NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Janda / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Annavita

Aira tak menyangka jika pernikahan harmonis yang ia bina kini hancur lebur, karna orang ketiga.

Dunianya hancur, hingga sebuah kecelakaan menimpanya dan membuat ia koma. setelah sadar, ia dihadapkan dengan seorang pria yang tiba-tiba saja menjadikannya seorang budak. hingga dimana Aira dijadikan bak seorang tawanan oleh pria misterius itu.

sementara disisi lain, Rayyan berusaha menjalani dendam yang diamanatkan padanya dari sang ayah. dendam yang begitu membuatnya berapai-api pada Aira.

akankah Rayyan berhasil menuntaskan dendamnya? atau malah rasa cinta timbul dihatinya untuk Aira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annavita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27

Mobil Rayyan meraung membelah jalanan, meninggalkan debu berterbangan di belakangnya. Wajahnya tegang, rahangnya mengeras, mencerminkan kecemasan yang mencengkeram hatinya. Ia menekan pedal gas dalam-dalam, seolah dengan kecepatan ia bisa mempercepat waktu dan segera tiba di sisi Aira. Pikirannya dipenuhi gambaran-gambaran buruk, bayangan Aira terbaring tak berdaya membuatnya semakin panik.

Tiba di halaman rumah yang sepi, Rayyan membanting setir, memarkirkan mobil dengan kasar hingga menimbulkan derit ban yang memekakkan telinga. Tanpa membuang waktu, ia melompat keluar dan berlari menuju pintu utama, menerobos masuk tanpa mengetuk atau mengucapkan salam. Ia melupakan segala sopan santun, hanya ada satu tujuan dalam benaknya: Aira.

Dengan langkah lebar dan tergesa-gesa, Rayyan menaiki tangga menuju kamar Aira. Jantungnya berdegup kencang, setiap detaknya terasa seperti pukulan palu yang menghantam dadanya. Ia membayangkan apa yang akan ia temukan di dalam sana, berharap Aira baik-baik saja, berharap ia tidak terlambat.

Sampai di depan pintu kamar Aira, Rayyan berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Ia mencoba mengatur emosinya, menyembunyikan ketakutan dan kekhawatiran yang melandanya. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan Aira, ia ingin menjadi sosok yang kuat dan bisa melindunginya.

Dengan tangan gemetar, Rayyan membuka pintu kamar Aira. Pemandangan yang menyambutnya membuat dadanya sesak. Aira terbaring tak sadarkan diri di lantai, tubuhnya meringkuk seperti anak kecil yang ketakutan. Seorang pelayan wanita berjongkok di sampingnya, berusaha membangunkannya dengan mengendus-endus kan minyak angin.

"Kenapa dia bisa pingsan?!" tanya Rayyan dengan nada khawatir bercampur marah. Ia menelisik keadaan Aira dengan tatapan tajam, memeriksa setiap inci tubuhnya untuk mencari tanda-tanda luka atau cedera. Ia juga memperhatikan keadaan kamar yang berantakan, dengan bantal dan selimut berserakan di lantai, meja yang terguling, dan pecahan kaca di mana-mana.

"Dia mengamuk, Tuan," jawab pelayan itu dengan suara gemetar. "Dia berteriak-teriak ingin pulang, meronta-ronta dan menangis histeris. Saya sudah mencoba menenangkannya, tapi dia tidak mau mendengarkan. Tiba-tiba saja dia pingsan, saya tidak tahu apa yang terjadi."

Rayyan menghela napas panjang, merasa bersalah dan menyesal. Ia tahu bahwa ia telah menyebabkan semua ini. Ia telah mengurung Aira di rumah ini, merampas kebebasannya, dan membuatnya menderita. Ia tahu bahwa ia telah bertindak terlalu jauh dan menyakiti hati wanita itu.

Tanpa berpikir panjang, Rayyan memutuskan untuk membawa Aira ke rumah sakit. Ia tidak ingin mengambil risiko, ia ingin memastikan bahwa Aira mendapatkan perawatan medis yang terbaik. Ia tidak peduli dengan apa yang akan orang lain katakan, ia hanya peduli pada keselamatan dan kesehatan Aira.

