Not Young Papa
“Papah! Mamah, Kay akhirnya sudah bisa pulang sekarang.”
Dengan langkah ringan dan hati yang berbunga-bunga, Kayvaran Cano Xavier memasuki rumah mewah kedua orang tuanya sembari membawa kabar bahagia. Dia terus menyusuri rumah, mencari keberadaan Papah dan Mamahnya yang sudah lama dia rindukan karena dia harus fokus dengan study nya selama ini. Sehingga dia memilih tinggal di apartemen yang dekat dengan area kampusnya, sekaligus untuk melatih dirinya untuk hidup mandiri.
Sudah dicari di dalam kamar, ruang keluarga, ruang makan dan bahkan dapur. Namun, Kay tetap tidak menemukan keberadaan siapapun di sana kecuali para pelayan yang bekerja.
Sampai akhirnya Kay memutuskan untuk mencari ditempat terakhir, taman belakang tempat sang Mamah selalu menghabiskan waktu merawat bunga-bunga yang ada di sana.
“Aaahh … Jadi, kalian semua sedang bersantai di sini,” ujar Kay yang langsung berlari kecil untuk memeluk mamahnya lebih dulu. Mengabaikan Papahnya yang hanya menatap malas sembari membaca koran dan minum kopi.
“Jangan peluk-peluk … itu Mamahku!” Sampai suara melengking tiba-tiba terdengar dari bocah laki-laki yang baru berusia 8 tahun dengan menodongkan sebuah sapu pada Kay.
“Dih, sebelum Mamah jadi Mamahmu dia sudah lebih dulu menjadi Mamahku tahu!”
Bukannya melepaskan pelukannya, Kay malah sengaja menggoda adik kecilnya itu dengan memeluk mamahnya semakin erat, bahkan menciumi pipi Mamahnya.
“Huaaa … Papah!”
Tangisan melengking langsung terdengar memekikkan telinga. Ya, bocah kecil itu langsung mengadu pada sang ayah karena merasa kalah dalam perdebatan tersebut.
“Kay, berhenti menggoda adikmu. Kau tidak pulang hanya untuk menggodanya saja, bukan?” Akhirnya Luca buka suara sembari menenangkan putra bungsunya, “Axel, kau juga tidak boleh bersikap seperti itu. Kak Kay juga anak Mamah dan Papah, dia baru pulang setelah sekian lama. Jadi, wajar kalau Kak Kay ingin memeluk Mamah ataupun Papah untuk melepas rasa rindunya.”
Kay lantas hanya bisa tersenyum menyadari kejahilannya sendiri. Lagipula sejak dirinya memiliki seorang adik lagi dengan usia yang terpaut cukup jauh membuatnya merasa tidak disayang lagi ataupun diprioritaskan.
Axelion Cano Xavier, itulah nama putra kedua Luca dan Ashlyn. Putra bungsu yang manja, tetapi mewarisi wajah tampan sang papah dan juga otak geniusnya. Itulah mengapa Ashlyn sering merasa kesal, karena dia hanya mendapatkan hikmahnya mengandung kedua putranya itu yang baik dari wajah, otak genius dan bahkan kelakuannya tidak jauh berbeda dari sang ayah.
“Sudah, kenapa kalian selalu saja bertengkar. Apa yang dikatakan Papahmu benar, Kay! Axel, bagaimana pun kalian berdua itu anak kesayangan Papah dan Mamah.” Ashlyn segera menengahi.
“Kay, tumben kau pulang tidak memberitahu Papah dan Mamah? Apakah kau sudah memasuki cuti kuliah? Tapi bukankah sebentar lagi akan ada ujian skripsi?” tanya Ashlyn seraya membawa putra sulungnya itu untuk duduk agar mereka bisa nyaman untuk berbicara.
“Kay, sudah menyelesaikan skripsinya lebih awal, Mah! Sekarang tinggal menunggu yang lainnya dan juga wisudanya saja,” jawab Kay sembari memasukan kue buatan Mamahnya ke dalam mulutnya.
“Jadi, kau tidak akan kembali lagi sampai acara wisuda?” Luca memastikan.
“Emm, Kay tidak akan ada kegiatan selama menunggu wisudanya diadakan. Jadi, Kay memilih pulang saja.” Kay membenarkan pertanyaan sang ayah.
“Kebetulan sekali kalau begitu, Kay! Papah bisa meminta bantuanmu, bukan?”
Entah ‘lah, seketika Kay merasakan firasat buruk setelah mendengar perkataan sang ayah. Belum lagi senyuman tipis yang tersirat seribu arti itu yang menandakan bahwa bantuan yang dibicarakan, bukan bantuan biasa.
