NovelToon NovelToon
Di Ujung Borneo

Di Ujung Borneo

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Anak Yatim Piatu / Cinta pada Pandangan Pertama / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:405
Nilai: 5
Nama Author: Hanah Shakila

Entah untuk alasan apa Gladys memilih kembali ke sebuah pulau di ujung negri. Dia memiliki banyak kenangan masa kecil yang indah disana. mungkin jejak kenangan itu yang bisa menyembuhkan luka yang entah sejak kapan mulai terbentuk.

berbekal ingatan masa lalu yang sudah puluhan tahun, dia pun nekat untuk memulai petualangannya. .....

mencari sisa kenangan bersama keluarganya, teman dan orang lain yang dahulu sangat akrab dengan nya. berharap disana juga kelak dia bisa membuat kenangan yang sama seperti yang dia rasa di masa lalu.

dapat kah Gladys mewujudkan nya ?

Apakah semua akan berjalan seperti pengharapan nya?

ikuti kisah nya.......

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanah Shakila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

serba mendadak

Gladys semakin heran sebab zarah tetap melaju bahkan setelah mereka melewati rumah sakit. Jika ada darah, berarti ada yang terluka, tapi kenapa rumah sakitnya terlewati?

"kita mau kemana zarah ? Rumah sakitnya terlewati....."

Panggilan masuk ....

Zarah mengangkat nya dengan pengeras suara yang sudah terhubung di mobil nya. Gladys mendengar kan saja tanpa tahu apa yang sedang zarah bicarakan dengan lawan telpon nya. Namun dia melihat ekspresi wajah panik nya, dan kecepatan mobil juga semakin bertambah.

Sampai disini, satu hal yang bisa Gladys tahu. Bahwa suami nya dan zarah bukan lah orang sembarangan. Bahkan bahasa asing yang baru saja dia dengar itu, jelas bukan lah bahasa inggris yang umumnya orang pakai untuk berbicara sok keren.

Belum juga semua kejadian ini dapat dicerna dengan baik. zarah membelokkan mobilnya dengan kasar kearah bandara. Tak berapa lama, mereka memasuki area bandara. Kecepatan mobil zarah tak berubah, selalu ada orang yang mengarahkan mereka menuju landasan pacu pesawat.

Di sana ada pesawat yang seperti sudah menunggu mereka. Terlihat beberapa orang asing dengan seragam hitam-hitam menjemput mereka. Zarah keluar lebih dahulu, dia berlari mendekati salah satu dari mereka.

Gladys juga ikut berlari dibelakang nya,

"aku hanya bisa menemanimu sampai disini, ikutlah dengan mereka. Kamu akan segera mendapatkan semua jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mu selama ini " ucap zarah sambil mempersilahkan nya naik kedalam pesawat untuk ikut bersama orang asing yang tidak Gladys fahami bahasanya.

Di dalam pesawat, Gladys hanya bisa terus mengikuti orang yang berada didepannya. Dia melewati beberapa ruangan, hingga orang itu membukakan sebuah pintu untuknya. Gladys masuk, dan berjalan pelan mendekati sebuah ranjang.

Terdengar suara patient monitor yang terletak di sudut atas ranjang. Bersebelahan dengan tiang infus yang selang nya terhubung kepada seseorang yang sedang berbaring diatas ranjang. setengah wajah nya ditutupi masker oksigen transparan. Semakin mendekat, Gladys perlahan melihat dengan jelas wajah pucat dengan mata tertutup itu.

Gladys duduk di sebuah kursi yang berada di samping ranjang. Sejak tadi air matanya telah menganak sungai, kini semakin tak bisa lagi dibendung. Perasaan kesal, takut, dan khawatir menjadi satu membuat emosi aneh yang sebelumnya tak pernah dia rasakan.

Dia meraih tangan bima yang tersemat cincin dijari manisnya,

"kamu harus bangun, kamu berhutang banyak penjelasan pada ku." ucap nya pelan lalu membaringkan kepalanya disamping tubuh bima.

Entah sudah berapa lama Gladys berada didalam pesawat, seseorang menghampirinya dan berkata bahwa sebentar lagi mereka akan tiba. Dia terlihat seperti tenaga medis, mungkin seorang perawat, lalu dia di minta untuk menunggu sedikit lebih jauh dari sisi bima. Dan beberapa orang lain membantu bima untuk di pindahkan .

Orang tadi terus mengajak Gladys berbicara, seolah sengaja untuk berusaha mengalihkan fokus Gladys , namun Gladys benar-benar sedang dalam situasi yang tidak enak untuk diajak sekadar basa basi.

Bima dan orang lain nya turun terlebih dahulu, lalu dia juga di persilahkan oleh orang tadi untuk ikut turun. Sementara orang tadi tidak ikut turun Gladys berjalan di belakang orang-orang yang mendorong ranjang bima. Kemudian, tubuhnya kembali diangkat untuk di pindahkan kedalam ambulance.

"kamu pasti Gladys yah ?"

Seseorang menyentuh pundak Gladys dan bertanya. Suara wanita itu terdengar lembut. Gladys berbalik dan melihat bahwa itu adalah seorang wanita paruh baya dengan pakaian yang rapi. Dia memakaikan Gladys jaket untuk menutupi tubuhnya yang hanya mengenakan piyama tidur.

"saya ibu nya bima. Mari kita kerumah sakit bersama-sama." pinta nya setelah memperkenalkan diri.

