NovelToon NovelToon
ADARA Warna Hidupku

ADARA Warna Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:276
Nilai: 5
Nama Author: Red sage

Kevin Xander AdiJaya adalah cowok yang sangat susah mendapatkan kebahagiaan yang tulus dalam hidupnya. Kevin selalu di setir oleh papah angkatnya sehingga membuatnya menjadi sangat muak dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
Namun Kevin masih bertahan sejauh ini karena ada satu wanita di hidupnya, yaitu Adara Syila Alterina. Namun Kevin selalu gengsi menunjukan perasaannya kepada Dara, jadi ia selalu mencari cara agar bisa ribut dengan Dara.
Sampai suatu hari ada sepasang suami istri yang mengaku sebagai orang tua kandung Kevin, siapakah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red sage, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kuatlah Mah...

Hiks...hiks...hiks...

Suara Isak tangis terdengar dari dalam.

Deg. Kevin tertegun. Ia membuka pintu dengan cepat.

Pemandangan itu menghentak dadanya.

Bu Amira terduduk di lantai kamarnya, memeluk bingkai foto Kevin erat-erat sambil menangis tersedu-sedu.

Rambutnya tergerai, wajahnya pucat, tubuhnya jauh lebih kurus dari yang terakhir kali Kevin lihat. Air mata mengalir deras di pipinya.

Begitu melihat Kevin berdiri di ambang pintu, Bu Amira menatap dengan mata membelalak, seperti tak percaya. “Kevin… Kevin…” suaranya lirih berubah menjadi jeritan penuh haru.

Ia bangkit dan berlari, memeluk Kevin sekuat tenaga.

“Kevin! Nak… kamu pulang… kamu benar-benar pulang…” ucapnya histeris sambil terus menangis di pelukan Kevin.

Kevin memeluknya erat. “Maaf, Ma… Maaf… Aku nggak bermaksud ninggalin Mama…”

Tangis mereka pecah, menyatu dalam keheningan kamar yang penuh kenangan itu. Kevin mengelus rambut Bu Amira yang kini tampak lebih tipis, tubuhnya kurus, begitu rapuh.

“Mah… mama kurusan…” ucap Kevin pelan, penuh perasaan. “Waktu aku pergi, Mama masih sehat…”

Bu Amira hanya menggeleng sambil terus menangis. “Mama cuma sedih, Nak. Mama kangen kamu… Rumah ini sepi tanpa kamu…”

Kevin menghela napas panjang. Ingin rasanya ia tinggal. Ingin rasanya menebus semua luka itu. Tapi hatinya sudah memilih.

“Maah…” Kevin menatap mata Bu Amira yang basah, “aku nggak bisa tinggal di sini lagi. Tapi aku janji, aku bakal sering-sering main ke rumah. Asal mama janji satu hal.”

“Apa pun, Nak. Apa pun…” ucap Bu Amira terbata.

Kevin tersenyum lembut. “Kalau aku ke sini nanti, aku mau lihat mama sehat lagi. Mama harus makan yang banyak, istirahat cukup, dan senyum seperti dulu. Aku mau lihat mama bahagia.”

Bu Amira mengangguk, masih dengan air mata di pipinya, tapi kali ini ada sedikit cahaya di matanya, dan ia tersenyum menatap Kevin.

Itu adalah senyuman pertamanya, setelah kepergian Kevin.

“Itu senyum mama yang paling aku kangenin,” kata Kevin, memandang wajah wanita yang selama ini mengisi kekosongan hatinya.

Dan di sana, di tengah kamar yang dulu menyimpan sejuta kenangan, sebuah janji tumbuh: janji antara dua hati yang saling menyayangi, meski bukan sedarah—tapi sejiwa.

Kevin ingin berlama-lama di sana, menikmati waktu yang telah lama hilang. Namun, kenyataan memanggilnya lebih cepat dari yang ia harapkan.

Ketika matanya melirik jam dinding yang menggantung di atas televisi, ia terkejut. Sudah hampir Jam setengah tiga sore.

“Ma… aku harus pulang sekarang,” ucapnya pelan namun tergesa sambil bangkit dari duduknya.

Bu Amira menatapnya heran. “Sudah mau pergi? Baru sebentar…”

“Aku ada... urusan. Nanti aku balik lagi, Ma. Aku janji.”

“Tunggu sebentar, Nak. Mama belum puas ngobrol sama kamu,” pinta Bu Amira sambil mencoba menahan tangan Kevin. “Kamu nggak bilang juga tadi mau sebentar aja…”

Kevin tersenyum, mencoba tetap tenang. “Nanti ya, Ma. Aku pasti balik. Aku cuma... harus pergi sekarang.”

Ia tidak menjelaskan bahwa ia harus bekerja. Ia tahu mamanya akan melarangnya kalau tahu. Dan ia tidak ingin membuat perpisahan ini jadi lebih berat.

Setelah mencium tangan mama nya dengan khidmat, Kevin melangkah cepat keluar dari rumah. Begitu melewati gerbang, ia langsung berlari menyusuri jalanan kompleks perumahan menuju rumah kontrakan tempat ia tinggal bersama Vellos. Panas sore mulai menusuk kulit, tapi Kevin tak peduli. Ia hanya tahu satu hal, dia harus tiba sebelum terlambat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!