NovelToon NovelToon
Menolak Miskin Di Dunia Lain

Menolak Miskin Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Bepergian untuk menjadi kaya / Harem / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: MuTaz

Aku yang selama ini gila kerjaan, saat ini juga akan angkat kaki dari dunia kerja untuk menikmati kekayaanku. Aku sudah menyia-nyiakan masa mudaku dan kini usiaku bahkan sudah 45 tahun namun masih belum menikah juga karena terlalu sibuk mencari harta.

"Aku sungguh menyesal hidup hanya mendekam di ruang operasi!" Seketika mataku berkunang-kunang lalu..

'Klap'.

"Argh... uangku! Hidup mewahku! Dimana kalian semua."

Untuk kelanjutannya, yuk ikuti perjalanan ku di dunia lain untuk mendapatkan kembali harta, tahta dan lelaki tampan.

Lelaki tampan manakah yang akan ku pilih dan lelaki tampan mana yang kalian pilih?



Info ~

Karya yang saya buat ini hanya untuk hiburan semata dan berdasar pada karangan imajinasi penulis MuTaz. Saya membagikan hasil karya ini agar pembaca bisa menikmatinya.

Selamat membaca.. dan salam kenal..

Terimakasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MuTaz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjelajah Hutan

Tanpa terasa, hari sudah menjelang malam. Suasana hutan menjadi menakutkan, tidak ada listrik hanya ada pencahayaan dari tungku api.

Ikan tadi siang masih tersisa dua ekor untuk makan malam ini. Setelah membakar ikan, aku juga merebus air untuk minum.

Di dapur ini hanya ada peralatan seperti pisau dapur, kuali, panci, teko, gelas bambu, piring, keranjang dan rantang. Peralatan itu pun sudah retak-retak beberapa ada yang sudah tidak bisa dipakai lagi.

Suhu di hutan semakin dingin, namun di gubuk hanya ada pakaian tipis. Andai saja ada selimut tebal atau jaket untuk aku pakai.

Entah bagaimana nasib penghangat ruangan yang baru aku beli di duniaku dulu. Aku belum sempat menikmatinya.

"Besok aku harus berkeliling hutan mencari jalan keluar barangkali di luar sana ada manusia hidup selain diriku." Ucapku sambil memakan ikan bakar.

"Aku harus secepat mungkin untuk mendapatkan uang."

...----------------...

Ke esokan hari, aku segera bersiap diri untuk pergi berkeliling hutan. Aku membawa keranjang dari dapur untuk memuat beberapa benda tajam seperti pisau dapur dan kapak yang biasa digunakan untuk memotong kayu bakar sebagai senjata.

Aku harus selalu waspada dan berjaga-jaga karena takut ada hal buruk yang terjadi.

Di sepanjang jalan terbentang luas, banyak sekali tanaman obat yang tumbuh liar.

"Wah, ada kelinci.. ayam hutan juga ada." Mataku berbinar melihat banyak mangsa.

"Aku tandai kalian semua akan ku masukkan ke daftar menu makanku selanjutnya hahaha."

Hutan ini sangat luas, karena takut kesasar sepanjang perjalan aku membuat tanda. Aku ini pelupa sekali kalau soal arah jalan.

Tidak lama kemudian, aku sampai di sebuah perkebunan di tengah hutan.

"Siapa yang membuat perkebunan buah dan sayur di sini?" Aku melihat sekeliling.

"Woah.. subur sekali tanaman-tanaman yang ada di sini." Aku mendekat ke tanaman buah.

Ada buah naga, apel, jeruk, strawberry, nangka dan lainnya. Mereka berbuah lebat, sungguh berjalan di sini seperti berada di surganya buah-buahan.

Bersebelahan dengan tanaman buah, ada pula berbagai macam sayuran yang juga tumbuh subur.

"Apa aku bisa memiliki perkebunan ini? tidak ada yang punya kan?" Ucapku bersungguh-sungguh.

"Siapapun itu hay pemilik kebun, kebunmu ini untukku saja ya? Akan sayang sekali kalau sampai buah dan sayur sebanyak ini cuma dianggurin saja." Teriakku meminta izin ke pemilik kebun yang tampaknya tidak ada.

"Iya, silahkan semua kebun ini untukmu saja." Jawabku ke diri sendiri.

"Baiklah, sekarang kebun ini menjadi milikku hahaha. Hebat sekali diriku ini." Aku pun segera memetik beberapa macam buah dan sayur.

...----------------...

Aku sudah berjalan kesana kemari, namun sepertinya memang tidak ada siapapun disini, hanya ada aku sendirian.

"Hm.. memangnya tidak ada pemukiman di sekitar sini ya?" Aku berhenti sejenak di bawah pohon besar untuk mengisi perutku yang lapar ini.

"Wah.. enak sekali buah apel ini..eum.. buah yang lainnya juga sama-sama enak." Aku sangat bersemangat mencoba buah-buahan yang sudah aku petik tadi.

"Tubuhku merasa kembali segar setelah memakan buah-buahan ini. Apa karena sudah lama tidak makan buah ya?"

Matahari sudah mulai tenggelam, aku pun kembali ke gubuk dan berencana melanjutkan perjalanan lagi besok.

Aku mencoba lewat jalan lain namun masih satu arah menuju gubuk. Tidak disangka-sangka aku menemukan harta karun lain di hutan ini.

"Kyahaha.. ternyata di sini juga banyak sekali tanaman berharga!" Ucapku sangat senang.

Di sebelah sini, banyak sekali umbi-umbian, pohon kelapa, pohon bambu, dan lainnya yang membuatku semakin kegirangan.

