NovelToon NovelToon
Menikahi Mantan Idola

Menikahi Mantan Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:930
Nilai: 5
Nama Author: Rumi Midah

Vina sangat terobsesi diterima menjadi pemeran wanita utama di casting sebuah drama. Dia juga seorang penggemar garis keras dari seorang aktor. Suatu hari saat melakukan casting, ia ditolak tanpa di tes dan parahnya lagi, orang yang menolaknya adalah si idola. Merasa terhina, Vina pun berubah menjadi pembenci sang aktor. Belum juga mulai menabur benih kebencian, ia justru terpaksa menikah secara kontrak dengan sang Aktor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumi Midah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembalinya masa lalu

Terhitung tiga hari sudah Vina menjadi asisten pribadi Arka, meski agak lelah, tapi wanita itu senang karena bisa melihat langsung proses syuting.

Ketika melihat Arka sedang beradu akting dengan pemeran utama wanita di drama ini, tiba-tiba saja Vina merasa kesal, mengingat ketidakadilan yang diterimanya waktu casting.

Andai saja Arka mengetes Aktingnya, tentu ia yang akan menjadi pemeran utama wanita dan tidak perlu menjadi istri Arka secara kontrak.

"Hay." Satu suara lelaki mengalihkan atensinya dari sang suami. Ia menoleh ke samping dan melihat Baskara, lelaki tampan berbibir tipis yang berperan sebagai second lead male atau lebih populer dengan sebutan sad boy-nya dalam sebuah drama.

"Hay juga," kata Vina sedikit canggung.

Baskara mengulurkan tangannya. Walau sudah melihat Vina beberapa hari ini, tapi lelaki tampan yang memiliki bentuk mata bulat itu, merasa ragu untuk menyapa Vina.

"Baskara Agung." Vina menjabat tangan lelaki itu kemudian menyebutkan namanya sambil tersenyum lebar.

****

Ketika break syuting, Arka mendapatkan sebuah pesan dari Anna—mantan kekasih Arka. Kening Arka berkerut membaca pesan ajakan bertemu. Logika lelaki itu menyuhnya untuk mengabaikan pesan tersebut. Namun, hatinya menyuruh untuk menanggapi pesan dari wanita yang telah menyakitinya.

Setelah mendapat balasan dari pertanyaannya perihal, di mana tempat bertemu, Arka pun beranjak dari duduknya.

"Kau mau ke mana? Sebentar lagi nasi kotak kita dibagikan," kata Vina yang duduk di kursi yang tersedia di sebelah Arka.

"Aku makan siang di luar, kau makanlah sendiri nasi kotaknya."

Vina tersenyum lebar saat mendengar ucapan suaminya itu. "Begini, kalau aku makan juga nasi kotak bagianmu, boleh?" tanyanya. Bisa dibilang Vina memiliki nafsu makan yang cukup tinggi.

Sebelum menjawab Arka menggeleng kecil. Bagaimana bisa istrinya itu masih langsing dengan nafsu makan yang tinggi. "Ya."

"Asiik."

"Ya sudah aku pergi ya?"

"Hushh." Vina mengusir Arka, seperti sedang mengusir ayam.

Sepeninggalan Arka, Baskara pun masuk ke ruangan khusus Arka. Ia tersenyum pada Vina dan wanita itu membalas. Baskara bertanya ke mana Arka pergi.

"Entahlah, pokoknya dia bilang mau makan siang di luar."

"Ooh, kamu gak ikut?"

"Buat apa? Memangnya aku anak TK. Lagi pula nasi kotak bagian dia aku yang akan memakanya." Nada riang yang keluar dari mulut Vina membuat Baskara terkekeh geli.

"Memangnya kamu kuat?"

"Tentu saja!" jawab Vina yakin.

Di tempat lain. Arka yang sudah sampai di unit apartemen Anna langsung menekan bel pintu tersebut. Tak lama Anna membuka pintu. Gadis cantik berwajah anggun serta berkulit putih tersenyum saat melihat kemunculan Arka.

"Aku pikir kamu nggak bakal datang, Ar." Anna menyuruh Arka untuk masuk. Namun, lelaki itu menolak.

"Ada apa menyuruhku bertemu, hm. Apa kau sudah dicampakan oleh selingkuhanmu itu?!" tanya Arka yang masih memiliki sisa-sisa emosi pada perselingkuhan Anna tiga tahun lalu.

"Aku dan dia langsung putus setelah setahun menjalin hubungan. Aku mengajaknya putus karena masih mencintaimu."

"Bullshit! Kau harap aku akan percaya perkataan wanita sepertimu, hah?!" Arka menunjukan cincin pernikahan yang terpasang di jari manisnya. "Aku sudah menikah, jadi jangan harap untuk memasuki kehidupanku lagi."

"Aku tahu. Alasanku mengajakmu bertemu tidak lain untuk meminta maaf padamu." Anna menghela napas. "Aku mengidap kanker dan dokter memprediksi hidupku hanya tinggal setahun lagi." Gadis itu menangis.

Tidak tega melihat orang yang masih memiliki tempat di hatinya menangis, Arka menarik tubuh tinggi langsing itu ke pelukannya. Ia menenangkan wanita yang masih berprofesi sebagai model itu.

