NovelToon NovelToon
Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Ternyata, Aku Salah Satunya Di Hatimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: X-Lee

Di balik kebahagiaan yang ku rasakan bersamanya, tersembunyi kenyataan pahit yang tak pernah ku duga. Aku merasa istimewa, namun ternyata hanya salah satu dari sekian banyak di hatinya. Cinta yang ku kira tulus, nyatanya hanyalah bagian dari kebohongan yang menyakitkan.


Ardian memejamkan mata, napasnya berat. “Aku salah. Tapi aku masih mencintaimu.”


“Cinta?” Eva tertawa kecil, lebih mirip tangis yang ditahan. “Cinta seperti apa yang membuatku merasa sendirian setiap malam? Yang membuatku meragukan harga diriku sendiri? Cintamu .... cintamu telah membunuhku perlahan-lahan, hingga akhirnya aku mati rasa. Itukah yang kamu inginkan, Mas?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon X-Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Perdebatan

Julia menghampiri kakaknya dan suami sahabatnya dengan langkah penuh amarah. Dia berkacak pinggang, matanya menatap tajam seperti mata elang yang siap mencabik mangsanya. Nafasnya memburu, menahan kemarahan yang nyaris meledak.

"Pergi kamu dari sini! Jangan pernah injakkan kakimu lagi ke halaman rumah saya!" seru Julia dengan suara setengah berteriak, nada suaranya menggetarkan udara sore itu.

Namun Ardian bergeming. Dia berdiri kaku di depan Julia, wajahnya keras, tapi sorot matanya menunjukkan kegundahan. Dengan suara yang lebih tenang, namun penuh putus asa, dia berkata, "Saya enggak bakalan pergi. Suruh Eva keluar dulu, Julia. Saya ingin bertemu dengannya. Saya mohon."

Ardian hampir menundukkan harga dirinya di hadapan perempuan ini, asalkan bisa sekali saja bertemu Eva, berbicara, menatap mata perempuan yang begitu dicintainya.

Julia mendengus keras. "Eva enggak mau lagi ketemu kamu, Ardian. Enggak mau!" ucapnya keras, seolah ingin memastikan Ardian benar-benar mengerti. "Lagi pula, urus saja istri kedua kamu itu! Jangan ganggu Eva lagi. Dia sudah cukup menderita karena kamu. Masih banyak laki-laki baik di luar sana yang mau menikahi perempuan sebaik dan secantik Eva. Bukan laki-laki kejam macam kamu!"

Ardian mengepalkan kedua tangannya. Ada luka di matanya, tapi tekadnya bulat. "Sampai mati pun, saya enggak bakal menceraikan Eva," katanya lirih tapi tegas. "Dia selamanya akan menjadi istri saya. Saya enggak peduli apa pun yang terjadi."

Arsen, yang sejak tadi hanya diam mengamati, kini mengerutkan kening. Dia memandang adiknya, Julia, lalu bergeser memandang Ardian, rekan bisnis yang selama ini dia hormati. Rasanya tak percaya bahwa pria yang selalu terlihat bijaksana dalam urusan kerja bisa sepicik itu dalam urusan hati. Dia paling benci dengan yang namanya sebuah pengkhianatan cinta.

Karena mama nya adalah korban dari penghianatan cinta yang telah dilakukan oleh sang papa. Papa nya menikah lagi dan meninggalkan sang mama. Hingga akhirnya mama nya terpuruk dan bunuh diri. Saat itu, Arsen berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Hatinya hancur saat sang melihat mama melakukan hal nekat itu.

Dan sekarang dia baru tahu, Eva—sahabat adiknya yang sudah dianggap seperti keluarganya sendiri—ternyata adalah istri Ardian. Segalanya mulai masuk akal. Pantas saja Ardian mendadak datang kemari dengan wajah kusut.

Namun itu bukan satu-satunya yang mengganggu pikirannya. Ingatan tadi malam kembali berputar di kepalanya: Eva berjalan sendirian di tengah derasnya hujan, tubuhnya menggigil hebat, langkahnya sempoyongan. Saat tubuh mungil itu ambruk, Arsenlah yang berlari menembus hujan dan menangkapnya sebelum membentur tanah. Tanpa berpikir panjang, dia membawa Eva pulang, membaringkannya di sofa ruang tamu, berusaha menghangatkan tubuhnya yang kedinginan.

Melihat Eva dalam kondisi seperti itu, hatinya remuk. Dia tahu, luka Eva bukan luka biasa. Itu luka yang diukir dalam-dalam oleh seseorang yang seharusnya melindunginya.

