NovelToon NovelToon
Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Hati Yang Terlepas Dari Belenggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Keluarga
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Mengetahui kebenaran identitasnya sebagai anak angkat, tak membuat perempuan berumur 18 tahun itu bergeming. Bahkan kematian ibu angkat dan ayah angkat yang mengusirnya dari rumah, tidak membuatnya membenci mereka. Arumi Maharani, gadis lulusan SMA yang dibesarkan di keluarga patriaki itu memilih mencari jati dirinya. “Aku tunanganmu. Maafkan aku yang tidak mengenalimu lebih awal.” Izqian Aksa. Siapa Izkian Aksa? Bagaimana Arumi menjalani kehidupan selanjutnya? Dan akankah pencariannya mendapatkan hasil? Haloo semuanya… ketemu lagi dengan author.. semoga semua pembaca suka dengan karya baru author…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Bertemu

“Apa rencana kamu selanjutnya?” tanya Aksa setelah mereka sampai di rumah Arumi.

Belum sempat Arumi menjawab, ia mendapatkan panggilan dari Om Yanuar. Arumi pamit menjauh dan menjawab panggilan tersebut. Setelah selesai, Arumi kembali duduk di ruang tamu.

“Saya akan menunggu kabar dari Mas Ramlan, Kak. Sementara saya akan kembali ke Kota Pensiunan karena istri Om Yanuar sudah melahirkan.”

“Alhamdulillah… Apa kamu mau aku antar sekalian?” Karina melirik ke arah Aksa.

Pasalnya, mereka hanya libur 1 hari di hari Minggu. Jika mengantar Arumi ke Kota Pensiunan, mereka hanya akan bolak-balik perjalanan.

“Terima kasih, Kak. Tapi aku harus menolak karena akan merepotkanmu.” Jawab Arumi.

“Aku tidak merasa direpotkan. Justru aku merasa senang bisa membantumu.”

“Kakak sudah membantuku hari ini. Terima kasih untuk hari ini.”

Aksa tidak mau memaksa Arumi. Ia menganggukkan kepala mengalah. Mungkin ia yang terlalu buru-buru. Kesempatan membantu Arumi akan datang lagi di lain waktu.

Aksa dan Karina berpamitan pulang. Arumi mengantar mereka dan melambaikan tangan ke arah Karina yang menjulurkan kepalanya melambaikan tangan ke arahnya.

Saat Arumi ingin masuk ke dalam rumah, seseorang yang lewat di depan rumahnya menyindir.

“Jangan lupa dengan hijab yang menutupi kepala! Takutnya hijab hanya sebuah kedok.” Arumi hanya diam, tidak ingin meladeni.

“Punya tamu itu lapor, bukannya malah ikut keluar dan masuk desa seenaknya. Tidak ingat kalau situ pendatang?”

“Maaf, Bu Jati. Keluar masuk desa itu urusan saya dan tamu wajib lapor 1x24 jam.” Jawaban Arumi membuat Jati tidak senang.

Dengan sengaja Jati meninggikan suaranya agar bisa didengar orang lain.

“Anak perempuan tinggal sendiri di rumah tanpa pengawasan orang tua memang tidak memiliki aturan! Nanti kalau ada apa-apa baru menyesal.” Setelah mengatakannya, Jati berjalan ke halamannya yang ada di samping kanan rumah Arumi.

Orang-orang yang mendengar perkataan Jati hanya mendengarnya sekilas karena sudah hafal dengan sikap Jati yang sering berbuat onar.

Arumi menghembuskan nafas dalam dan masuk ke dalam rumah. Ia mulai mengemas pakaian dan keperluan yang akan ia bawa pulang, sekalian hadiah yang telah ia siapkan. Ia memutuskan untuk berangkat besok pagi.

“Sebaiknya aku titipkan siapa tanaman ini?” gumam Arumi melihat pokcoy hidroponiknya sudah berumur 2 minggu.

Tidak ada pilihan lain, akhirnya Arumi pergi ke rumah kepala desa. Ia mengutarakan jika dirinya akan kembali ke kota asalnya dan meminta tolong kepada Puji untuk memantau tanaman hidroponiknya.

Puji dan Arifin dengan senang hati membantu Arumi selama dirinya pergi. Dengan hati lega Arumi berterima kasih dan akan mengantarkan kunci besok pagi.