Wanita itu terlihat sangat tenang dan anggun, tidak seperti Gladys yang benar-benar kacau. Bagaimana tidak, dia baru saja bangun tidur dan tiba-tiba sudah berada entah dimana.

Wanita tadi mengendarai mobil nya dengan tenang sambil berbicara, sama seperti perawat tadi. Si ibu mertua ini berusaha menenangkan sang menantu.

"kamu terkejut yah ? Dahulu saat bima memutuskan untuk terjun kedalam dunia nya saat ini, ibu juga sama seperti mu sekarang. Sangat terkejut. Bagaimana tidak, tiba-tiba saja ibu menerima kabar bahwa dirinya sudah berada dirumah sakit dan tengah di operasi karena kecelakaan."

"dia dan ayah nya juga banyak merahasiakan sesuatu pada ku awal nya. Namun seiring berjalannya waktu, ibu jadi mengerti dengan alasannya merahasiakan semua ini. Salah satunya agar kita tidak merasa khawatir dengan diri nya."

"ibu tebak, bima pasti sangat jarang menghubungi mu kan ? Jangan terlalu heran. Dia memang sangat kaku, bahkan dengan kami orang tua nya. Namun ada masanya, dia berubah menjadi seseorang yang berbeda. Bagi kami, dia tetap lah anak yang manja dan banyak mau nya. Suka bikin gebrakan, yang tidak jarang bahkan membuat kami terkejut dan terharu di waktu yang bersamaan."

"seperti saat diri nya mengabari bahwa ingin menikahi mu, ibu dan ayah memohon maaf yang sebesar-besarnya. Karena satu dan lain hal kami tidak bisa datang ke acara pernikahan kalian. Walau begitu, segala doa terbaik tentunya selalu tercurah untuk kalian."

"kamu jangan terlalu khawatir dengan keadaan bima sekarang, dia benar-benar dalam keadaan baik-baik saja. Percaya sama ibu. Dia memang perlu sedikit tindakan operasi, tapi tidak ada hal besar yang perlu kamu khawatirkan. Bahkan dia sengaja di buat tertidur agar tidak menimbulkan kehebohan. Jika tidak begitu, pasti dia sudah menemui mu dengan kondisi berdarah-darah yang mungkin lebih bisa membuatmu semakin terkejut."

"dari kejadian ini, ibu harap kedepannya kamu tidak akan panik lagi jika suatu saat bima mendatangi mu dengan kondisi berdarah. Memang itu sudah bagian dari pekerjaannya. Ibu harap kamu bisa menerima itu, dan mau menemani nya hingga akhir. Sebab tidak mudah bagi nya untuk menemukan mu. Dan menikahi mu adalah jalan satu-satunya agar dia tidak lagi terpisah oleh mu."

Dan masih banyak lagi hal yang di ungkapkan oleh ibu mertuanya. Sepanjang jalan, dari bandara menuju rumah sakit. Hingga mereka tiba diruang perawatan, yang lebih cocok dikatakan kamar hotel. Gladys bahkan tak pernah tahu jika ruang perawatan rumah sakit benar ada yang berbasis kamar hotel. Dia fikir hanya ada dalam tontonan drama saja.

Namun disana bima belum ada, sebab memang harus menjalani tindakan operasi dulu. Setelah itu baru akan di pindahkan keruang perawatan tadi.

"sambil menunggu suami mu selesai dengan tindakan operasi nya, bagaimana jika kamu membersihkan diri? Ibu membawakan pakaian untuk mu. Kamu harus terlihat cantik dan rapi saat nanti bertemu suami mu.," ucap nya sambil memberikan paperbag. Gladys menerima itu dengan mengucapkan terimakasih. Sebelum akhirnya dia benar-benar memilih masuk kedalam kamar mandi.

Gladys tidak banyak menyahuti ucapan ibu mertua nya, bukan karena tidak sopan. Tapi dia benar-benar bingung harus menjawab apa. Dia juga masih sulit untuk mencerna semua keadaan yang serba mendadak ini. Dia seperti belum siap, tapi sudah tertampar oleh kenyataan. Sama seperti waktu pernikahan nya.

Setelah selesai membersihkan diri, Gladys keluar dengan pakaian yang jauh lebih nyaman dari sebelumnya. Perasaan nya juga sudah lebih baik dari sebelumnya. Walau terlihat sederhana, tapi dia tahu pakaian yang dia kenakan saat ini tentu bukan lah barang murah seperti milik nya. terlebih jelas dari merk yang terpampang jelas di paper bag tadi.

Di sana Gladys tak lagi melihat ibu mertuanya, hanya diri nya dan bima yang sepertinya belum sadarkan diri. Namun dia sudah tidak menggunakan masker oksigen lagi. Wajahnya juga sudah terlihat lebih segar. Gladys kembali duduk di sebuah kursi yang berada disamping ranjang.

Entah kenapa setelah semua terasa lebih baik, perasaan kantuk perlahan menghampiri nya, mungkin karena terlalu lelah, dia tanpa sadar tertidur dengan posisi kepala nya bersandar di pinggir ranjang. Sambil memegangi tangan bima.

1
Innaa
semangat berkarya 😘
emili19
Gemesin banget si tokoh utamanya.
Mama Beby: yok terus ikutin kisah mereka🤗
total 1 replies
Black Jack
Ingin membaca lagi dan lagi.
Mama Beby: yuk, dibaca lagi. udah update nih🤗
total 1 replies
Tình nhạt phai
Cerita yang bikin baper, deh!
Mama Beby: terimakasih 🥰🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!