"Kamu itu benar-benar jahat, Ardian!" pekik Julia, emosinya memuncak. "Kamu enggak mau melepaskan Eva, tapi kamu juga enggak mau melepaskan perempuan itu. Kamu benar-benar laki-laki serakah! Kamu pikir Eva boneka yang bisa kamu simpan dan mainkan sesuka hati?"

Suasana di halaman rumah itu memanas. Hujan yang baru saja berhenti meninggalkan udara lembab yang menyesakkan dada. Ardian hanya berdiri di situ, membiarkan hinaan Julia menghujam dadanya. Dia sadar, dia salah. Tapi hatinya tetap menjerit, menginginkan Eva kembali ke sisinya.

Di sudut lain, Arsen mengepalkan tangannya, menahan diri untuk tidak ikut turun tangan. Dia tahu, ini urusan hati yang rumit. Tapi dalam hati kecilnya, dia berjanji: dia tidak akan membiarkan Eva terluka lagi. Tidak di bawah pengawasannya.

Ardian masih berdiri kaku, seolah kata-kata Julia telah membekukan seluruh tubuhnya. Tatapannya kosong, tapi di balik itu, badai sedang mengamuk dalam dadanya. Dia ingin berteriak, ingin menjelaskan semuanya. Tapi untuk apa? Tak ada seorang pun di sini yang mau mendengarnya. Tak ada seorang pun yang percaya pada ketulusan hatinya.

"Julia, tolong," suara Ardian terdengar parau, hampir tak terdengar. "Biarkan saya bicara sekali saja dengan Eva. Saya janji, setelah itu saya akan pergi."

Julia melipat tangannya di depan dada, memandang Ardian dengan jijik. "Eva itu hampir mati gara-gara kamu! Kamu pikir kami akan membiarkan dia ketemu sama kamu lagi? Jangan mimpi, Ardian!"

Dia melangkah maju, mendekat, menatap tajam ke mata pria itu. "Kamu itu racun buat hidup Eva. Kalau kamu benar-benar mencintai dia, kamu seharusnya pergi. Biarkan dia bahagia tanpa kamu!"

Sebuah hentakan emosi yang berat membuat Ardian ingin membalas, tapi langkah berat di belakang Julia membuat semua mata berpaling.

Eva berdiri di sana.

Tubuhnya masih lemah, selimut tipis melingkupi bahunya, wajahnya pucat, tapi matanya menatap Ardian dengan tatapan yang sulit diartikan: kosong, lelah, dan terluka.

"Eva..." bisik Ardian, suaranya bergetar.

Eva tidak berkata apa-apa. Matanya menatap dalam, seolah ingin menghapus semua kenangan yang dulu pernah dia simpan tentang pria di depannya ini.

Arsen segera menghampiri Eva, ingin melindunginya, tapi Eva mengangkat tangannya, memberi isyarat bahwa dia ingin menghadapi ini sendiri.

"Eva, kenapa kamu keluar? Kamu masih sakit, seharusnya kamu istirahat saja. Biar aku dan kak Arsen yang mengurus laki-laki itu agar pergi dari sini." ucap Julia dengan nada khawatir pada sahabat karibnya itu

"Tenang saja, aku masih cukup mampu untuk menghadapi masalah yang ada." sahut Eva sembari tersenyum tipis pada sahabatnya. Lalu, dia menatap Ardian dengan sendu.

"Aku sudah cukup menderita, Mas Ardian," suara Eva akhirnya terdengar. Lembut, namun setiap katanya menggoreskan luka. "Aku bertahan... aku mencoba memahami... tapi kamu terus memilih jalanmu sendiri. Kamu memilih dia."

Gerbang telah di buka sejak Arsen menemui Ardian tadi. Dan Ardian melangkah maju, tapi Eva mundur selangkah, menjaga jarak.

"Kamu bilang aku istrimu. Tapi saat aku menangis, kamu tidak ada. Saat aku rapuh, kamu memilih pergi ke pelukannya," lanjut Eva.

Air mata menetes di pipi pucatnya, tapi dia tetap berdiri tegar. "Kalau kamu benar-benar mencintaiku, lepaskan aku, Mas Ardian. Biar aku bisa menemukan diriku lagi. Biar aku bisa hidup tanpa luka yang kamu tinggalkan."

Ardian terdiam, terpaku pada kenyataan pahit itu. Hatinya hancur, tapi dia tahu... dia tidak punya hak lagi untuk memaksa.