Keesokan paginya, Arumi tidak memasak melainkan membeli pecel di luar. Selesai sarapan, ia pergi ke rumah kepala desa mengantar kunci. Setelahnya barulah ia berangkat dengan menyetop angkutan umum untuk bisa sampai di terminal.

Dari terminal, Arumi membeli tiket bus di agen. Dengan membayar sebesar tiga ratus ribu rupiah, Arumi sudah mendapatkan bus kelas eksekutif AC. Jadwal keberangkatan masih satu jam lagi, Arumi memutuskan untuk berkeliling terminal melihat-lihat.

Di sisi lain.

“Aku izin beberapa hari. Aku ingin menemui adikku.” Kata Ramlan kepada mandor pekerjaannya.

“Kalau kamu izin, siapa yang akan menjadi tukang?”

“Masih ada yang lain. Aku tidak pernah meminta izin tiba-tiba sebelumnya, hanya untuk kali ini tolong berikan izin.”

“Baiklah. Berapa hari?”

“Paling lama seminggu.”

“Jangan bercanda! 4 hari.”

“Baik.”

Ramlan mengembangkan senyum kala berjalan keluar dari ruangan mandor proyek. Rekan kerjanya sampai bertanya-tanya kenapa Ramlan sampai mengambil izin. Tatapan rekan-rekannya tidak membuat Ramlan terusik.

Ia dengan senyuman pergi meninggalkan lokasi proyek dengan tas lusuhnya. Segera saat sampai di jalan raya, ia menghentikan bus antar kota untuk bisa pulang.

Sesampainya di kecamatan, ia naik ojek untuk sampai di rumah. Sayangnya, kepulangannya mengundang amarah sang istri.

“Kenapa pulang sekarang? Bukankah proyeknya belum ada 3 bulan?” tanya istri Ramlan, Legi.

“Aku mau menemui adikku.” Jawab Ramlan yang mengeluarkan motor tuanya dan mulai memanasi mesin.

“Adik? Sejak kapan kamu peduli dengan mereka?”

“Aku selalu peduli.”

“Mereka saja tidak pernah menanyakan kabarmu, untuk apa kamu peduli!”

“Itu urusanku. Aku yang seharusnya bertanya. Kenapa kemarin kamu mengusir adikku?” tanya Ramlan dengan tatapan tajam.

“Adik? Siapa?”

“Sudahlah! Ini gaji selama sebulan kemarin.” Ramlan menyerahkan amplop kepada Legi dan mengenakan helm bersiap pergi.

Legi menatap suaminya dengan tatapan kesal. Hubungannya dengan Ramlan semakin merenggang sejak suaminya memutuskan untuk bekerja proyek. Suaminya hanya akan pulang saat ada libur dan saat proyek selesai, lalu kembali bekerja jika mandor proyek menghubunginya.

Jika hanya karena tidak pulang, Legi tidak akan kesal. Yang membuatnya kesal adalah perhatian suaminya kepada keluarganya. Legi merasa iri dengan perhatian sang suami kepada adik-adiknya tidak sama dengan perhatian Ramlan kepadanya.

Sementara itu, Ramlan yang sudah hafal dengan kota kabupaten, segera menelusuri jalan untuk sampai di Alamat yang diberikan. Sayangnya ia tidak sengaja menghapus nomor yang memberikannya Alamat, sehingga ia tidak bisa menghubungi untuk mengabarkan kedatangannya.

“Permisi, Pak. Saya mencari rumah Arumi.” tanya Ramlan kepada seseorang yang sedang duduk di bengkel dekat gerbang desa.

“Arumi? Maaf, saya tidak kenal.”

“Kalau rumah lurah, dimana Pak?”

“Dari sini lurus saja, nanti ada plangnya di sebelah kanan jalan.”

“Terima kasih, Pak.”

Ramlan kembali melajukan motornya pelan sambil melihat plang yang dimaksud. Saat melihat plang, Rambel belok kanan menyebrang dan masuk ke dalam gang hingga sampai di pelataran kepala desa.

“Assalamu’alaikum Pak.”

“Wa’alaikumsalam.” Jawab Arifin yang sedang memandikan burung.