“Memang Papah perlu bantuan seperti apa dariku?” Kay memberanikan diri untuk bertanya.
“Jangan di sini, ayo bicarakan ini ke ruangan kerja Papah!”
Luca segera beranjak dari tempat duduknya, berjalan menuju ruang kerjanya dan tentu saja diikuti Kay dengan patuh. Niatnya pulang untuk menghabiskan waktu liburannya bersama keluarga, kini harus dia telan karena misi yang akan diberikan sang Papah.
...****************...
Setibanya di ruang kerja, Luca langsung memberikan setumpuk berkas kepada Kay untuk dibaca dan dipelajari baik-baik. Namun, baru saja membaca berkas awalnya Kay sudah berniat untuk protes karena lokasinya yang berada di Negara X. Sebab awalnya Kay mengira bahwa dia hanya diminta untuk membantu di perusahaan pusat yang tidak jauh dari kediaman mereka.
“Negara X, Pah? Papah tidak sedang mengirim Kay untuk berperang ‘kan? Kay pikir Papah hanya ingin Kay membantu di perusahan, bukan malah mengirim Kay yang baru saja pulang ke Negara X,” ujar Kay memprotes.
“Cabang perusahaan yang baru berdiri di sana mengalami kendala. Ada beberapa Geng yang menolak keras perusahaan kita, bahkan beberapa karyawan dan pekerja di sana menghilang tanpa jejak. Papah ingin pergi sendiri untuk mengatasinya, tetapi perusahan pusat juga sedang mengalami masalah yang cukup rumit. Karena kebetulan kau sedang tidak ada kerjaan, kenapa tidak kau saja. Anggap saja sekalian liburan?” Luca menjelaskan sedikit situasinya.
“Liburan mana yang bertaruh nyawa? Jangan aku, Pah! Paman Max dan Paman Matt saja yang ….”
“Kalian bertiga akan pergi bersama! Ini misi yang cukup penting Kay, dimana perusahaan kita menjadi harapan banyak orang di sana,” sela Luca yang jelas tidak mungkin mengirim putranya sendirian untuk menghadapi para Geng itu.
“Coba baca dan pelajari berkas itu, setelah kau mengetahui situasinya di sana. Mungkin kau akan mengerti mengapa Papah tidak melepaskan cabang perusahaan di sana.” Luca menambahkan.
Kay menurut, dia membaca sekilas setiap halaman berkas di tangannya dengan seksama. Wilayah yang dipenuhi dengan klan mafia, Gangster dan juga kelompok organisasi lain yang suka menindas warga biasa. Pengedaran obat-obatan terlarang dan juga tingkat criminal yang sangat tinggi. Hingga membuat para warga ketakutan dan kesulitan mencari pekerjaan. Itulah informasi yang tertulis tentang Negara X dalam berkas itu.
“Sepertinya menarik juga! Sekalian mencoba beberapa teknik bela diri yang aku dapatkan selama ini dari Grandpa dan yang lainnya,” gumam Kay mulai tertarik dengan Misi khusus dari Papahnya ini.
“Baiklah, Pah! Kay siap menjalankan misi ini. Lalu kapan Kay akan berangkat ke sana?” tanya Kay mulai sedikit bersemangat.
“Besok pagi kau bisa langsung berangkat! Papah akan menyuruh seseorang untuk menyiapkan jadwal penerbangan untukmu, sementara Max dan Matt sudah berada di sana sejak dua hari yang lalu,” jawab Luca.
“Apa? Besok? Kenapa cepat sekali, Pah? Aku bahkan baru pulang setelah sekian lama ‘loh?” Kay kembali melayangkan protesnya, karena dia pikir tidak akan secepat itu.
“Situasinya sudah semakin mendesak di sana, Kay! Tolong mengerti ‘yah,” bujuk Luca yang takut Kay kembali menolaknya. Jika kau berakhir menolak misi itu, maka dengan terpaksa Luca sendiri yang harus turun tangan menanganinya.
Bersambung ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Desyi Alawiyah
Oh, Axelion adiknya Kay... Ngga nyangka yah, Kay udah punya adik aja...🤭
2025-09-29
0
Putri azzura Putri azzura
akhirnya setelah sekian purnama tilis juga di semua novel yang aku baca aku suka family Xavier bisa lanjut anak cucunya ini novel yang paling bagus dan sukses terus 💪💪
2025-09-29
2
🤩😘wiexelsvan😘🤩
hallloowww thorrr🙋🏻♀️🙋🏻♀️
mampir absen lagi yaaa😁😁
mo ikutan ngehalu'in misi pertama bang kay yg di buntutin axelion yg ganteng dan juga menggemaskan yaachhh thorrrr 😉😍
2025-09-30
1