NovelToon NovelToon
ME?

ME?

Status: tamat
Genre:Percintaan Konglomerat / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Romansa / Tamat
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bravania

Ketika Tuan Muda punya perasaan lebih pada maid sekaligus sahabatnya.
Gala, sang pangeran sekolah, dipasangkan dengan Asmara, maidnya, untuk mewakili sekolah mereka tampil di Festival Budaya.
Tentu banyak fans Gala yang tak terima dan bullyan pun diterima oleh Asmara.
Apakah Asmara akan terus melangkah hingga selesai? Atau ia akan mundur agar aman dari fans sang Tuan Muda yang ganas?

Happy Reading~

•Ava

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bravania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Epilog

Gala berjalan menyusuri koridor rumah sakit dengan langkah tegas sedikit terburu. Meskipun sikapnya dingin, tapi tetap saja orang yang sekarang dicarinya sudah berjasa banyak sekali bagi hidupnya. Meskipun orang ini juga yang membuat dirinya berpisah dengan 'dia'.

"Bagaimana keadaan Papa?"

Pak Alan yang menduduki kursi tunggu di lorong itu lantas berdiri dan membungkuk sesaat pada Tuan Muda yang baru saja hadir.

"Dokter masih menanganinya, Tuan Muda."

"Bagaimana ini bisa terjadi, Paman?"

"Supir yang bersama Tuan Besar bilang jika Tuan tertabrak mobil saat akan menyebrang ke restoran. Dan orang itu pergi begitu saja."

Jadi yang membuat Gala datang dan membatalkan rapat dengan clien begitu saja adalah kabar bahwa Papanya tertabrak dan dilarikan ke rumah sakit, beruntung rumah sakit ini dekat dengan lokasinya saat mendapat kabar tersebut.

Gala menggeram rendah. Tatapannya dingin penuh kebencian. Tangannya terkepal begitu saja.

"Ini pasti ulah musuh Papa."

Mungkin ini memang resiko sebagai pemilik salah satu perusahaan paling terkenal di negara besar ini. Sudah pasti jika ada musuh yang ingin mencelakai Tuan Pramadana.

Cklek

Lampu di atas ruang operasi mati tanda operasi sudah selesai. Tak lama berselang, pintu terbuka dan nampaklah seorang dokter dengan masker di wajahnya keluar diikuti seorang suster.

"Keluarga Tuan Pramadana?"

"Saya putranya."

Dokter di hadapan Gala terdiam sesaat pun juga dengan Gala saat mereka sudah saling berhadapan. Sedikit terkejut, mungkin?

"Tuan Pramadana kehilangan cukup banyak darah. Dan kami butuh satu kantong lagi golongan darah AB dengan resus positif."

"Golongan darah saya AB."

"Kalau begitu silakan ikuti suster Elfina untuk melakukan tes darah."

Pemuda 29 tahun itu pun menurut mengikuti suster yang sudah berjalan terlebih dahulu. Tapi kepalanya sesekali menoleh ke arah dokter yang kini terlihat berbincang dengan Pak Alan. Terlihat akrab.

~•~

Gala hanya duduk di tepi ranjang setelah selesai melakukan donor darah. Pandangannya menerawang ke depan seolah tengah memikirkan sesuatu.

'Mata itu.. terasa familiar. Apa aku pernah bertemu dengan dia? Sepertinya tidak. Tapi kenapa mata itu tak asing bagiku?'

Ternyata dokter yang menangani papanya tadi mengusik pikirannya. Ia tak ingin peduli, tapi tatapan itu... Sudahlah.

Di lain ruangan, sang dokter menatap pasien yang belum tersadar dan masih menjalani transfusi darah.

"Cepat sembuh, Tuan. Jangan membuat putra Anda khawatir."

Lantas senyum tipis muncul di bibirnya.

"Kantong terakhir sudah siap, Dokter muda Asmara Candrima."

Dokter muda itu menoleh.

"Kak Elfina. Berapa kali ku bilang, jangan memanggilku seperti itu. Selalu saja menggodaku."

"Iya, iya. Ini kantung darah terakhirnya."

Suster yang dipanggil Elfina itu terkekeh pelan karena sudah berhasil menggoda salah satu dokter muda di sini.

Kalian berpikir itu Asmara? Jika iya, maka kalian benar. Dokter yang menangani Tuan Pramadana adalah Asmara, Asmara Candrima

Iya, sekarang Asmara seorang dokter. Setelah keluar dari mansion saat itu, dia benar-benar bekerja keras demi nilainya hingga berhasil lulus dan menjadi pemegang peringkat 2 pararel di sekolah barunya. Lalu ia mengambil jurusan kedokteran dan lulus dalam waktu tak lebih dari 4 tahun. Dan tak tanggung-tanggung, ia melanjutkan S2 kedokteran mengambil spesialis bedah dengan beasiswa yang ia dapat. Dan sekarang ia bekerja di salah satu rumah sakit terbaik di ibu kota, yang ternyata berada di bawah naungan perusahaan milik bos ayahnya.

"Kenapa menatap pasien seperti itu?"

Asmara mengalihkan pandangannya pada Elfina yang selesai memasang kantung darah yang ia bawa.

"Kenapa?" Asmara balik bertanya.

