【Baik, Cantik×Ganteng+Perselingkuhan,Cinta Segitiga+Cinta Manis, Komedi Romantis】Saat suamiku sibuk bermesraan bersama mantan kekasihnya, akupun tidak mau kalah! Dan pada akhirnya akupun memadu kasih dengan dia yang adalah......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirl_057, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 #
"Tanggapan Mas Chris gimana?"
"Dia nggak mau, mungkin kasihan sama Bapak. Tapi, Mbak punya feeling kalau kakakmu itu punya niat buat menikah dengan selingkuhannya." ucapku dengan tatapan kosong. Hatiku sakit, memikirkannya saja membuatku takut. Bagaimana jika itu sungguh terjadi.
Dibandingkan Mbak Lisa, penampilanku mungkin lebih sederhana. Aku tidak terbiasan berpakaian ketat dan tampil seksi saat keluar rumah, tubuhku bahkan tak sem0nt0k dirinya. Aku juga tidak suka mewarnai rambutku. Kami jelas sangat berbeda.
Namun, aku berusaha tampil cantik dengan caraku sendiri. Aku sudah berusaha maksimal memuaskan pandangan mata Mas Chris agar dia tidak bosan padaku. Nyatanya, usahaku sia-sia. Diluar sana, Mas Chris menyukai yang lebih mengg0d4 dari istrinya. Tentu saja, mencintai janda mungkin lebih menantang baginya.
"Bisa-bisanya Mas Chris kepikiran buat menikah lagi! Ini nggak bisa dibiarin, Mbak. Ibu harus tahu biar Mas Chris di marahin," ungkap Andre. Ia pun tampak kesal, sama sepertiku.
"Percuma, Andre. Cinta itu buta. Salah satu manusia yang sulit untuk disadarkan adalah saat dia jatuh cinta. Menyeret Ibu dalam masalah ini cuma bikin Ibu sama Bapak makin kepikiran."
Andre mengangguk setuju. Aku sendiri tidak ingin membuat orang tua kami khawatir. Biarkan kami menyelesaikan masalah kami sendiri. Jika semuanya memang sudah saatnya, mereka akan tahu dengan sendirinya.
Setelah pertengkaran hebat malam itu, Mas Chris tetap bekerja dan pulang ke rumah tepat waktu. Ia tak lagi mengambil lembur malam seperti sebelumnya. Mungkin, selama ini lembur malamnya hanya jadi alasannya untuk menemui janda simpanannya. Karena meskipun ia mengatakan sering lembur, namun aku tak pernah tahu betul gajinya lebih dari biasanya.
Sejak hari itu juga, Mas Chris tak pernah tidur di kamar kami. Laki-laki itu menghabiskan malamnya di depan layar televisi hingga pagi.
Kami pun tak pernah bertegur sapa. Dia bahkan selalu sibuk dengan ponselnya sejak pulang kerja hingga larut malam.
Aku diam bukan berarti membiarkannya begitu saja. Aku diam bukan karena sudah menerima kesalahannya. Hanya saja, aku belum bisa mengambil langkah yang harus aku lakukan selanjutnya. Terlebih, Mas Chris benar-benar enggan menanggapi permintaan perceraian dariku.
Namun, malam ini Mas Chris menghampiriku ke kamar. Ia tibatiba saja masuk dan duduk di tepi ranjang. Sementara aku sudah berbaring hendak memejamkan mata.
"Aku mau ngomong, Ketty." Aku berusaha tetap tenang. Aku harus tetap berpikir jernih dan mengendalikan diri. Tak akan aku menangis histeris lagi seolah-olah aku mengemis belas kasih darinya lagi.
"Kamu kan tahu sendiri, selama ini aku nggak pernah puas sama kamu. Aku nggak selera lagi sama kamu. kamu nggak bisa ngasih kepuasan buat aku, Ketty!" ucapnya terus terang.
Oh, terus gimana Mbak Lisa, Mas? Apa kamu benar-benar puas kalau sama dia? Enak?" tanyaku.
Mas Chris mengerutkan kening, menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Kenapa? Kamu pikir aku nggak tahu? Aku nggak sebodoh itu, Mas. Selama ini, kamu pasti menjerit keenakan sama Mbak Lisa. Janda itu pasti udah bikin kamu lupa diri sampai-sampai berbua bejat di belakangku!"
"Harusnya kamu tahu diri, Ketty! Kamu itu nggak bisa bikin aku berselera lagi. Tiap sama kamu, aku nggak bisa bertahan lama. Bukankah ini salahmu? Kamu nggak bisa bikin suamimu puas di ranjang. Sementara..."
"Sementara Mbak Lisa bisa?" Aku memotong kalimatnya.