Eclipse, organisasi dunia bawah yang bergerak di bidang farmasi gelap. Sering kali melakukan uji coba demi mendapatkan obat atau vaksin terbaik versi mereka.
Pada awal tahun 2025, pimpinan Eclipse mulai menggila. Dia menargetkan vaksin yang bisa menolak penuaan dan kematian. Sialnya, vaksin yang ditargetkan justru gagal dan menjadi virus mematikan. Sedikit saja bisa membunuh jutaan manusia dalam sekejap.
Hubungan internal Eclipse pun makin memanas. Sebagian anggota serakah dan berniat menjual virus tersebut. Sebagian lain memilih melumpuhkan dengan alasan kemanusiaan. Waktu mereka hanya lima puluh hari sebelum virus itu berevolusi.
Reyver Brox, salah satu anggota Eclipse yang melawan keserakahan tim. Rela bertaruh nyawa demi keselamatan banyak manusia. Namun, di titik akhir perjuangan, ia justru dikhianati oleh orang yang paling dipercaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gresya Salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Carlo sudah memberikan perintah, para bawahan pun secepatnya bertindak. Dokter Roy dan Dokter Daniel membawa mayat tersebut untuk diautopsi dan diperiksa bersama tim forensik.
Sementara Andress bergegas memeriksa kembali keaman Eclipse, sekaligus mengumpulkan saksi mata yang tadi melihat kedatangan para anak buah, terutama yang sekarang sudah tak bernyawa.
Huru-hara yang begitu menggemparkan, dalam waktu singkat sampai pula di telinga Martha. Dia yang saat ini sibuk di laboratorium, sejenak terdiam dan memikirkan semuanya.
Tak beda hal dengan Carlo, pikiran Martha pun terarah pada Reyver. Meski ada rasa tak percaya karena cukup mustahil bagi seorang Reyver untuk mengacak-acak keamanan Eclipse, tetapi ... siapa lagi yang ada kemungkinan melakukan itu semua?
"Dia nekat dan keras kepala. Keinginan baginya sama seperti ambisi. Tapi ... jika itu memang Reyver, bagaimana cara dia melakukan ini? Kemampuannya tidak sebesar itu untuk lolos dari keamanan Eclipse. Dan ... kenapa dia tidak mengatakan apa-apa padaku? Bukankah selama ini tidak ada rahasia di antara kami?"
Batin Martha berkecamuk, bimbang dengan banyak hal. Termasuk hubungannya dengan Reyver sekarang, benarkah masih sama seperti sebelumnya?
Lantas desah napas kasar keluar dari bibir Martha, beriring mata yang memejam dan kepala yang menggeleng, seolah ingin melepaskan semua penat yang menyesakkan.
"Ah, entahlah," gumam Martha sangat pelan, sebelum akhirnya kembali bergelut dengan pekerjaan, meskipun tidak sepenuhnya fokus.
Pikiran Martha tak bisa tenang, terus mengembara ke mana-mana. Bahkan, sempat ada sedikit sesal karena langkah hidup yang mungkin benar atau mungki salah.
'Aku mencintai dia, tapi aku juga bisa tanpa dia.'
Sebuah kalimat yang muncul begitu saja dalam hati Martha. Namun, entah dari mana datangnya bisikan barusan. Benar dari hati atau sekadar pikiran yang muncul sesaat karena keadaan yang terlalu kalut.
________
"Saya sempat melihat dia keluar dari mobil sambil menyeret koper besar. Saya tidak tahu apa isinya. Waktu itu saya juga punya pekerjaan sendiri, jadi tidak terlalu memperhatikannya, Tuan."
Saksi dari seorang pria yang bekerja sebagai asisten dokter di tim medis Eclipse. Katanya, saat itu dia juga berada di basement karena akan pergi keluar.
Namun, kesaksian ini tidak masuk akal. Andress lantas membentaknya dan menuduhnya berbohong. Bagaimana tidak, dia dan Carlo sendiri yang menyaksikan rekaman tersebut. Tidak ada koper besar, pria itu keluar hanya dengan membawa ponsel.
"Saya berani bersumpah, Tuan. Saya memang melihatnya menyeret koper. Saya sedang terburu-buru jadi tidak sempat bertanya, apalagi memastikan apa isi dari koper tersebut."
Meskipun Andress sudah membantah ucapannya dengan tegas, tetapi pria tersebut tetap bersikeras dengan kesaksiannya.
"Apa yang dia katakan memang benar, Tuan, karena saya juga melihatnya sendiri. Waktu itu dia hendak membuka pintu ruangannya, dan memang membawa koper besar. Saya sempat menyapa, tapi dia tidak menoleh. Mungkin tidak mendengar. Jadi saya lanjut bersih-bersih, Tuan."
Salah seorang yang bekerja sebagai cleaning service turut memberikan kesaksian, yang sialnya malah membuat keadaan makin janggal.
Andress sangat ingat, di dalam rekaman lelaki tersebut tidak bertemu siapa pun, dan tentunya tidak membawa koper. Lantas, mengapa kesaksian mereka bisa berbeda?
"Jika Tuan Andress masih tidak percaya, kita tanyakan pada penjaga gerbang. Pada jam tersebut saya keluar atau tidak," sambung asisten dokter yang sama sekali tak rela jika kesaksiannya dianggap dusta.
Melihat tekad keras bawahannya, Andress tidak punya pilihan lain, selain melihat kembali rekaman itu. Mungkin ada titik terang atas kejanggalan yang terjadi saat ini.
Dan ... benar saja. Sebelum lelaki yang kini telah meninggal, keluar dari mobil, di ujung basement ada mobil milik asisten dokter sedang terparkir. Namun, pada detik di mana lelaki tersebut keluar sambil menelepon, mobil milik asisten dokter sudah raib. Tanpa ada rekaman yang memperlihatkan ke mana perginya mobil tersebut. Seolah lenyap begitu saja.
Wajah Andress tegang seketika. Dengan kejanggalan yang ia temukan barusan, artinya dua saksi mata tadi tidak berbohong. Memang itulah yang mereka lihat.
"Hanya ada satu kemungkinan, rekaman CCTV telah dimanipulasi. Dan orang yang keluar mobil dengan bugar bukanlah lelaki yang kini telah menjadi mayat. Mereka adalah dua orang yang berbeda. Artinya ... ada penyusup yang sudah berhasil masuk Eclipse," batin Andress. Keringat dinginnya membasah di wajah dan sekujur tubuh, menyadari bahwa keamanannya telah diacak-acak orang.
"Reyver ...."
Persis seperti Carlo dan Martha, nama Reyver yang pertama kali muncul dalam pikiran Andress.
Bersambung...