"Wah.. ada pohon tebu juga tanaman padi, semua yang ku butuhkan hampir ada semua di sini." Hal ini membuatku semakin bersemangat menjalani hidup.

"Ini sih bakal bikin aku tambah betah banget di sini, tidak perlu kerja bisa makan enak sepuasnya." Ucapku.

Aku mencoba mencabut tanaman singkong untuk makan malam nanti sebagai sumber karbohidrat.

"Eng.. em.fuah.. berat sekali. Alot, percuma saja aku coba tarik sekuat tenaga." Nafasku sampai ngos-ngosan dan keringat pun bercucuran.

"Tidak bisa lagi, sudah cukup aku tidak kuat. Tanganku sakit sekali, aku harus mencari alat untuk ku jadikan tuas buat mencongkel singkong dari bawah." Ucapku sambil mengelap keringat.

Akhirnya aku menemukan dahan pohon yang sepertinya kuat.

"satu dua tiga, em.. Huah..Kya.." Aku terjungkal jatuh ke tanah, namun akhirnya berhasil mengangkat singkong dari dalam tanah.

"Woah.. besar dan banyak sekali singkong ini." Ucapku merasa puas akan hasil dari jerih payah yang telah aku lakukan.

Aku pun pulang ke gubuk dengan full senyum sepanjang jalan. Bernyanyi dan menari sambil berjalan. Suasana hatiku sedang dipenuhi kebahagiaan.

Sepertinya hutan ini aman, selama di perjalan aku belum melihat adanya tanda-tanda binatang buas atau binatang yang tampak berbahaya.

...----------------...

Sesampainya di gubuk, awan mendung menutupi langit yang cerah diikuti angin besar. Aku segera masuk ke dalam gubuk.

'Jderr!'

Suara petir menyambar dengan suara pepohonan yang tertiup angin kencang, ditambah posisiku sekarang berada di tengah hutan sendirian membuat suasana makin menegangkan.

'Jblakk! Brug!'

"Kya...atapnya hilang!" Teriakku sambil merunduk.

Tiba-tiba atap jerami terbang terbawa angin kencang, air hujan pun segera membasahi seisi gubuk begitupun denganku.

Aku tidak tau harus berlindung ke mana, alhasil aku masuk ke bawah kolong dipan.

"Huhu.. dingin sekali.. baru saja bersenang-senang kenapa jadi begini." Ucapku sambil menggigil kedinginan.

Akan lebih berbahaya jika aku keluar dari gubuk, karena banyak pepohonan tinggi dan besar. Apalagi lokasi gubuk dekat dengan sungai ditambah semuanya basah karena air hujan.

Aku terus meringkuk di bawah dipan sampai hujan petir mereda.

Setelah hujan reda, kondisi gubuk benar-benar hancur.

"Bagaimana ini, aku tidak memiliki pengalaman dalam hal pertukangan." Ucapku sedih.

"Atap gubuk itu tinggi, sedangkan tidak ada tangga di sini. Apa aku harus membuat tangga sendiri? Huhu.. kenapa hidupku jadi seperti ini." Ucapku sedih.

Karena semua pakaian yang aku punya haya ada dua dan itu pun basah semua karena hujan. Jadi aku tetap memakai pakaian basah sambil mencari kayu untuk membuat tangga.

'Ctak-ctak Brakk!'

"Berat sekali kapak ini." Baru saja memotong satu kayu saja tenagaku sudah habis.

"Ah.. bodoh sekali aku, kenapa malah pakai kayu? bukannya ada bambu yang lebih mudah di buat tangga?" Aku pun langsung bergerak menuju tempat tanaman bambu berada sambil membawa pisau dapur dan kapak.

...----------------...

Setelah cukup memakan waktu yang lama, akhirnya aku berhasil membuat tangga bambu.

"Huft.. akhirnya atapnya sudah terpasang lagi." Ucapku sambil mengelap keringat dingin.

Tubuhku sudah mencapai batasnya, aku melepas pakaian yang ku pakai di dalam gubuk. Aku ingat sepertinya masih ada kain yang tersisa dan aman dari terpaan hujan. Memang kainnya tidak terlalu besar dan nampak kotor, kain itu ada di dalam panci tertutup yang biasa aku pakai sebagai cempal saat mengangkat panci saat panas.

Mau bagaimana lagi dari pada aku mati kedinginan. Suhu tubuhku juga semakin tinggi.

"Uhuk-uhuk, sepertinya aku demam." Aku memeriksa tubuhku.

Malam itu aku dalam kondisi tubuh yang demam tinggi dan kedinginan. Meringkuk di atas dipan yang lembab karena terkena air hujan.

Gelap, hanya ada cahaya bulan yang nampak terang sehabis hujan. Aku sungguh tidak berdaya, tidak ada siapa pun yang bisa aku mintai tolong. Sebelum aku benar-benar menutup mataku yang terasa sangat berat. Samar-samar aku melihat ada bayangan seseorang yang masuk ke dalam gubuk.

1
Sribundanya Gifran
lanjut thor
Sribundanya Gifran
lanjit
Pecinta Gratisan
mantap💞 jiwa
Pecinta Gratisan
mantap💞 thor cerita nya💞
Pecinta Gratisan
wait and see🤭
Suzana Diro
hmmm dah macam j********
malas nak cakap cerita bagus tapi tolong jangan banyak adegan 18sx
tolong yang athor
jadi nak baca tidak syok kalau banyak sangat 18sxnya
/Pray//Pray//Pray//Pray//Pray/
Fransiska Husun
sudah punya kekuatan kok lemah sekali
Fransiska Husun
up up lagi
Fransiska Husun
up up lagi semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!