Misteri Proyek Mangkrak (Hantu Pohon Duwet)

Somad yang duduk di dekat Mbah Seno segera menuangkan air putih dari teko ke dalam gelas kosong.

“Diminum Mbah, jangan minum kopi nanti malah semakin batuk.” Ucap Somad sambil mengulurkan satu gelas berisi air putih jernih.

Mbah Seno pun cepat cepat menerima dan menegak air putih jernih di dalam gelas itu.

“Kenal Mbah?” tanya Yayuk lagi.

Mbah Seno menatap Yayuk. Somad dan teman temannya melanjutkan sarapannya namun masih ikut menyimak pembicaraan di pagi itu. Apalagi Somad, dia pun ikut penasaran dengan nama yang baru saja disebut oleh Yayuk.

“Tahu Bu, tapi saya tidak kenal. Ada apa ya?” ucap Mbah Seno dan malah balik bertanya.

“Tahu bagaimana Mbah?” tanya Yayuk lagi dan mengabaikan pertanyaan Mbah Seno.

“Ya tahu lah Bu. Dia orang kaya di desa ini. Dan itu Yatmi kan kerja di rumah Pak Waspo. Tarno juga kerja di proyek Pak Waspo itu setelah proyek di sini berhenti. Yatmi juga yang mencarikan kerja Tarno di proyek itu. Malah Yatmi dibunuh Tarno. Ada apa tho Bu?” tanya Mbah Seno selanjutnya.

DEG

Yayuk dan Somad sejenak tampak kaget. Saat mendengar ucapan Mbah Seno. Yatmi kerja di rumah Pak Waspo dan Tarno juga di proyek Pak Waspo.

Yayuk cepat cepat menetralkan ekspresi wajahnya..

“Tidak ada apa apa. Hanya urusan kerja saja. Dia kan kontraktor besar juga di sini. Apa dia punya rumah di dusun ini? Kok Yatmi bekerja di rumah dia?”

“Punya Bu, rumah dia banyak di mana mana ada rumah dia.” Jawab Mbah Seno.

“Dia tinggal di mana?” tanya Yayuk lagi yang semakin penasaran dengan Pak Waspo.

“Dia tinggal di kota. Ke sini hanya kadang kadang saja Bu. Rumah yang di sini tidak untuk tempat tinggalnya. Tapi untuk itu Bu apa itu namanya sste.. ste....” jawab Mbah Seno, dia kini tampak berpikir keras mengingat ingat suatu kata.

“Ste ste apa Mbah.. Rumah makan yang jual sate. Warung sate.” Saut teman Somad tanpa menoleh ke arah Mbah Seno, karena sedang menyendok makanannya.

“Bukan, bukan warung sate.. Tapi rumah biasa tidak jualan. Orang orang menginap di rumah itu. Biasanya saudara saudara orang komplek Bu yang menyewa, hanya beberapa hari.” Ucap Mbah Seno sambil menatap teman Somad lalu menatap Yayuk.

“Rumah rumah di komplek kan terbatas Bu, kalau kedatangan saudara tidak cukup untuk menginap. Apalagi yang memiliki anak lebih dari tiga.. Nah kalau kedatangan saudara, menginap di rumah Pak Waspo itu Bu.. lumayan ramai apalagi kalau musim hajatan dan musim liburan. Mereka lebih suka menginap di situ dari pada di hotel di kota..” ucap Mbah Seno lagi.

“Home stay Mbah..” saut Yayuk dan Somad secara bersamaan

“Iya benar itu hom ste..” ucap Mbah Seno sambil tersenyum dia tampak lega karena ingat istilah rumah Pak Waspo yang ada di dusun Argo Pura.

“Apa Yatmi kerja di home stay itu?” tanya Yayuk selanjutnya.

“Iya Bu. Yatmi bersih bersih di rumah itu. Kalau pas ramai ya kadang mencuci pakaian tamu tamu dan masak juga.” Ucap Mbah Seno lalu melanjutkan menyendok nasi di piring nya

“Di mana Mbah letak rumah itu?” tanya Yayuk yang masih penasaran..

Akan tetapi Mbah Seno belum menjawab karena sedang memasukkan nasi di mulut nya. Dan bersamaan dengan itu terdengar suara Respati..

“Ayo Bu, keburu siang.. Rencana kita hari ini agak banyak.” Suara Respati agak keras.

Suara mesin motor yang sudah dinyalakan pun mulai terdengar..

“Bentar Pak..” ucap Yayuk agak keras pula.