Dengan hati-hati, Rayyan mengangkat tubuh Aira dari lantai. Ia menggendongnya dengan lembut, seolah-olah ia sedang menggendong bayi yang rapuh. Ia merasakan tubuh Aira yang dingin dan gemetar, membuatnya semakin khawatir.

Rayyan membawa Aira keluar dari kamar dan menuruni tangga dengan langkah hati-hati. Ia tidak ingin membuat Aira merasa tidak nyaman atau memperburuk kondisinya. Ia membawanya menuju mobilnya yang terparkir di halaman depan.

Dengan lembut, Rayyan membaringkan Aira di jok belakang mobil. Ia menyelimutinya dengan jaketnya agar wanita itu tidak kedinginan. Ia memastikan bahwa Aira berada dalam posisi yang nyaman dan aman sebelum ia duduk di kursi pengemudi.

Setelah memastikan Aira baik-baik saja, Rayyan menyalakan mesin mobil dan melajukan nya meninggalkan rumah itu. Ia mengemudi dengan kecepatan sedang, berusaha untuk tidak membuat Aira merasa tidak nyaman. Ia juga menyalakan lampu hazard dan membunyikan klakson sesekali untuk memberi tahu pengendara lain bahwa ia sedang membawa orang sakit.

Tanpa sepengetahuan Rayyan, Aira sebenarnya sudah sadar sejak tadi. Ia hanya berpura-pura pingsan untuk mengelabui Rayyan dan mencari kesempatan untuk melarikan diri. Ia tahu bahwa Rayyan adalah orang yang berbahaya dan ia tidak bisa mempercayainya. Ia harus segera keluar dari rumah ini dan kembali ke kehidupannya yang dulu.

Saat mobil Rayyan melaju di jalanan yang sepi, Aira membuka matanya dengan perlahan. Ia masih terbaring di jok belakang, berpura-pura lemah dan tak berdaya. Ia memperhatikan situasi di sekitarnya dengan cermat, mencari celah untuk melancarkan aksinya.

Setelah merasa aman, Aira bangun dari posisinya dan berusaha memukul Rayyan dari belakang. Ia mengayunkan tangannya dengan sekuat tenaga, berharap bisa membuat Rayyan kehilangan kendali atas mobilnya.

Rayyan terkejut dengan serangan tiba-tiba itu. Ia kehilangan kendali atas mobilnya dan hampir bertabrakan dengan mobil lain yang melaju dari arah berlawanan. Dengan sigap, Rayyan menginjak rem dan membanting setir ke arah kanan, hingga mobil itu pun berhenti

tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Aira membuka paksa pintu mobil itu dan berhasil membuatnya keluar.

Aira berhasil menyentuh tanah, kakinya gemetar hebat saat mendarat di permukaan hutan yang lembap. Tanpa menoleh, tanpa memikirkan apa pun selain menjauh, ia berlari. Jantungnya berdebar kencang, memompa adrenalin ke seluruh tubuhnya, mendorongnya untuk terus berlari, seolah ada monster yang mengejarnya dari belakang. Setiap langkahnya terasa berat, setiap napasnya terasa sakit, namun ia tidak berhenti. Ia tidak boleh berhenti.

Rayyan keluar dari mobil dengan gerakan yang lebih menyerupai predator yang keluar dari persembunyiannya. Tidak ada lagi kepanikan, tidak ada lagi kekhawatiran di wajahnya. Yang ada hanyalah ketenangan yang mengerikan, sebuah keyakinan mutlak bahwa Aira tidak akan bisa lolos darinya. Ia membiarkan Aira berlari, memberikan ilusi kebebasan, seperti kucing yang bermain-main dengan tikus sebelum menerkamnya.

"Aira, jangan lari!" teriak Rayyan, suaranya tidak keras, namun memiliki kekuatan untuk menghentikan langkah Aira. Ia tidak berlari, ia berjalan dengan santai, seolah sedang menikmati pemandangan hutan yang indah. Ia tahu bahwa Aira akan berhenti, ia tahu bahwa ia memiliki sesuatu yang lebih kuat dari rantai dan kunci untuk mengikat Aira padanya.

Aira terus berlari, air mata mengaburkan pandangannya, ranting dan duri mencabik-cabik kulitnya. Ia tidak tahu ke mana ia harus pergi, ia hanya ingin menjauh dari Rayyan, menjauh dari mimpi buruk yang telah merenggut kebahagiaannya. Ia menoleh ke belakang, melihat Rayyan yang berjalan santai di belakangnya. Ia merasa putus asa, ia tahu bahwa ia tidak akan bisa lolos.

