Fifty Days

Fifty Days

Bab 1

'Cepat kembali ke Eclipse! Kita tidak punya banyak waktu, target harus selesai bulan ini!'

De-sah napas panjang keluar dari bibir lelaki yang sedang mengisap rokok dengan nikmat di balkon kamar. Seolah tidak merasakan hawa dingin yang dibawa hujan di luar sana, ia tetap duduk dengan tenang pun dengan penuh beban.

Reyver Brox, nama lelaki itu. Nama yang sudah menemani langkah hidupnya selama tiga puluh dua tahun. Ia-lah yang menjadi saksi hitam-putihnya lembaran kisah seorang Reyver Brox selama ini.

Di mata keluarga dan orang sekitar, Reyver adalah lelaki baik yang punya jasa besar bagi banyak orang. Bagaimana tidak, dengan menyandang gelar Doktor Farmasi, dia bekerja sebagai apoteker di rumah sakit besar. Dia ikut mengambil peran penting dalam kesembuhan pasien-pasien, yang memang menggantungkan harapan lewat tenaga medis.

Namun, siapa sangka, di balik semua sisi positif yang ada pada dirinya, ada pula sisi gelap yang menjadi rahasia terbesarnya. Ia tergabung dalam organisasi farmasi gelap yang kerap kali membutuhkan 'kelinci percobaan' untuk bahan penelitian. Sungguh, sangat bertentangan dengan profesinya sebagai apoteker.

Kini, lelaki itu membuang rokoknya yang masih tersisa setengah. Lantas, mendongak dan kembali mende-sah. Ia seolah mengadu pada langit dan malam, tentang beban berat yang terpaksa harus dipikul di pundaknya.

"Andai dulu aku tidak pernah bergabung di Eclipse," batin Reyver, syarat akan penyesalan.

Empat tahun lalu, dia tergiur dengan tawaran temannya. Menjadi anggota Eclipse dengan iming-iming gaji yang fantastis. Memang tidak salah, gaji bulanannya dua puluh kali lipat gaji di rumah sakit. Namun, dia lupa, ada harga yang yang harus ditebus untuk itu semua.

Keanggotaan Eclipse sistemnya permanen. Tidak ada seorang pun yang bisa keluar dari organisasi itu, kecuali berani mati. Reyver pula mengalami nasib yang sama. Meski latar belakangnya tidak sembarangan, tetapi power-nya belum cukup kuat untuk melawan pimpinan Eclipse, yang notabenenya adalah seorang mafia kelas dunia.

Selagi Reyver masih hanyut dalam pikiran yang tak menentu, ponsel di genggaman tangannya bergetar. Ada panggilan masuk dari Marthea Michelle, kekasihnya, yang sama-sama tergabung di Eclipse.

"Rey, apa urusanmu dengan keluarga belum selesai? Tuan Carlo sudah menunggumu, berulang kali dia menanyakanmu padaku."

Baru saja Reyver menempelkan ponsel di telinganya, sang kekasih sudah menginformasikan hal yang sama, yakni perintah pimpinan Eclipse agar dirinya segera kembali. Persis seperti pesan yang dikirim Carlo beberapa menit lalu.

"Jangan membuat Tuan Carlo marah, Rey. Kau tahu sendiri bagaimana buruknya dia saat emosi."

Reyver menarik napas panjang. Kemudian berdecak sambil memijit pelipis.

"Rey ...."

"Martha, aku ... tidak bisa melakukan ini. Ambisi Tuan Carlo sudah gila. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan. Tua dan mati adalah hal yang pasti, kita tidak bisa menolaknya," sahut Reyver dengan cepat.

"Aku mengerti. Tapi, apa bisa kita membantahnya? Nanti kita sendiri yang akan mati, Rey."

Reyver diam cukup lama. Berpikir dalam dilema. Antara menuruti perintah Carlo yang gila atau membangkang tetapi mempertaruhkan keselamatan diri dan keluarga.

"Rey!"

"Ini sangat buruk, Martha. Kita sama saja dengan melawan kodrat. Bayangkan, apa jadinya jika manusia tidak bisa tua dan mati, sementara kelahiran terus berlanjut. Bukankah dunia akan penuh sesak? Dalam jangka panjang, pasti banyak pembunuhan dan peperangan demi mempertahankan hidup masing-masing, karena di dunia ini segalanya serba terbatas," ucap Reyver.

"Aku mengerti, Rey. Aku pun berpikir sama sepertimu. Tapi, apa yang bisa kita lakukan?"

Mendengar jawaban Martha, Reyver hanya bisa mengepal dengan kuat, ekspresi kekesalan yang tak ada pelampiasan.

Carlo Leonardo, pria yang tegas dan kejam itu, sudah memegang data-data keluarga anggota Eclipse. Tak terkecuali data dari keluarga Reyver. Sekali saja Carlo memberikan perintah, keluarganya pasti hancur dalam hitungan detik.

Itulah kebodohan terbesar dalam hidup Reyver. Mengapa dia harus berhubungan dengan Carlo, orang gila dengan ambisi yang di luar nalar. Sekarang, sudah terlambat untuk menyesal. Waktu dan pilihan tak bisa berjalan mundur. Mau tidak mau harus menurut pada perintah Carlo, demi keselamatan diri dan orang-orang yang disayangi.

"Rey, kau masih mendengarku?"

Reyver menarik napas berat. "Ya, aku sudah paham apa yang harus kulakukan. Martha, aku akan secepatnya kembali ke Eclipse."

"Baguslah, Rey. Memang hanya itu yang bisa kita lakukan."

"Iya." Reyver menjawab singkat, lalu melanjutkan ucapannya dalam hati, "Sejak awal bergabung dengan Eclipse, seharusnya aku sudah memikirkan konsekuensi ini."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Apriyanti

Apriyanti

aku mampir Thor
semangat trus dlm berkarya Thor 🙏💪

2025-05-03

2

Manatu Atu

Manatu Atu

kurang kaya apa lagi keluarga loe mas mas.... malah gabung sama eclips

2025-05-30

1

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

kembali hadir disini, sist salsa

2025-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!