NovelToon NovelToon
BAYANGAN DALAM MELODY

BAYANGAN DALAM MELODY

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / BTS / Persahabatan
Popularitas:879
Nilai: 5
Nama Author: JM. adhisty

"Persahabatan adalah ikatan yang tak terpisahkan, hingga cinta datang dan menjadikannya sebuah pilihan."

Kisah ini berputar di sekitar dinamika yang rapuh antara dua sahabat karib yang datang dari kutub kehidupan yang berbeda.

Gabriella, gadis kaya raya dengan senyum semanis madu, hidup dalam istana marmer dan kemewahan yang tak terbatas. Namun, di balik sampul kehidupannya yang sempurna, ia mendambakan seseorang yang mencintainya tulus, bukan karena hartanya.

Aluna, gadis tangguh dengan semangat baja. Ia tumbuh di tengah keterbatasan, berjuang keras membiayai kuliahnya dengan bekerja serabutan. Aluna melihat dunia dengan kejujuran yang polos.

Persahabatan antara Gabriella dan Aluna adalah keajaiban yang tak terduga
Namun, ketika cinta datang mengubah segalanya
Tanpa disadari, kedua hati sahabat ini jatuh pada pandangan yang sama.

Kisah ini adalah drama emosional tentang kelas sosial, pengorbanan, dan keputusan terberat di antara cinta pertama dan ikatan persahabatan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JM. adhisty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SEBUAH JANJI

Setelah perawat selesai menangani Justin dan memberinya obat penenang, Aluna duduk di kursi tunggu di koridor.

Wajahnya pucat, ia masih mengenakan seragam pelayan yang kini kusut dan terasa dingin. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya.

Di hadapannya, Big Five berdiri. Tak ada yang bicara, tetapi keheningan itu dipenuhi oleh rentetan pertanyaan yang menusuk.

Seragam pelayan Aluna menjadi bukti tak terhindarkan dari setiap kebohongan yang ia ucapkan.

Axel adalah yang pertama memecah keheningan, suaranya dipenuhi rasa bersalah yang menusuk.

"Aluna... tolong jelaskan. Kenapa? Kenapa kamu tidak pernah bilang apa-apa? Kenapa kamu harus berbohong tentang 'urusan mendesak' dan Justin, dia adikmu?"

Axel menunjuk pada seragam Aluna. "Setiap kali kami mengundangmu, setiap kali kamu menolak, kamu bilang ada 'urusan mendesak'. Kami pikir itu karena tugas atau urusan keluarga yang normal. Tapi ternyata... kamu harus bekerja sampai larut malam seperti ini?

Aluna Menunduk, suaranya sangat pelan "Aku tidak bohong tentang 'urusan mendesak', Axel. Bekerja di sana adalah urgensiku. Aku tidak ingin kalian tahu, karena... karena aku tahu kalian akan seperti ini. Kalian akan mencoba mengasihani ku"

Kevin dan Jay, yang biasanya ceroboh, kini terlihat terkejut dan serius.

Kevin pun bersuara "Bukan mencoba mengasihani! Kami adalah temanmu! Kami melihatmu memukau di kelas, kami tahu kamu pintar. Kami seharusnya mendukungmu!"

 "Kami selalu menggodamu tentang jaket denim itu, Aluna. Tapi kami tidak tahu bahwa kamu harus bekerja sampai selarut ini. Apakah harus?

Aluna: "Aku harus. Uang beasiswaku tidak cukup untuk biaya hidup dan... dan keperluan kami berdua."

Yoga berdiri paling dekat dengan Aluna. Ia adalah satu-satunya yang tahu tentang seragam itu, tetapi ia kini terkejut oleh keterkaitan keluarga ini. Tatapannya pada Aluna tidak menghakimi, melainkan penuh kekecewaan karena Aluna memilih untuk diam dan menanggung semua beban sendirian.

Aluna tidak mengangkat wajahnya. Ia memeluk erat buku catatannya, yang ia bawa dari tasnya, mencoba mencari pijakan.

"Maaf. Aku... aku tidak pernah bermaksud berbohong pada kalian. Aku hanya... aku tidak ingin persahabatan kita didasarkan pada rasa kasihan."

Jhonatan kembali ke mode pragmatis

"Jadi, selama ini kamu memaksakan diri untuk tampil energik di kelas, dan didepan kami. padahal kamu harus pulang jam larut malam dan bangun dipagi hari? Dan Justin, anak itu... adalah adikmu yang kamu urus?"

Aluna mengangguk, air mata kembali menggenang. "Ya. Aku tidak mau kalian tahu kehidupan yang ku jalani. Aku tidak mau kalian merusak image keren kalian dengan berteman dengan... dengan seorang pelayan"

Axel maju selangkah,

"Kita tidak peduli dengan image, Aluna! Kami peduli padamu! Justin dipukuli karena pesta yang kami selenggarakan! Dia melakukan itu demi uang, yang seharusnya kamu bisa minta pada kami—"

Aluna mengangkat kepala, matanya tajam "Aku tidak butuh uang kalian, Axel! Justin melakukan itu mungkin karena dia melihatku berjuang sendirian! Tolong jangan seperti itu, Aku lebih suka dihina karena beasiswaku daripada dikasihani karena miskin!"

