Cinta yang tak mendapatkan restu orang tua memanglah sulit, namun Ralina sari dan bagus cahyadi tak putus asa
meski telah dilarang menjalin hubungan namun nyatanya keduanya masih saling bersama dan berjuang untuk mendapatkan restu itu
keduanya telah menjalin hubungan sejak duduk dibangku SMA, Bagus yang merupakan kakak kelas Ralina. Bagus menyukai gadis itu sejak pertama kali melihatnya ketika ralina menjadi siswa baru
sampai saat ini keduanya telah menjalin hubungan selama lima tahun lamanya dan masih berharap hubungannya akan melangkah ke jenjang yang lebih serius
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fokus Untuk Kuliah
"mau kemana nak pagi-pagi!" bunda mira terbangun melihat lily sudah rapih dengan pakaiannya
"mau wawancara kerja bunda, doakan ya supaya lily diterima" lily semangat karena tahu panggilan kerjanya ditempat yang sama dengan bagus bekerja
pastinya bagus akan sangat senang juga jika keduanya bisa bersama bahkan saat bekerja
"dimana nak, bukannya kamu mau daftar kuliah nanti repot loh nak kerja sama kuliah" bunda mira mencegah lily untuk bekerja dan tak mau sampai pernikahan anaknya batal hanya gara-gara lily mengingkari janjinya
"bunda, aku masih bisa kuliah sore dan bekerja pagi hari aku juga ngga mau repotin kakak dan bunda terus, aku punya pernikahan impian dan ngga mau semua ditanggung kak.bagus"
Lily tak mau hanya mengandalkan suaminya saja nanti, apapun yang bisa lily kerjakan selama halal dan menghasilkan maka lily lakukan
"dek denger kata bunda deh, kalian sudah susah payah dapat restu masak kamu mau menyia-nyiakan kesempatan ini" sita juga angkat bicara persoalan adiknya
Sita tak mau perjuangannya membantu adiknya agar direstui pun tak mau hilang begitu saja
"kak, bunda. Aku cuma mau mandiri aja kok, kerja sambil kuliah kayak kakak ga cape kan kak?"
Lily juga ingin seperti kakaknya yang membiayai kuliahnya sendiri tapi kakaknya dapet beasiswa jadi tak banyak lagi uang yang dibutuhkan
"i-iya tapi kan kakak dapat beasiswa dek, pokoknya kamu boleh kerja kalau sudah lulus kuliah oke, semua akan kakak bantu bayar sampai kamu selesai kakak janji" sita bersikeras melarang adiknya menerima panggilan kerja dari rumah sakit yang sama dengan bagus. Padahal lily sangat berharap bisa bekerja disana dan bisa saling curi pandang dengan dokter tampan nanti
"kakak ngga setuju, dan kalau kamu mau kerja lebih baik batalkan menikah dengan bagus" sita mengancam lily
"sita, kamu kenapa sih kak, ada apa emangnya?" bunda mira jadi curiga karena anak sulungnya yang paling menentang lily bekerja
flashback on
"saya akan restui adikmu dan anak saya menikah, tapi jauhkan dia dari bekerja dilingkungan saya dan anak saya!
Saya tahu anak saya yang merekomendasikan adikmu, jadi cegah dia. Maka akan saya buat mamanya setuju dan merestui adikmu"
Ucap pak angga wijaya, papa bagus. Pada sita beberapa hari sebelum lily dan bagus tunangan
"baiklah, asal kamu juga janji untuk menyetujui hubungan mereka saya akan cegah adik ku bekerja disana" sita pun berjanji pada papa bagus
flashback off
"bu-bukan apa-apa bunda, sita sudah bekerja keras agar keluarga kita bisa setara dengan keluarga bagus, lily juga hanya diminta kuliah oleh keluarganya bukan bekerja. Jadi turuti saja saat ini, nanti bisa dibicarakan lagi sama bagus kalau sudah menikah. Tapi kalau ngga mau denger kata-kataku ya sudah terserah saja" sita meninggalkan bunda dan adiknya
Sengaja menghindari pertanyaan yang lebih jauh lagi dan takut sulit menjawabnya
"aku berangkat!" pamit sita, ada sebuah mobil yang berhenti didepan gang yang menunggu sita
Dari kejauhan lily melihat sita naik ke mobil tersebut "ah mungkin dosen atasan kakak"
Lily menghempaskan kecurigaannya pada sita, lalu kembali masuk ke rumah "bunda kakak marah ya sama aku?"
"engga marah, mungkin kakak ngga mau nanti terjadi masalah sama pernikahanmu. Sebaiknya dengarkan kakakmu dulu, ada benarnya juga kan!" bunda mira menasehati lily
"sudah sana ganti baju, dan belajar bukannya minggu depan ada tes masuk universitas?" bunda mira mengingatkan anaknya
"siap bunda sayang, aku akan jadi anak penurut sekarang. Bunda jangan khawatir!" lily kembali ke kamar
Karena kesulitan untuk belajar kebetulan sekali ingat sesuatu
"halo" lily menghubungi seseorang
"ya!" levi mengangkat panggilan lily
"galak amat pak, oh iya pak pasti belum sarapan kan?"
"belum, mau masakin saya emang?"
"saya ngga bisa masak pak, saya juga ngga bisa belajar pak"
"apa urusannya dengan saya, sudah saya mau ke pasar dulu belanja"
"eh tunggu jangan dimatikan! Pak, halo"
"iya, apa buruan!"
"saya punya banyak makanan, tapi ajari saya matematika sama bahasa inggris"
"saya guru olahraga! Saya matikan"
"pak, tunggu pak! udang pete balado, perkedel, tumis sayur, cukup? Tunggu mie instan 5 telur 5, bagaimana?"
"datanglah nanti habis ibadah magrib kalau niat mau belajar, ngga usah bawa apa-apa!"
Levi mematikan panggilan telfon lily
"yes, aku pasti masuk dengan mudah dengan bantuan pak magang yang sepertinya sedikit pintar" ucap lily dengan girang didalam kamar sendirian
"hm, calon suami sedang apa ya?"
Lily mengirim pesan pada bagus
"sayang, semangat bekerja calon husband aku" pesan lily dengan sematan emoticon love yang banyak dibelakangnya