CEO Tampan Bukan Sang Pewaris

Kini mereka bertiga makan siang bersama di salah satu Restoran dekat Rumah Sakit, Siksa terus saja bersikap manja terhadap Darren, sehingga membuat Aqila muak padanya.

"Kak, kok Kak Darren bisa tahu makanan kesukaanku? Padahal aku belum pernah deh memberi tahunya sama Kakak!"

"Itu karena aku diam-diam mengagumimu Sis, hanya saja caraku memperlakukanmu agak berbeda tidak seperti pria pada umumnya, karena pada waktu itu aku belum yakin dengan apa yang aku rasakan padamu!"

Deg!

Siska langsung terdiam saat Darren berkata seperti itu, sedangkan Aqila yang saat ini bak kambing conge hanya bisa diam seribu bahasa namun perasaannya begitu kesal dan juga dongkol, ia benar-benar tidak terima atas sikap Kakaknya yang seperti itu, meskipun ini semua hanyalah akting belaka.

"Oh iya sis, Sabtu besok kau ada acara tidak? Kebetulan aku ada jadwal kosong dan.. emmhhhhh tadinya aku ingin mengajakmu nonton!" kali ini Darren berusaha mengeluarkan jurus terjitu nya, pikirnya setiap wanita pasti tidak akan pernah menolak jika di ajak pergi di saat malam minggu,karena banyak pasangan muda-mudi yang pergi pada saat itu.

"Mau..aku mau banget kak! Kebetulan aku tidak ada acara apapun pas hari sabtu." jawabnya dengan kedua bola matanya yang berbinar.

Aqila yang mendengarnya, ia hanya bisa menghela napasnya.

Setelah acara makan siang selesai, Darren kembali mengantar Aqila dan Siska ke rumah sakit, Darren sempat melirik ke arah Aqila secara sepintas, didalam benaknya ia ingin sekali memeluknya, namun kali ini Darren harus bisa menahan dirinya dan juga perasaannya, Darren berusaha untuk menguburnya dalam-dalam.

Kali ini tidak ada percakapan yang berarti antara Aqila dan Darren karena Darren lebih fokus untuk menjalankan misinya, bagi Aqila hari ini adalah hari yang paling memuakan untuknya.

Satu bulan berlalu begitu cepat, kini Siska dan Darren sudah menjalin kasih dan keduanya telah dinobatkan sebagai pasangan kekasih, Siska benar-benar serasa mimpi jika dirinya saat ini merupakan wanita pertama yang menjadi kekasihnya Darren, Aqila sendiri entah kenapa ia merasa tidak rela kakaknya jadian dengan Siska, beruntungnya Maura selalu memberikan pengertian kepada Aqila. Bahkan Maura sempat berpikir jika sikap Aqila terhadap Darren cukup berlebihan, rasa cemburu yang ia tunjukan tidak seperti rasa cemburu seorang adik terhadap kakaknya tapi layaknya seperti seorang kekasih.

'La, jangan bilang perasaanmu terhadap kak Darren lebih dari sekedar kakak beradik, apakah mungkin kau menyukai kak Darren layaknya seorang pria? Aish...saat melihat kak Darren menatap Aqila pun aku merasakan hal yang lain didalamnya, kak Darren seolah memiliki perasaan lebih terhadap Aqila! Ayo Maura kau jangan berpikiran yang tidak-tidak, ini semua tidaklah mungkin terjadi!' batinnya terus menyangkalnya.

Akhirnya Siska mulai memperkenalkan Darren tehadap keluarganya, Siska tidak memberitahukan hubungannya selama ini kepada keluarganya, dan pikirannya malam ini adalah waktu yang tepat untuk meresmikan hubungannya, bahkan Steven sang kakaknya sendiri tidak mengetahui akan hal ini.

"La, bagaimana menurut mu dengan penampilan ku sekarang? Apakah sudah bagus?" tanya Darren sambil berdiri didepan pantulan Cermin.

Kemudian Aqila begitu malas menjawab pertanyaan dari sang kakak.

"hemm...!"

Darren sempat mengerutkan dahi."Kamu kenapa La? Sepertinya dari raut wajahmu menunjukan jika kamu tidak menyukai aku dekat dengan Siska, bukankah ini semua aku lakukan demi misi kita selama ini!" Kali ini Darren berusaha memberikan penjelasan kembali terhadap Aqila.

"tapi kak, jika sampai kakak terbawa perasaan bagaimana?"

Deg!

Darren langsung diam membisu, dari arah pembicaraan Aqila, seolah ia telah menunjukan rasa cemburunya, dan tentunya Darren sangat menyukai hal itu.

Kemudian Darren mencoba mendekat ke arahnya yang saat ini berdiri tepat di belakangnya.