Pertukaran itu menyakitkan. Axel mundur, menyadari betapa dalam Aluna menyimpan prinsipnya.

Jay bergerak lalu duduk disamping Aluna, dia menepuk pundaknya "Kami tahu kamu takut dikasihani, Aluna. Kami mengerti. Kami melihat bagaimana kamu berjuang agar tidak ada yang merendahkanmu. Tapi ini sudah terlalu jauh. Adikmu dipukuli di gang belakang karena uang yang kamu butuhkan untuk bertahan hidup."

Yoga akhirnya bicara, suaranya yang rendah memecah ketegangan.

"Justin diserang oleh Jovan. mereka adalah teman sekolah Ariana, Entah mengapa ia menyerang Justin, kami belum mengetahui alasan nya."

Yoga menoleh ke Jhonatan "Justin tidak boleh dibiarkan sendirian. Dan ini tidak boleh hanya menjadi insiden kekerasan biasa."

Axel berjalan mendekat dan berlutut di hadapan Aluna, memaksanya untuk menatap matanya. Ia tidak peduli dengan penemuan tentang Aluna. Rasa khawatirnya lebih besar.

"Dengar, Aluna. Kami tidak peduli kamu bekerja di mana. Kami peduli kamu terluka dan sekarang adikmu juga terluka. Mulai sekarang, tidak ada lagi rahasia. Janji? "

Aluna menatap mata Axel, dia melihat ketulusan disana. Aluna mengangguk pelan " Ya, aku berjanji"

Dengan semua kebenaran terungkap, Big Five kini siap bergerak. Mereka memiliki motif yang kuat, dan kekuatan yang tak tertandingi, untuk memastikan Jovan tidak lolos dari perbuatannya.

....

Disisi lain..

Arjuna sedang mengemudi, sementara Alana, duduk di kursi depan. Gabriella duduk di belakang, bersandar ke jendela, pikirannya dipenuhi kejanggalan pesta yang baru saja berakhir.

Pesta ulang tahun Ariana berjalan sukses, tetapi bagi Gabriella, akhir pestanya terasa sangat salah.

"Kak Arjuna, aku masih tidak terima. Mereka semua menghilang begitu saja! Pesta Ariana hampir selesai, dan Big Five pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal, bahkan tidak kembali."

Arjuna Melirik adiknya dari kaca spion "Mereka mengurus masalah keamanan, Gaby. Jhonatan bilang begitu. Itu mungkin masalah yang sedikit serius. Mereka harus bersikap profesional."

Gabriella menyela "Tidak, Kak! Aku kenal mereka. Mereka tidak pernah meninggalkan acara sepenting itu, apalagi Axel! . Dan juga si kutub itu!..

Yoga bahkan tidak bicara sepatah kata pun. Wajahnya seperti ingin membunuh seseorang saat dia pergi."

Gabriella meremas tas tangannya. "Aku yakin itu bukan hanya soal keamanan. Pasti ada sesuatu yang terjadi.

Alana menoleh sedikit ke belakang, mencoba menenangkan. "Sayang, mungkin memang ada insiden kecil. Arjuna benar, mereka pasti ingin menyelesaikannya dengan cepat agar tidak merusak acara dan nama baik keluarga Pranatha."

Gabriella : "Tapi ini tidak masuk akal, Kak Alana!

Arjuna menghela napas. Ia tahu Gabriella benar. Ia mengenal raut wajah Jhonatan lebih baik daripada siapa pun. Insiden keamanan yang Jhonatan maksud pastilah serius, dan pasti berhubungan dengan seseorang atau sesuatu di pesta itu.

Namun, Arjuna harus menjaga jarak Gaby dari masalah ini. Ia tahu bagaimana Big Five bergerak—mereka akan menyelesaikan masalah itu sendiri, dengan cepat dan tanpa drama publik.

Arjuna pun mencoba menenangkan adiknya "Aku berjanji, Gaby. Jika ada yang tidak beres, aku akan tahu besok pagi. Jhonatan tidak akan pernah bertindak tanpa alasan yang sangat mendasar."

"Lalu kenapa Kakak tidak ikut dengan mereka? Kakak juga bagian dari mereka!"

Arjuna memberikan senyum meyakinkan "Aku harus memastikan kamu sampai rumah dengan selamat. Dan aku harus memastikan tidak ada yang menyadari drama di dalam pesta. Aku mengambil peran paling penting yaitu "menjaga ketenangan."

Arjuna berhasil menahan kecurigaan adiknya, tetapi Gabriella tetap tidak tenang. Ia bersandar di kursi, pandangannya ke luar jendela, pikirannya berkeliaran. Ia tahu persahabatan mereka, itu tidak pernah setegang dan semenutup ini.

"Aku akan mencari tahu besok," janji Gabriella pada dirinya sendiri.

Tanpa sepengetahuan Gabriella, saat ia sibuk menebak-nebak, Big Five sedang berada di rumah sakit, dihadapkan pada kebenaran yang jauh lebih mengejutkan daripada sekadar insiden keamanan—

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!