"Pergilah, Mas Ardian. Aku tidak akan pernah kembali."

"Tidak, Eva. Aku tidak ingin meninggalkan kamu. Aku menyesal, tapi berikan aku kesempatan. Aku akan berlaku adil. Misalnya, empat hari aku di rumah kita bersama mu. Dan tiga hari aku di rumah Lisna. Bagaimana?"

Eva terkekeh kecil mendengar ucapan suaminya tersebut. Dengan mudahnya, suaminya ingin dia dan istri siri suaminya berbagi hari, waktu dan cinta. Dia mencintai sepenuh hati, sedangkan suaminya malah berbagi hati. Bukankah ini terdengar tidak adil?

Sedangkan Arsen, tangannya mengepal kuat tanpa dia sadari. Dia sangat benci dengan kalimat yang keluar dari mulut Ardian. Segampang itu Ardian mengatakan ingin kembali dan berlaku adil. Tidak ada laki-laki yang bisa berlaku adil. Semua nya akan berat sebelah.

Sementara itu, Julia meradang mendengar ucapan Ardian. "Laki-laki tidak tahu diri, tidak ada perempuan yang mau berbagi suami. You are so stupid, Ardian! Aku enggak habis pikir dengan pemikiran kamu!" sentak Julia

"Apakah kamu sangat senang saat melihat aku terluka, Mas Ardian?" tanya Eva dengan tatapan sedih, namun sorot matanya tidak berbohong, jika dia sangat terluka dan kecewa dengan ucapan suaminya.

"Tidak! Melihat mu terluka, aku pun merasakan hal yang sama." jawab Ardian cepat

"Kalau begitu, tinggalkan tempat ini. Jika tidak, maka aku akan pergi untuk selamanya dari dunia ini. Dan kamu bisa melihat jasad ku yang terbujur kaku."

"Jangan!" seru Ardian. Lalu dia memejamkan matanya, menahan gejolak emosi yang hampir meledak. Dengan langkah berat, dia akhirnya berbalik, meninggalkan halaman rumah itu... meninggalkan Eva... meninggalkan semua kenangan yang dulu pernah mereka rajut bersama.

Julia memeluk Eva erat-erat, mencoba menguatkannya. Sementara Arsen berdiri di samping mereka, mengawasi Ardian yang perlahan menghilang dan masuk ke dalam mobil.

Dalam hatinya, entah mengapa Arsen berjanji lagi—lebih kuat kali ini—bahwa dia akan menjaga Eva. Dengan segala kekuatannya.

Karena kini, Eva sudah bebas. Tapi luka di hatinya... masih membutuhkan waktu untuk sembuh.

***

1
Nur Nuy
rasain suami penghianat , tunggu tanggal mainnya bakalan nyesel lu seumur hidup lepasin eva😡😏
Mardathun Shalehah: jangan lupa hadir yaa di persidangan/Facepalm/
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
kata nenek, bertengkar di pagi hari itu nggak bagus lho
Mardathun Shalehah: kalau malam bagus gak 🤧🤣
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
ish aku paling benci kalau macet apalagi kalau pakai mobil manual, hmm, capek banget dan bikin esmosi, eh emosi
Mardathun Shalehah: sabar 🤧🤣
total 1 replies
Nur Nuy
sabar eva sabarr hempaskan penghianat itu
Mardathun Shalehah: buset dah 🤣🤣
Nur Nuy: ke kandang singa author 🤣🤣🤣
total 3 replies
Nur Nuy
tidak semudah itu fer Ferguso
Mardathun Shalehah: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus iklan 👍
Mardathun Shalehah: /Joyful//Facepalm/
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
iya tega banget ish!
Mardathun Shalehah: sabar /Joyful//Shy/
total 1 replies
Nur Nuy
semangat eva ayo kamu bangkit lupakan penghianat itu
Mardathun Shalehah: semangat ❤️
total 1 replies
yuni ati
Keren
Mardathun Shalehah: makasih kk ❤️
total 1 replies
Nur Nuy
lanjutkan
Mardathun Shalehah: oke ❤️
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
keren narasinya 🥰
Mardathun Shalehah: Makasih kak 🥰
total 1 replies
Nur Nuy
yaampun kasian banget eva nya, sedih banget lanjutkan Thor seru
Mardathun Shalehah: Makasih dukungan nya kk ❤️
total 1 replies
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍 salam kenal 🙏
Mardathun Shalehah: Salam kenal juga kak 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!