Darren menatap dalam Aqila, lalu dengan mudahnya ia mencangkup wajahnya."Apakah kau cemburu pada Siska, La?"

Perkataan dan sikap dari Darren yang seperti itu telah membuat sekujur tubuhnya bergetar hebat, bahkan detak jantungnya berdegup kencang.

"Kak, kenapa kakak malah berpikir seperti itu!" jawabnya tidak berani menatap sepasang bola mata sang kakak yang terus saja menatap dalam ke arahnya.

"Tinggal jawab saja apa susahnya sih La? Kau cemburu melihat aku dekat dengan Siska?" ucapnya kembali namun penuh penekanan.

Sontak Aqila berusaha untuk menghindar dari kakaknya, ia mencoba menjauh kan tubuhnya dari jangkauannya.

"Aku tidak mungkin cemburu kak, kau itu adalah kakakku yang sangat aku sayangi, aku tidak suka saja melihat kakak dekat dengan Siska, apalagi sifat Siska itu sangat menyebalkan, baik aku dan Maura sangat tidak menyukainya!" perkataan dari Aqila telah membuat Darren diam membeku, padahal ia pikir Aqila benar-benar telah cemburu seperti seorang wanita yang telah menyukai seorang pria, namun semuanya tidak sesuai ekspektasi nya, ternyata Aqila masih mengaggap dirinya sebagai seorang kakak yang disayanginya.

Kediaman Miko Wijayanto.

Malam ini di kediaman Tuan Miko sedang di sibukkan dengan acara makan malam untuk menyambut seseorang yang akan Siska perkenalkan terhadap keluarganya, entahlah apa yang akan terjadi jika seandainya Tuan Miko dan Steven tahu siapa pria yang telah menjadi kekasihnya Siska, dan Siksa pun berencana ingin secepatnya membawa hubungannya bersama dengan Darren ke jenjang yang lebih serius lagi, tentunya sebuah pernikahan yang sangat ia dambakan selama ini, ternyata banyak rahasia yang tidak Siska ketahui tentang masalalu Papahnya, berbeda dengan Steven, sedari awal ia sudah tahu jika Darren adalah putra dari ibu tirinya yang sudah lebih dari sepuluh tahun menggantikan posisi nyonya di rumah ini setelah ibunya meninggal akibat sakit yang di derita, Steven sendiri selalu menyalahkan Ibu tirinya atas kematian ibunya, karena Papahnya telah diam-diam menikahi ibu tirinya di saat ibunya sedang sekarat.

"Putriku, kau telah membuat Papah penasaran dengan calon suamimu itu, cerita lah sedikit tentang dirinya, Papah ingin tahu banyak tentangnya!" Tuan Miko mencoba membujuk putrinya sembari mengusap lembut kepalanya, kali ini penampilan Siska terlihat sangat berbeda, ia begitu cantik dan juga elegan.

Kemudian Siska menatap wajah Papahnya yang sudah dipenuhi oleh garis halus di wajahnya namun itu semua tidak menutupi wajah tampannya.

"Pah, aku yakin pasti Papah bangga dengan calon suamiku ini, dia adalah seorang CEO hebat, dan sangat di andalkan oleh perusahaan, pasti Papah juga telah mengenalnya!" ujarnya tersenyum lebar, sedangkan Papahnya malah mengerutkan dahi.

"Papah juga mengenalnya, apakah iya putriku? Bisa kau sebutkan siapa nama calon suamimu?" Tuan Miko berusaha mendesak putrinya.

"Eits...rahasia dong Pah, kalau aku bilang sekarang, namanya bukan kejutan lagi Pah, kita tunggu sebentar lagi ya, soalnya kekasihku sudah on the way menuju kesini." jawabnya tersenyum bahagia.

Akhirnya Tuan Miko berusaha bersabar menunggu calon menantunya, ia sudah tidak sabar mengetahui siapa sosok pria yang telah dicintai oleh putri kesayangannya.

Tiin!

Bunyi klakson dari sekitar halaman kediaman Wijayanto telah membuat Siska buru-buru pergi menuju pintu masuk ruang utama, iya yakin jika Darren lah yang saat ini sudah berada di sana.

Dan benar saja, saat turun dari dalam mobil, Darren berpenampilan bak pangeran yang turun dari atas kuda putih sambil membawa bucket bunga untuknya.

"Selamat malam calon istriku!" sapa Darren sembari mengecup pucuk kepalanya.

Diperlakukan manis seperti itu, Siska benar-benar dibuat meleleh, akhirnya ia meraih bucket bunga mawar merah dari darren, ia langsung menggandeng tangannya dan bergelayut manja.

'Semoga semua ini segera berakhir, aku sudah sangat muak dengan sandiwara ini!'keluh Darren dalam hati.

Bersambung...

☘️☘️☘️☘️☘️