David Ferrero
adalah seorang pengusaha muda yang berbakat dan tampan namun sayang ketampanannya tertutup oleh sikap dingin dan galaknya sebagai CEO dari Ferrero grup. sikapnya yang dingin membuat para wanita takut untuk sekedar menyapa atau meliriknya
Bela diana putri
adalah wanita sederhana yang berasal dari desa terpencil. bela memiliki karakter ceria, ramah dan sangat baik terhadap semua orang, walaupun bela berasal dari desa terpencil tapi otaknya sangat cepat tanggap dalam menerima sesuatu yang berkaitan dengan ilmu atau perusahaan. oleh sebab itulah bela direkomendasikan bekerja oleh kampusnya di perusahaan terkenal
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 17
benar apa yang dikatakan bela, satu bulan dia tinggal dirumah itu sudah membuatnya kalang kabut menghadapi bosnya. dia harus bekerja 24 jam karena jarak antara bos dengan sekertaris berdekatan
seperti saat ini walaupun mereka sudah pulang bela tetap berada diruang kerja milik david, mereka harus menyelesaikan berkas berkas penting
"aaahhh selesai" ucap bela sembari meregangkan tubuhnya yang sudah pegal sedari tadi
"berikan padaku" kata david tanpa menatap bela
bela berjalan mendekati david lalu memberikannya laptop tempat dia mengerjakan berkas berkas
"hmm bagus sekarang kerjakan ini!" titah david memberikan satu buah dokumen lagi
"tuan kau bercanda lihat jam sudah larut" ucap bela kesal
"beraninya kau membantah!" mata david menyala
"hiss terserah" saut bela tak peduli lalu pergi meninggalkan david
"hey kurang ajar sekali kau, tidak pernah diajarkan sopan santun hah!?" teriak david menggebrak meja
bela tidak peduli dia tetap pergi meninggalkan david kekamar nya. lagipula bela sudah mulai berani melawan sedikit sedikit untuk mengambil keadilan
"hey buka!!" teriak david mengetuk pintu namun tak ada sautan
David langsung masuk kedalam kamar bela karena tidak terkunci. david melihat bela sudah tertidur pulas dengan wajah polosnya
"heh ceroboh kenapa tidak menutup pintu, bagaimana jika ada orang yang masuk" gumam david tersenyum tipis lalu menyelimuti bela
"malam ini akan ku ampuni tapi tidak dihari lain" ucap david lalu pergi ke kamarnya untuk beristirahat
***
keesokan paginya bela dan david langsung kekantor tanpa sarapan karena jadwal meeting yang sangat pagi
"selamat pagi tuan, nona" sapa resepsionis dengan sopan, hidup mereka sangat tentram setelah kedatangan bela dikantor itu
bela tersenyum dengan sapaan resepsionis sedangkan david acuh saja
"bela?" panggil seseorang dari belakang
bela langsung memutar tubuhnya karena mendengar namanya dipanggil
"raka!" bela menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dia lihat
"belaa" raka berlari memeluk bela yang sudah lama tidak ia temui
"hey bodoh kemana saja mau hah!" teriak bela membalas pelukan raka
"huaaa aku keluar negeri beberapa bulan ini" jawab raka mengeratkan pelukannya tanpa ia sadar sedang diberi tatapan membunuh oleh david
"lepaskan!! dia sedang bekerja untuk apa kau disini" ucap david menarik tubuh bela dengan paksa
bela bingung kenapa bos-nya memberi tatapan membunuh pagi pagi padahal dia belum melakukan kesalahan hari ini
"ahh anda tuan david? maafkan saya tuan saya datang kemari mewakili ayah saya untuk membicarakan masalah kontrak kerja" jawab raka dengan sopan sambil menunduk
"tamu harusnya menunggu diruangan yang sudah disediakan" kata david datar lalu menarik lengan bela masuk kedalam lift
bela memutar tubuhnya sebentar lalu mengangkat tangan kearah raka
sesampainya diruangan david langsung menyuruh bela untuk bekerja namun bukan diruangan nya melainkan diruangan david sendiri
"mm maaf tuan sebaiknya saya bekerja diruangan saya" ucap bela berjalan menuju pintu
"berani sekali kau membantah ucapan ku!" ujar david geram mengepalkan tangannya
huuhh
bela menghentikan langkahnya lalu kembali dengan patuh menuju sofa dan duduk lesehan mengerjakan pekerjaannya, dia lebih santai duduk seperti itu daripada duduk di sofa
"siapa dia?" tanya david sembari duduk dikursi kebesaran nya
"siapa maksud anda tuan?" tanya bela balik karena belum loading
"aah raka?" tanya bela lagi setelah tidak mendapat jawaban
"dia teman saya dulu dikampus, kami berteman dari kelas satu SMA hingga lulus kuliah lalu,,,,"
"cukup kau pikir aku mau mendengarkan cerita tidak berguna mu!" kata david memotong kalimat bela sambil mengepalkan tangannya
cih kau sendiri yang bertanya aku yang salah, seandainya bukan karena keluarga aku sudah menyerah tinggal dengan mu apalagi bekerja dengan sistem kerja seperti babu. batin bela