Di tempat syuting, Vina merasa kwhatir karena Arka tak kunjung kembali meski proses syuting telah di mulai. Seorang kru syuting memasuki ruangan khusus Arka.

"Di mana Arka? Syuting sudah mau dimulai."

"Ah, saya juga tidak tahu, tadi dia bilang mau makan siang di luar, tapi sampai sekarang belum kembali." Raut wajah kru syuting berjenis kelamin laki-laki itu terlihat resah.

"Tolong telpon dia, ya?" Tanpa menunggu jawaban Vina, kru tersebut pun pergi.

Seperti yang diperintahkan padanya, Vina pun mencoba menelpon Arka. Namun, lelaki itu tak kunjung mengangkat telponnya.

Setegah jam berikutnya, seorang kru tadi datang lagi. Kembali menanyai Arka,Vina berkata kalau suaminya tidak kunjung mengangkat telepon. Seorang kru tadi keluar dengan wajah kesal.

Vina iku merasa kesal, kenapa Arka bertingkah saat menejernya izin sakit dan tidak bisa menemani sang aktor ke tempat syuting. Sepeninggalan seorang kru tadi, Baskara yang baru menyelesaikan take masuk ke ruangan khusus Arka.

"Ada masalah, ya?" tanya lelaki berambut cepak itu.

Vina dengan wajah sendu, lantas mengangguk. "Arka tak kunjung datang. Kutelpon pun tidak diangkatnya," jawabnya, "entah di mana si sia—" Saat hampir menyebut Arka sialan dengan cepat Vina mengkoreksi omongannya. "Si Arka itu," sambungnya pelan.

Tak lama setelahnya seorang kru tadi kembali datang, lalu mengabarkan pada Vina kalau Arka sudah menelponnya dan meminta izin tidak melanjutkan syuting karena urusan mendadak. Seorang kru tadi juga menambahkan kalau Arka menyuruh Vina untuk pulang sendiri.

Vina terbelalak mendengar penuturan seorang kru tersebut. Wanita itu berjanji untuk memarahi Arka habis-habisan saat melihat lagi wajah suaminya itu.

"Mm, bagaimana kalau aku saja yang mengantarmu pulang, Vina?"

"Memangnya tidak masalah, kau 'kan masih ada syuting."

"Tidak masalah, malam nanti baru aku ada scane." Vina mengangguk setuju.

Melihat hal tersebut, seorang kru tadi mengingatkan Baskara untuk tidak tiba-tiba meminta izin seperti Arka.

"Tenang saja," kekeh Baskara menyahuti seorang kru tadi.

Baskara memandang Vina dan mengajaknya pergi. Keduanya masuk ke dalam mobil Fortuner bewarna silver milik Baskara. Sebelum lelaki yang juga memiliki tahi lalat kecil di bawah bibirnya meyalakan mesin mobil, Vina meminta temannya itu singgah ke penitipan hewan untuk mengambil Yeontan.

Malam harinya, sekitar pukul sepuluh, Vina duduk di sofa sambil menekuk wajahnya. Wanita itu bersiap untuk memarahi Arka yang seenaknya meninggalkan Vina.

Tak lama batang hidung Arka pun terlihat. Dengan emosi yang memuncah Vina meneriaki suaminya.

"Kau dari mana saja, hah?! Seenaknya tidak kembali ke tempat syuting dan meninggalkanku sendiri!"

"Bisa tidak kau kecilkan suaramu itu? Aku pusing mendengarnya."

"Heh! Aku ini sedang marah! Memang, kau pikir orang marah bisa mengecilkan suaranya?!" Vina berkacak pinggang, menujukan kalau dia benar-benar marah.

"Memangnya apa hakmu untuk marah, hah?!" Arka membalas ucapan istrinya dengan suara tinggi.

"Aku memang tidak memiliki hak marah, tapi harusnya kau ingat kalau meninggalkanku sendiri di tempat syuting!" kata Vina. "Untung saja ada Baskara tampan dan baik hati, yang bersedia mengantarku pulang."

Penuturan Vina rupanya membuat Arka tidak senang. "Ho, bagus sekali kau! Kenapa tidak suruh dia membayar hutang mendiang ayahmu dan menikahinya?"

"Kenapa kau jadi tidak nyambung, sih? Kau kurang minum ya? Aku bertanya kau ke mana sampai bisa-bisanya lupa dan meninggalkanku!"

"Aku bertemu teman lama dan tentu temanku itu lebih penting darimu!" Setelahnya Arka pergi ke kamarnya, meninggalkan istrinya yang masih diselimuti rasa marah.

"Kenapa dia jadi balik marah padaku, padahal aku yang tersakiti di sini," dengkus Vina. Wanita itu mengambil bantal sofa dan mengigitnya, sebagai bentuk kekesalannya.

1
Fathi Raihan
Apa, masalah server atau apa, thor? Update dong! Semua udah pada gila nih 🤯
Decapitator
Jangan tanya deh, aku udah addicted banget sama cerita ini!
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
Cô bé mùa đông
Bisa nggak si thor update cepat-cepat ya? Jangan biarkan kami tinggal menunggu terus.
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!