Zalika Azzalea adalah gadis cantik yang berusia dua puluh dua tahun, dirinya memutuskan untuk menikah dengan sang kekasih Arga Pramana diusia muda dengan harapan sebuah kebahagiaan
Pil pahit harus ia telan, karena pernikahan tak berjalan seperti yang dirinya impikan. mimpi sederhana untuk biduk rumah tangga yang sempurna nyatanya harus ia kubur dalam-dalam
Pernikahan yang hanya berlangsung tiga hari itu berakhir dengan menyisakan trauma mendalam, mengubah gadis ceria menjadi seorang yang takut akan cinta
Akankah ada pria yang dikirim tuhan untuk menyembuhkan lukanya? lalu Cinta yang akan memberinya kebahagiaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon e_Saftri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Leon
"Oh itu taksi online!" jawab Zalika berharap sahabat batunya ini percaya
"taksi online semewah itu?" Gadis itu jelas meragu, mengingat bagaimana mewahnya kendaraan roda empat itu
"Mungkin supirnya gabut sampai-sampai mau jadi taksi online walaupun mobilnya mewah!" ujar Zalika
"iya juga sih"
Zalika tersenyum menyamarkan rasa gugupnya atas pertanyaan dari sahabatnya itu
"Kau harus kuat bekerja disini, terlebih menjadi sekretaris tuan Jefry!" Keduanya bebas dalam mengobrol terlebih didalam lift itu hanya ada mereka berdua
"Apa tuan Jefry memang sangat mengerikan?"
"Sebenarnya tidak, hanya saja tuan itu sangat gila kerja. Sekretaris nya tidak akan betah karena beliau selalu saja punya pekerjaan yang harus dikerjakan dengan segera. Terlebih tuan Jefry tidak suka kesalahan!"
Penjelasan sahabatnya itu sedikit membuat nyali Zalika menciut
"Sudah berapa banyak sekretaris yang bekerja dengan tuan Jefry?" Tanya Zalika
"Entahlah, yang paling lama hanya bertahan satu bulan. Bahkan Sekretaris terakhir tuan Jefry hanya bertahan kurang dari dua jam!"
"Apa, dua jam?" Zalika nyaris kehilangan kata-katanya, membayangkan akan semengerikan apa bekerja bersama tuannya itu
"Ya udah, aku duluan ya" lift berhenti di lantai lima, Vika keluar lebih dulu karena memang kantornya berada dilantai lima. Sementara Zalika berada dilantai lima belas yang merupakan lantai khusus atasan
Zalika telah duduk di mejanya saat Gavin datang bersama Jefry, Gavin berhenti untuk menyapa gadis cantik itu sementara sang CEO melenggang begitu saja menuju ruangannya
"Selamat pagi!" Sapa Gavin, pria itu jauh lebih hangat dari kemarin
"Selamat pagi tuan Gavin!" Zalika bangun dari duduknya lalu menundukkan sedikit tubuhnya
"Jangan terlalu formal jika kepadaku! Aku juga pekerja disini!" Ucap Gavin, senyum hangat itu ia berikan pada gadis cantik dihadapan nya
"Rasanya tidak sopan"
"Terserah kau saja, ya sudah aku keruangan ku dulu, jika ada apa-apa kau boleh menemui ku disana!" Pamit Gavin
"Baik tuan!"
Baru saja hendak duduk, sang CEO memintanya untuk masuk. Entah apa yang diinginkan batu bernafas itu lagi hari ini
"Ada apa tuan?" Tanya Zalika dengan kepala menunduk
"Saya ingin kopi!" Zalika pikir apa tuannya ini memang tidak bisa tersenyum, sejak kemarin wajahnya selalu tegas dan dingin
"Tuan ingin kopi apa?" Zalika bertanya, dirinya belum mengetahui selera dari sang bos, terlebih dirinya baru bekerja selama dua hari
"Kopi hitam"
"Baik" Gadis itu berbalik setelah mendapat jawabannya
"Dengar dan catat di otak mu dengan baik!" Suara pria tampan itu menghentikan langkahnya
"Perbandingannya dua sendok kopi dan setengah sendok gula, ingat dan jangan sampai keliru. Jika tidak, kau akan mengulang membuatnya hingga jam pulang kantor!"
Zalika meneguk salivanya berat, tatapan serta intonasi pria itu memang sangat menakutkan, terlebih wajah dingin yang selalu ia tampilkan
"Ba-baik tuan!"
Setelah beberapa menit, Zalika masuk dengan secangkir kopi hitam pesanan sang tuan
Dengan sangat hati-hati gadis itu meletakkan gelas tersebut diatas meja
Dengan tanpa memandang kearah sang pembuatan kopi, Jefry menyeruput kopi hitam buatan sang sekretaris
"Siapa yang membuat kopinya?"