Yayuk masih berdiri menatap Mbah Seno yang masih mengunyah makanan. Yayuk masih penasaran dengan letak rumah Pak Waspo yang digunakan untuk home stay. Apalagi rumah itu tempat kerja Yatmi, yang hamil tanpa ada laki laki yang mau mengakui.

Mbah Seno yang merasa ditunggu jawabannya oleh Yayuk, cepat cepat menelan makanannya..

“Di sana Bu. Rumah Pak Kadus naik dikit.. Kalau sampeyan baru sampai rumah Pak Kadus ya belum lihat Bu. Rumahnya bagus, yang ada pagar bambu bambu kecil kecil itu.” Jawab Mbah Seno..

“Kalau tidak ada orang menyewa. Apa kosong rumah itu?” tanya Yayuk selanjutnya.

Mbah Seno hanya menganggukkan kepala nya.

“Yatmi kerja tiap hari Mbah?” tanya Yayuk lagi. Mbah Seno menganggukkan kepalanya lagi.

“Yatmi hamil tidak ada orang yang mengakui, Yatmi tidak berani mengatakan siapa yang melakukan. Kenapa orang orang menuduh penunggu pohon duwet itu yang menghamili Yatmi. Kenapa tidak menuduh orang orang yang datang ke home stay atau penunggu home stay itu yang menghamili Yatmi.” Ucap Yayuk agak ketus karena kesal, lokasi proyek Puri Argo Nirmala yang dijadikan sasaran.

“Bu.. Pak Waspo...” ucap Mbah Seno belum berlanjut namun suara Respati sudah terdengar berteriak teriak memanggil Yayuk lagi.

“Bu, ayo.. “ teriak Respati lagi. Kini dia pun sudah menjalankan motornya dan motor sudah berada di depan rumah yang ditempati oleh Somad dan teman temannya.

“Iya.. Iya...” ucap Yayuk dan segera membalikkan tubuhnya.

Yayuk terus melangkah menuju ke motor yang sudah dinaiki oleh Respati.

“Ayo Bu, aku sudah menghubungi bengkel yang bisa datang. Nanti akan datang kalau kita sudah selesai belanja.” Ucap Respati sambil menatap wajah cantik istrinya yang terus melangkah mendekati nya.

“Iya Pak. Aku dapat info kalau Yatmi dan Tarno kerja di tempat Pak Waspo. Nanti aku mau lihat rumah Pak Waspo yang digunakan untuk home stay, tempat Yatmi bekerja..” ucap Yayuk sambil naik di atas boncengan motor.

“Wah, Yatmi kerja di home stay jangan jangan ada tamu nakal ya Bu..” ucap Respati sambil melajukan motornya meninggalkan lokasi proyek itu.

Motor terus melaju melewati pintu gerbang dengan hati hati.. waspada kalau kalau masih ada paku tersisa atau ada tebaran paku lagi...

“Iya Pak, tapi kan tamu tamu itu pasti menyerahkan kartu identitas. Apalagi tamu tamunya saudara saudara orang orang komplek. Bisa dilacak juga sih kalau Yatmi mau mengatakan pelakunya. Tapi Yatmi kan hanya nangis dan bilang takut..” Ucap Yayuk.

Motor pun terus berjalan di jalan aspal di dusun itu. Udara pagi masih terasa segar karena belum banyak polutan di lokasi itu.

“Yatmi mengatakan yang sebenarnya pada Tarno tidak ya Bu..” ucap Respati sambil menoleh sekilas .

“Mungkin saat Tarno sudah luluh hatinya mau menerima Yatmi dan mereka pergi ke rumah sakit. Perkiraan ku kok Yatmi sudah mengatakan siapa laki laki yang menghamili nya pada Tarno..” ucap Yayuk..

Se saat motor sudah sampai di depan warung sembako dan sayur. Hati Yayuk tampak senang saat melihat sosok Bu Manto juga sedang belanja di warung itu..

“Pak itu ada Bu Manto. Coba aku tanya ke dia.” Ucap Yayuk saat Respati sudah menghentikan motornya.

“Bu, hati hati kalau tanya tentang Pak Waspo..” bisik lirih Respati pada istri tercintanya.

Di saat Respati baru saja berhenti berbisik terdengar suara motor berhenti di belakang motor Respati. Yayuk dan Respati pun menoleh ke arah suara itu..

Ekspresi wajah Yayuk yang tadi senang karena ada sosok Bu Manto, kini sirna saat melihat sosok yang baru datang mengendarai motor matic...