otaknya.

"Jadi, kacamata itu berfungsi untuk menekan memori Sha dan memunculkan memori Fresha. Setiap kali Fresha memakai kacamata itu, dia menjadi dirinya sendiri, dengan semua kenangan dan kepribadiannya. Tapi, setiap kali dia melepas kacamata itu, memori Sha mulai muncul dan mengambil alih," gumam Bu Lusi, semakin yakin dengan teorinya.

Dia teringat pada perubahan drastis yang terjadi pada Fresha setiap kali dia melepas kacamatanya. Dia menjadi lebih percaya diri, lebih berani, dan lebih mirip dengan Sha.

"Itu karena memori Sha mulai mendominasi!" seru Bu Lusi dengan nada penuh penemuan.

Dia juga teringat pada kejadian-kejadian dia lihat langsung, tentang kacamata Fresha. Dia melihat bahwa Fresha terlihat lebih lemah dan pemalu saat memakai kacamata itu.

"Itu karena kacamata itu menekan kepribadian Sha dan memunculkan kepribadian Fresha yang lebih lemah!" kata Bu Lusi dengan nada geram.

Dia merasa ngeri dengan apa yang baru saja dia simpulkan. Dia membayangkan betapa mengerikannya hidup sebagai Sha dengan memori Fresha, atau sebaliknya.

1
Johana Guarneros
❤️Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan membuatku empati padanya.
Layla
Luar biasa!
Gái đảm
Terima kasih Thor, karena ceritamu aku jadi bisa mimpi indah malam ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!