Suasana kian mencekam, apa kopi buatannya tidak enak? Zalika takut jika benar-benar ia harus mengulang kopi itu hingga jam pulang kantor
"Apa tidak enak?" Bukannya menjawab, gadis itu malah balik bertanya
"Saya tanya siapa yang membuat kopinya?"
"S-saya yang membuatnya, tuan" Gadis itu bahkan meremat ujung kemejanya saking takutnya
"Mulai besok saya ingin kamu yang membuat kopinya. Ingat! Hanya kamu! Jadi jangan pernah menyerahkan pekerjaan itu pada orang lain!"
Untuk sesaat Zalika terdiam, tidak ada kalimat pujian didalam kata-kata yang keluar dari bibir pria angkuh itu, apa memang sangat sulit jika mengatakan bahwa kopi buatannya enak
"Apa kopinya enak?" Zalika menyesali mulutnya yang malah bertanya
"Biasa saja, saya hanya ingin kamu memiliki pekerjaan pagi-pagi. Bukannya malah sibuk pacaran!" Ketus Jefry
Zalika mengernyitkan keningnya, setiap ucapan pria itu seperti sebuah sindiran tapi entah diperuntukkan bagi siapa
"Apa saya boleh keluar sekarang?" Sudah cukup lama ia berdiri disana dan Zalika merasa tidak nyaman
"Pergilah, dan saya menunggu laporan yang kemarin saya perintahkan untuk kamu kerjakan!"
"Segera akan saya serahkan!" Zalika keluar dengan perasaan yang lega, sungguh, berada diruangan sang CEO jauh lebih mencekam dari rumah hantu
Tak ingin mendapat teguran, gadis cantik dengan lesung pipi itu memulai pekerjaannya, jari-jari lentiknya menari dengan cepat diatas keyboard
Jefry merasa puas dengan hasil pekerjaan dari sekretaris barunya itu, Zalika bekerja cepat dan sangat cerdas. Gadis cantik itu terlihat berpengalaman dan Jefry suka itu
Hanya saja dirinya kerap berbicara ketus terlebih saat gadis cantik itu terlihat akrab bersama Gavin. Entahlah, tapi rasanya ia tidak rela jika melihat Zalika tertawa lepas saat bersama asisten pribadinya itu
***
Zalika mungkin dapat dikatakan beruntung, seminggu sudah ia bekerja sebagai sekretaris dari CEO Jefry, namun dirinya tak mengalami kesulitan sama sekali
Jefry memang bicara ketus, Zalika memaklumi itu karena mungkin memang sifat pria itu, selebihnya ia merasa nyaman terlebih ada Gavin yang selalu mengajaknya bicara. Jika makan siang, ia akan bertemu dengan Vika yang merupakan sahabatnya
Zalika sibuk di mejanya, Jefry berpesan jika dirinya tidak ingin diganggu. Didalam sana tengah ada rekan bisnisnya
Gadis cantik itu sigap berdiri didepan pintu guna menghalangi seorang pria yang hendak nyelonong masuk
"Anda mau apa kesini? Tuan Jefry sedang tidak ingin diganggu!" Tatapannya seolah dibuat garang
Pria tampan berkulit putih dihadapannya menarik sudut bibirnya, senyuman itu sulit untuk diartikan
"Kamu siapa?" Tanya pria, Zalika menebak jika pria dihadapannya ini mungkin seusia dengannya
"Saya sekretaris barunya tuan Jefry!" Jawabnya, dirinya masih berdiri didepan pintu. Ia tidak ingin menjadi bulan-bulanan sang bos jika pertemuan didalam sana terganggu
"Kok kak Jef nggak bilang kalau punya sekretaris secantik ini!" Pria itu bahkan merendahkan tubuhnya hingga wajah keduanya bertemu dengan jarak yang cukup dekat. Zalika terpojok hingga tak dapat mundur lagi
"Anda mau apa? Jangan macam-macam ya!" Wajah cantik itu bukannya terlihat garang malah terkesan menggemaskan dimata pria tampan itu
"Siapa namamu?"
"Z-Zalika!" Rasanya benar-benar tidak nyaman berada sedekat ini dengan seorang pria. Terlebih kisah masa lalunya masih menyisakan trauma baginya. Zalika bahkan mengurangi berinteraksi dengan seorang pria,
Sejauh ini dirinya hanya akrab dan dekat dengan Gavin saja selain anggota keluarganya
"Hay Zalika!" Pria itu kian mendekat kearah Zalika yang mulai gemetar
"Tuan muda Leon!" Zalika dapat bernafas lega saat Gavin datang dan membuat pria itu menjauh darinya
"Ada perlu apa tuan kesini?" Gavin yang melihat gadis pujaannya didekati oleh pria lain segera bertindak
semoga terkuak ya rahasianya