"Aira, kau tak bisa kabur begitu saja," ucap Rayyan dengan nada yang lembut, namun menusuk seperti pisau. "Kau tahu? Aku mempunyai video saat kita melakukan hal semalam."

Kata-kata itu menghantam Aira seperti badai, merobek-robek jiwanya yang terluka. Ia berhenti berlari, tubuhnya membeku, air matanya semakin deras mengalir. Ia tidak percaya bahwa Rayyan tega melakukan hal serendah itu. Ia tidak percaya bahwa ia telah jatuh ke dalam perangkap yang begitu kejam.

"Jangan main-main denganku, Aira," ancam Rayyan dengan nada dingin, namun penuh dengan kekuasaan. "Aku bisa saja menyebarkan video itu pada keluargamu, teman-temanmu, atau kerabatmu. Bayangkan apa yang akan mereka pikirkan tentangmu. Bayangkan bagaimana hancurnya hidupmu."

Aira jatuh berlutut, tangisnya pecah, ia tidak bisa lagi menahan beban penderitaan yang menghimpitnya. Ia merasa kotor, hina, dan tidak berharga. Ia merasa bahwa hidupnya telah hancur, bahwa tidak ada lagi harapan untuknya.

Rayyan mendekati Aira dengan langkah tenang, seperti seorang raja yang menghampiri budaknya yang menyerah. Ia berjongkok di depannya, menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada rasa kasihan, namun juga ada rasa kemenangan di matanya.

"Apa yang kau harapkan dengan kabur?" tanya Rayyan dengan nada yang lembut, namun menusuk jantung. "Suamimu saja memilih wanita lain dan meninggalkanmu. Apa kau pikir ada orang yang peduli padamu? Apa kau pikir ada orang yang akan menerimamu setelah ini?"

"Siapa kau sebenarnya?" tanya Aira dengan suara serak, nyaris tak terdengar. Ia tidak mengerti mengapa Rayyan begitu membencinya, mengapa ia tega menghancurkan hidupnya. Ia merasa bahwa Rayyan adalah sosok yang misterius dan menakutkan, seorang iblis yang menyamar sebagai manusia.

Rayyan tersenyum sinis, tidak menjawab pertanyaan Aira. Ia berdiri dan berjalan menuju mobilnya, meninggalkan Aira yang terpuruk dalam kesedihan dan keputusasaan.

"Masuk mobil, Aira! " ucap Rayyan dengan nada memerintah. "Selagi aku meminta dengan cara halus." Ia tahu bahwa Aira akan menuruti perintahnya. Ia tahu bahwa ia telah mematahkan semangat Aira, bahwa ia telah merampas semua harapan dan kebebasannya. Ia tahu bahwa Aira sekarang adalah miliknya sepenuhnya.

Bersambung...

Jangan lupa tinggalkan komentar kamu 🥰

1
Rita Anugrahima
seruuu thor, di tunggu update y😊
Annvita: maaciw.../Kiss/
komen terus disetiap bab ya ya/Smirk/
total 1 replies
Annvita
Ala Moh../Doge/
Annvita
komen dong woey.../Whimper/
Annvita
kalian serius diemin aku kayak gini? /Left Bah!/
Annvita
komennya ges... komen/Chuckle/
Annvita
eit eit eit.... komennya jangan lupa ditinggal disini ya .../Hey//Hey/
Annvita
Novel yang buagus banget... hati-hati loh Rayyan dari benci bisa loh jadi cinta UPS....

guys baca juga ini seru buanget loh... apalagi mantan suami Aira, nanti sadar dan ngejer ngejer lagi tu mantan bini... hoho
Annvita
jangan lupa tinggalkan komentar kamu gesss . /Determined//Determined//Determined/
Bé tít
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Annvita: jangan lupa komen disetiap bab nya ya.../Smile/
total 1 replies
Amanda
Buat mood pembaca semakin bagus!
Annvita: maacih /Kiss/
total 1 replies
Cleopatra
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
Annvita: jangan sampe kelewat ya.../Bye-Bye/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!