“Saya Ramlan, Pak. Saya mau tanya apakah di sini ada yang Bernama Arumi Maharani?” tanya Ramlan setelah menjabat tangan Arifin.

“Ramlan? Anda kakak dari Arumi?”

“Iya, Pak.”

“Duduk dulu!” Arifin meletakkan alat mandi burungnya dan mengajak Ramlan duduk di teras.

Beliau bertanya-tanya sebagai basa-basi. Kemudian Ramlan yang sudah tidak sabar bertemu dengan Arumi, menanyakan dimana adiknya tinggal.

Arifin mengatakan dimana Arumi tinggal dan memberitahu kalau Arumi sudah berangkat ke daerah asalnya karena ada keperluan.

“Kapan Arumi kembali?”

“Mungkin satu minggu lagi.”

“Bisa saya meminta kontaknya. Saya tidak sengaja menghapus nomornya kemarin.” Arifin mengangguk dan memberikan nomor Arumi.

Ramlan sedikit kecewa tidak bisa bertemu dengan sang adik. Tetapi ia tetap bersyukur karena bisa mendapatkan nomor Arumi. Ia bisa menghubungi Arumi dan mengajaknya bertemu nanti.

Setelah setengah jam berbincang, Ramlan berpamitan. Arifin melepas kepergian Ramlan dan segera mengabari Arumi.

Pak Kades Arifin: Arumi, kamu sampai mana? Kakakmu, Ramlan baru saja dari sini. Aku memberikannya nomormu, semoga dia segera menghubungimu.

Arumi yang memejamkan matanya, membuka mata saat merasakan getaran dari ponselnya. Saat membuka pesan dari Arifin, ia tersenyum. Sayangnya, ia belum ada rezeki untuk bertemu dengan sang kakak.

Arumi: Terima kasih, Pak. Saya baru saja masuk Kota Garam.

1
indy
syukurlah siti mau mencari arumi
Sunaryati
Setelah lamaran segera halali menurut agama dan negara, semoga niat Diti tulus seperti Ramlan
Sunaryati
Kehidupan sosial itu biasa Arumi ada yang suka dan ada yang tidak suka, apalagi jika iri, yang penting kita bisa membawa diri dan tidak melanggar norma
Sunaryati
Ayo Arumi tunggu apalagi, bukankah Aksa membebaskan kamu jika ingin kuliah, mungkin Aksa yang dikirim untuk menjemput bahagiamu Arumi
Sunaryati
Aku juga berharap Arumi berjodoh dengan Aksa dan segera menikah
indy
ayo Arumi, jawab dong...
indy
kasihan arumi. kok ada emak kayak gitu
Meymei: Ada kak 😊
total 1 replies
Sunaryati
Sabar, semangat Arumi, Bush kesabaran dan ikhlas menerima takdir biasanya hasilnya manis.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Terima kasih Thoor semoga sehat dan selalu semangat menulis, yang kuharap up. Mudah-mudahan Arumi dan Sisa berjodoh dan membawa kebahagiaan keduanya, apalagi Arumi, yang sejak kelas 5 SD, seperti ART.
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Susanti
semangat arumi
Meymei: Iya kak (Arumi)
total 1 replies
indy
kasihan arumi, kayak bener bener dibuang keluarganya. semoga ramlan bisa membuat rumi punya keluarga yang sebenarnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Semakin menarik, kutunggu Thoor
Sunaryati
Arumi gadis kuat, sejak kelas 5 SD sudah bisa menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga dan merawat uminya dengan baik, aku percaya Arumi akan lapang dan ikhlas menerima takdirnya
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
Sunaryati
Arumi tunggu apalagi jemput bahagiamu bersama Aksa
Meymei: Sabar kak, nanti cepat tamatnya 😅
total 1 replies
Sunaryati
Semoga hari dan kehidupanmu semakin baik Arumi, dan berjodoh pada orang yang bisa membahagiakan kamu
indy
ditunggu kakak...
Meymei: Siap kak😁
total 1 replies
Susanti
berasa kurang
Susanti: lanjut
Meymei: Kurang apa kak?
total 2 replies
indy
lanjut Arumi...
Sunaryati
Semoga Ramlan benar menunggu dan menerima Arumi dengan sepenuh hati
indy
Ramlan kakaknya Arumi ya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!