"Kau menatap pasien seolah sudah lama mengenalnya dan... kau menyimpan luka karena orang ini, mungkin."

Tolong ingatkan Asmara agar memajang ekspresi datarnya karena Elfina terlalu pintar membaca tatapan dan wajah seseorang.

"Ah.. tidak. Aku memang mengenalnya, Kak. Beliau adalah atasan ayahku."

Wajah Elfina nampak sedikit terkejut.

"Berati kau mengenal anaknya juga?"

Asmara hanya mengangguk.

"Aku keluar dulu ya, Kak. Jangan lupa mengecek tanda vital pasien setelah transfusi darahnya selesai."

Asmara lebih memilih pergi agar tak ditanyai Elfina lebih lanjut. Mungkin ia juga butuh sedikit udara yang lebih segar.

~•~

"Dino, jangan lari! Ayo kembali! Kamu harus minum obat."

GREB

Asmara menangkap anak laki-laki yang -entah sengaja atau tidak- berlari ke arahnya.

"Huhh..huhh.."

Asmara mengerjap melihat dokter lain berhenti di depannya dengan nafas yang tidak stabil.

"Dino sedang bermain kejar-tangkap dengan Dokter Alva, ya?" Dino, si anak kecil, merengut lucu di gendongan Asmara.

"Dokter Alva memaksaku minum obat lagi jadi aku lari saja."

Asmara tertawa gemas pada anak laki-laki di gendongannya. Tatapannya beralih pada Alva yang sudah menegakkan tubuhnya.

"Kau lihat, kan? Dia memang susah sekali disuruh minum obat."

Dokter itu mencubit gemas pipi gembil Dino.

"Lihat. Dokter Alva jadi kelelahan karena mengejarmu."

Jadi, dokter yang berhenti di depan Asmara adalah Alvaro, kakak dari suster Elfina. Dokter spesialis anak yang dikenalnya sebulan setelah bekerja di sini. Dan anak laki-laki bernama Dino itu memang akrab dengannya dan Alva sejak pertama masuk rumah sakit seminggu yang lalu.

"Dino benar tidak mau minum obat?"

Si pemilik nama menggeleng dengan yakin. Sedang Alva hanya memperhatikan saja interaksi dua orang di depannya.

"Bukannya Dino bilang ingin cepat sembuh?"

"Tapi obatnya pahit, Kak. Aku tidak suka."

"Tapi kalau Dino ingin cepat sembuh harus rajin minum obat."

Dino tak menjawab. Tatapannya fokus pada benda yang tergantung di leher Asmara. Melihat itu, Asmara jadi dapat ide.

"Ayo buat perjanjian! Dino harus rajin meminum obat, sebagai hadiahnya Dino boleh pakai kalung Kak Asmara sehari penuh."

Dino menatap mata Asmara penuh binar.

"Setuju."

Senyum lebar terukir di bibir Asmara membuat Alva ikut tersenyum.

Asmara pun menyerahkan Dino pada Alva agar bisa melepas kalung dilehernya. Lalu membiarkan kalung itu berpindah ke tangan anak laki-laki berusia 6 tahun itu membuatnya terlonjak heboh karena terlalu senang.

Tapi, sayang sekali. Karena tak memegangnya dengan erat, kalung itu terlempar ke belakang dan tak sengaja mengenai seseorang lalu jatuh di depannya.

Orang itu berjongkok untuk mengambil kalung itu disusul Asmara yang berjalan mendekatinya.

Dibelakang sana, Alva mengingatkan Soobin agar lebih berhati-hati saat meminjam barang seseorang.

"Permisi, kalung itu-"

Asmara tak bisa melanjutkan ucapannya saat orang di depannya sudah menegakkan badan. Keduanya sama-sama terkejut. Tapi Asmara lebih dulu bisa menampilkan senyumnya setelah itu.

"Hai, Mr.Pramadana."

Senyuman dan sapaan Asmara terabaikan oleh Gala. Iya, itu Gala. Ia masih terdiam dengan kalung di genggamannya.

"As-Asmara?"

Asmara mengangguk dengan senyum tipis di bibirnya.

Gala tanpa pikir panjang menerjang tubuh itu dengan pelukan eratnya. Tak peduli jika pun nanti ada yang memperhatikan mereka. Ia rindu. Benar-benar rindu pada pemilik separuh hidupnya ini.

"Kenapa hiks Tuhan jahat? Hiks Dia baru hiks mengembalikanmu sekarang."

Asmara terkekeh pelan. Tangannya mengusap punggung tegap Gala.

"Tapi Dia baik, kan?"

Gala hanya mampu mengangguk untuk menjawab pertanyaan Asmara.

Bukankah sudah pernah Asmara katakan? Tuhan akan mempertemukan mereka jika Dia berbaik hati. Dan nampaknya kini Tuhan sedang baik pada mereka.

ABSOLUTELY END

1
Awa De UwU lavita uwu
Akhirnya ketemu cerita yang bikin aku kecanduan baca!
Ava: ikutin terus ceritanya yaa. happy reading😘
total 1 replies
Texhnolyze
Ceritanya keren banget, thor. Sangat menginspirasi!
Ava: aw.. makasiii. semoga ceritaku bisa menghibur temen temen. pantengin terus yaa😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!